Lompat ke isi

Amik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stevenismus (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(27 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Amict.jpg|jmpl|Sehelai amik]]
'''Amik''' adalah [[vestimentum]] liturgis yang terutama digunakan dalam [[Gereja Katolik Roma]], beberapa [[Gereja Anglikan]], dan [[Gereja Katolik Armenia|Gereja Armenia]]. Amik berupa sehelai kain putih persegi emapat atau oblong, berbahan linen, dengan sambungan seperti pita, yang berfungsi sebagai simpul untuk mengencangkannya di seputar pundak imam. Sebagaimana vestimentum keimaman lainnya, amik harus diberkati terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan dari amik sebenarnya adalah sebagai penutup pundak, atau aslinya sebagai penutup kepala dari si pengguna.
'''Amik''' ({{lang-nl|Amict}}) adalah [[vestimentum]] yang digunakan dalam ibadat [[Gereja Katolik Roma]], [[Gereja Katolik Armenia]], [[gereja Katolik Nasional Polandia]], [[Lutheranisme|gereja Lutheran]], dan sejumlah [[gereja Anglikan]].


== Uraian ==
Sebelum reformasi liturgis tahun [[1972]], amik wajib dikenakan dalam setiap [[Misa]] Gereja Katolik [[Ritus Latin]], namun sekarang ini amik hanya wajib dikenakan jika alba yang dikenakan [[imam]] tidak sepenuhnya menutupi pakaian sehari-harinya, terutama pada bagian kerahnya. Banyak imam yang memilih untuk mengenakan amik dengan alasan tradisi, atau dengan alasan untuk melindungi vestimentum lainnya dari keringat. Amik tidak dikenakan oleh rohaniwan yang jabatannya di bawah subdiakon.
Amik berwujud sehelai kain putih dengan tali mirip pita pada dua ujungnya. Amik dipakai menutupi pundak imam, dan dikencangkan dengan bantuan tali-talinya. Sebelum reformasi liturgi tahun 1972, amik wajib dikenakan setiap kali imam merayakan [[misa]], tetapi sekarang ini hanya diwajibkan jika [[alba]] tidak seluruhnya menutupi pakaian sehari-hari [[imam]]. Banyak imam yang memutuskan untuk senantiasa mengenakan amik bilamana merayakan misa, baik demi melestarikan tradisi maupun untuk mencegah keringat merusak [[vestimentum]] lain.


Beberapa ordo biarawan, seperti Dominikan dan Fransiskan, serta beberapa ordo lain yang seragamnya memiliki tudung, kerap mengenakan Amik setelah terlebih dahulu memasang tudungnya. Imam, atau petugas liturgi, kemudian mengencangkan pita pada Amik - bersilang di dada - lalu disimpulkan di punggungnya. [[Alba]] dikenakan setelah tudung/Amik, lalu dikencangkan. Tudung/amik tadi kemudian dibiarkan menjuntai menutupi kerah.
[[mendikan|Tarekat-tarekat fakir]], seperti tarekat Dominikan dan tarekat Fransiskan, serta sejumlah tarekat lain yang habitnya bertudung, sering kali mengenakan amik dengan tudung dalam keadaan terpasang di kepala. Setelah disampirkan menutupi pundak, tali-talinya ditarik menyilang dada, disilangkan di punggung, lantas diikat ujung-ujungnya di atas perut. Setelah alba dikenakan, barulah tudung habit dilepas dari kepala.


