Lompat ke isi

Keterampilan berbicara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bicara Kontrib (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
k ←Mengalihkan ke Retorika
Tag: Pengalihan baru Suntingan visualeditor-wikitext
 
Baris 1: Baris 1:
#ALIH[[Retorika]]
[[Berkas:Pidato Rektor di sidang senat terbuka.jpg|jmpl|Pidato Rektor di sidang senat terbuka]]
{{Gabung|retorika}}
'''Keterampilan berbicara''' atau [[retorika]] adalah [[seni]] tentang berbicara berbicara yang dimiliki seseorang. Seni [[berbicara]] ini dimiliki seseorang secara alami ataupun dengan menggunakan latihan khusus.<ref name="rujukan1">{{cite book|author=Henry Guntur Tarigan|title=Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa|year=1979|publisher=Angkasa|place=Bandung}}</ref> Keterampilan berbicara ini merupakan [[seni]] tentang [[berbicara]] yang merupakan sarana [[komunikasi]] dengan bahasa lisan meliputi proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan tujusan melaporkan, menghibur, atau meyakinkan orang lain.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=96}}</ref>

Dalam proses penyampaian gagasan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=97}}</ref>
* pembicara
* lawan bicara (penyimak)
* lambang (bahasa lisan)
* pesan, maksud, gagasan, atau ide

== Bentuk ==
* Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di mana hanya ada seorang yang berbicara.Bentuk [[monologika]] yang paling penting adalh proses penyampaian gagasan atau ide kepada orang lain di depan umum, contonya berpidato.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Dialogika
Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog,dimana dua orang atau lebih, berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.Bentuk [[dialogika]] yang paling penting adalah diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

== Prinsip umum dalam berbicara ==
Dalam kegiatan [[berbicara]] tentu terdapat hal yang mendasari di dalamnya, terdapat beberapa prinsip pokok, anatara membutuhkan paling sedikit dua orang, menggunakan bahasa yang dipahami bersama, mengakui atau menerima daerah referensi umum, merupakakn proses tukar pikiran antarpartisipan, peyampaian gagasan dengan tujuan melaporkan, menghibur, dan meyakinkan seseorang.<ref name="rujukan1">{{cite book|author=Henry Guntur Tarigan|title=Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa|year=1979|publisher=Angkasa|place=Bandung|page=15}}</ref>

== Landasan ==
* Situasi
Kegiatan [[berbicara]] dapat terjadi dalam siituasi, kondisi,suasana,dan lingkungan tertentu.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref> Situasi yang dimaksud adalah berbicara secara [[formal]] (resmi) atau [[informal]] (tidak resmi).<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref>

* Tujuan
Tujuan dari penyampaian gagasan atau ide dalam keterampilan berbicara adalah untuk memperoleh respon atau tanggapan dari lawan bicara.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref> Tujuan dari peyampaian gagasan adalah melaporkan, menghibur, dan meyakinkan seseorang.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref>

* Metode Penyampaian
Terdapat empat cara atau metode penyampaian yang dapat dilakukan seseorang pada waktu [[berbicara]], yaitu penyampaian berdasarkan naskah atau [[manuskrip]] penyampaian berdasarkan catatan kecil atau [[ekstemporer]], penyampaian gagasan berdasarkan hafalan [[memoriter]], penyampaian gagasan secara mendadak dan serta merta atau [[impromtu]].<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref>

* Penyimak
Pembicara yang baik tentu akan bersifat [[komunikatif]] terhadap lawan bicara.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref> Dalam penyampaian gagasan atau ide pembicara harus memperhatikan siapa penyimak dari pembicaraan tersebut, supaya materi yang disampaikan dapat diterima secara berimbang.<ref name="rujukan2">{{cite book|author=Drs. Yusuf Zainal Abidin, MM|title=Pengantar Retorika|year=2013|publisher=Pustaka Setia|place=Bandung|page=102}}</ref>

== Sarana dalam berbicara ==
Dua sarana yang dapat dipergunakan dalam keterampilan berbicara untuk efektivitas komunikasi [[retoris]], yaitu:<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

1. Mendengarkan
Mendengar adalah sikap yang penting dalam proses [[dialog]] dan [[diskusi]].<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref> Setiap peserta dalam [[diskusi]] selalu berganti peranan antara berbicara dan mendengar.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

2. Taktik-taktik Retoris
Dalam uraian berikut ini akan dijelaskan sejumlah taktik yang dapat membantu untuk mencapai sasaran dan tujuan secara efektif dalam proses komunikasi [[retoris]].<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

a. Taktik Afirmasi
* Taktik "Ya"
Menurut taktik ini, pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga lawan bicara hanya dapat menjawab:”Ya”, dan perlahan-lahan menuntunnya kepada kesimpulan akhir yang jelas atau mengejutkan, yang harus diterima tanpa syarat.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>
* Taktik Mengulang
Pembicara berusaha untuk menyampaikan pikiran dan idenya secara terus-menerus, gaya ini dapat menyebabkan lawan bicara menaruh perhatian kepada ide yang dianjurkan, dan berusaha mengolah ide itu.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Sugesti
Taktik ini bermaksud mempermudah lawan bicara untuk menyetujui pikiran, anjuran dan hasil pertimbangan kita.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

b. Taktik Ofensif
* Taktik Antisipasi
Sementara lawan bicara menyampaikan pendapat, kita sudah mengantisipasi kelemahannya, sesudah itu kita langsung menjatuhkan pendapatnya dengan mengemukakan argumentasi kontra.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Mengagetkan
Lawan bicara menantang dengan satu pernyataan negatif, kita mengejutkan dia dengan satu jawaban balik dari sudut pandangan yang tak diduganya.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Bertanya Balik
Taktik