Dalam beberapa ritus [[Abad Pertengahan]], misalnya ritus [[Sarum]], amik diberi pita tebal yang lebar dari bahan brokat atau hiasan lainnya, sehingga tampak seperti kerah tinggi. Amik seperti ini disebut ''amik berhiasan''. Kebiasaan ini ditinggalkan di Roma sekitar akhir abad ke-15, namun lebih lama bertahan di bagian lain Eropa. Pada tahun 1907, kebiasaan ini tidak lagi ditolerir dalam liturgi Katolik Roma, namun masih eksis dalam banyak komunitas Anglikan.
Dalam beberapa tata ibadat [[Abad Pertengahan]], misalnya [[ritus Sarum]], amik memiliki pita tebal dan lebar yang terbuat dari brokat atau bahan hiasan lain, sehingga tampak seperti kerah tinggi. Amik semacam ini disebut ''amik berhiasan''. Kendati sudah tidak dipakai lagi di Roma sejak sekitar akhir abad ke-15, amik jenis ini masih dipakai di tempat-tempat lain di Eropa. Pada tahun 1907, pemakaian amik berhiasan tidak lagi dibenarkan dalam Gereja Katolik, tetapi masih dipakai oleh komunitas-komunitas [[Anglikanisme|Anglikan]] dan [[Lutheranisme|Gereja]] [[Gereja Swedia|Swedia]].<ref>{{cite web|url=https://www.svenskakyrkan.se/vasterasstift/prastens-skrud|title=Prästens skrud|trans-title=|language=|website=SvenskaKyrkan.se|access-date=14 Januari 2018}}</ref><ref>{{cite web|url=http://bibblansvarar.se/svar/vad-heter-det-veta-som-praster|title=Vad kallas det vita präster har runt halsen?|trans-title=|language=|website=BibblanSvarar.se|access-date=14 Januari 2018|archive-date=2012-11-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20121118015432/http://bibblansvarar.se/svar/vad-heter-det-veta-som-praster|dead-url=yes}}</ref>


Yang menarik adalah, amik mirip kerah ini menyebar sampai ke [[Gereja Ortodoks Armenia]]. Amik jenis ini tetap dipertahankan sebagai bagian normal dari vestimentum imam Gereja itu, dan disebut ''varkas''.
Pemakaian amik mirip kerah lebar ini menyebar sampai ke [[Gereja Apostolik Armenia|Gereja Armenia]], dan sampai sekarang masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kelengkapan vestimentum imam [[Gereja Apostolik Armenia|Ortodoks Armenia]].


Pada saat mengenakan amik, pertama-tama imam membentangkan amik di atas kepalanya (seperti tudung), kemudian melilitkannya ke sekeliling pundak. Selama melakukan tindakan ini, dia mengucapkan sebuah doa singkat yang isinya memohon Allah untuk mengenakan padanya "helm keselamatan".
Bilamana mengenakan amik, imam mula-mula menyampirkannya pada kepala laksana tudung, kemudian dilingsirkan ke pundak, dan menarik tali-talinya menyilang dada. Sambil melakukan gerakan-gerakan ini, ia mengucapkan doa singkat sebagai berikut:
{{quote|''Impone, Domine, capiti meo galeam salutis, ad expugnandos diabolicos incursus''<br>(Pasanglah, ya Tuhan, pada kepalaku, ketopong keselamatan, supaya aku berdaya mematahkan serangan iblis)}}


==Sumber dan referensi==
== Rujukan ==
{{reflist}}
*{{Catholic}} [http://www.newadvent.org/cathen/01428c.htm]


== Bacaan lebih lanjut ==
[[Kategori:Kristen]]
{{commonscat}}
[[Kategori:Katolik]]
{{refbegin|35em|indent=yes}}
[[Kategori:Anglikanisme]]
: {{cite encyclopedia
[[Kategori:Vestimentum]]
|year=1911
|title=[[s:1911 Encyclopædia Britannica/Amice|Amice]]
|editor-last=Chisholm
|editor-first=Hugh
<!--|editor-link=Hugh Chisholm-->
|encyclopedia=[[Encyclopædia Britannica]]
|edition=ke-11
|volume=1
|location=New York
|publisher=Encyclopædia Britannica
}}
: {{cite encyclopedia
|last=Thurston
|first=Herbert
<!--|author-link=Herbert Thurston-->
|year=1907
|title=[[s:Catholic Encyclopedia (1913)/Amice|Amice]]
|editor1-last=Herbermann
|editor1-first=Charles G.
<!--|editor1-link=Charles George Herbermann-->
|editor2-last=Pace
|editor2-first=Edward A.
|editor2-link=Edward A. Pace
|editor3-last=Pallen
|editor3-first=Condé B.
|editor3-link=Condé Benoist Pallen
|editor4-last=Shahan
|editor4-first=Thomas J.
|editor4-link=Thomas Joseph Shahan
|editor5-last=Wynne
|editor5-first=John J.
|encyclopedia=[[Catholic Encyclopedia]]
|volume=1
|location=New York
|publisher=The Encyclopedia Press
|publication-date=1913
|pages=428–429
}}
{{refend}}


{{Peralatan liturgi Katolik}}
[[de:Amikt]]

[[es:Amito]]
[[fr:Amict]]
[[Kategori:Vestimentum]]
[[en:Amice]]
[[it:Amitto]]
[[nl:Amict]]
[[no:Amikt]]
[[ru:Амикт (облачение)]]
[[sv:Amictus]]

Revisi terkini sejak 1 Februari 2021 15.12

Sehelai amik

Amik (bahasa Belanda: Amict) adalah vestimentum yang digunakan dalam ibadat Gereja Katolik Roma, Gereja Katolik Armenia, gereja Katolik Nasional Polandia, gereja Lutheran, dan sejumlah gereja Anglikan.

Amik berwujud sehelai kain putih dengan tali mirip pita pada dua ujungnya. Amik dipakai menutupi pundak imam, dan dikencangkan dengan bantuan tali-talinya. Sebelum reformasi liturgi tahun 1972, amik wajib dikenakan setiap kali imam merayakan misa, tetapi sekarang ini hanya diwajibkan jika alba tidak seluruhnya menutupi pakaian sehari-hari imam. Banyak imam yang memutuskan untuk senantiasa mengenakan amik bilamana merayakan misa, baik demi melestarikan tradisi maupun untuk mencegah keringat merusak vestimentum lain.

Tarekat-tarekat fakir, seperti tarekat Dominikan dan tarekat Fransiskan, serta sejumlah tarekat lain yang habitnya bertudung, sering kali mengenakan amik dengan tudung dalam keadaan terpasang di kepala. Setelah disampirkan menutupi pundak, tali-talinya ditarik menyilang dada, disilangkan di punggung, lantas diikat ujung-ujungnya di atas perut. Setelah alba dikenakan, barulah tudung habit dilepas dari kepala.

Dalam beberapa tata ibadat Abad Pertengahan, misalnya ritus Sarum, amik memiliki pita tebal dan lebar yang terbuat dari brokat atau bahan hiasan lain, sehingga tampak seperti kerah tinggi. Amik semacam ini disebut amik berhiasan. Kendati sudah tidak dipakai lagi di Roma sejak sekitar akhir abad ke-15, amik jenis ini masih dipakai di tempat-tempat lain di Eropa. Pada tahun 1907, pemakaian amik berhiasan tidak lagi dibenarkan dalam Gereja Katolik, tetapi masih dipakai oleh komunitas-komunitas Anglikan dan Gereja Swedia.[1][2]

Pemakaian amik mirip kerah lebar ini menyebar sampai ke Gereja Armenia, dan sampai sekarang masih menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kelengkapan vestimentum imam Ortodoks Armenia.

Bilamana mengenakan amik, imam mula-mula menyampirkannya pada kepala laksana tudung, kemudian dilingsirkan ke pundak, dan menarik tali-talinya menyilang dada. Sambil melakukan gerakan-gerakan ini, ia mengucapkan doa singkat sebagai berikut:

Impone, Domine, capiti meo galeam salutis, ad expugnandos diabolicos incursus
(Pasanglah, ya Tuhan, pada kepalaku, ketopong keselamatan, supaya aku berdaya mematahkan serangan iblis)

  1. ^ "Prästens skrud". SvenskaKyrkan.se. Diakses tanggal 14 Januari 2018. 
  2. ^ "Vad kallas det vita präster har runt halsen?". BibblanSvarar.se. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-18. Diakses tanggal 14 Januari 2018. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Amice". Encyclopædia Britannica. 1 (edisi ke-ke-11). New York: Encyclopædia Britannica. 
Thurston, Herbert (1907). "Amice". Dalam Herbermann, Charles G.; Pace, Edward A.; Pallen, Condé B.; Shahan, Thomas J.; Wynne, John J. Catholic Encyclopedia. 1. New York: The Encyclopedia Press (dipublikasikan tanggal 1913). hlm. 428–429.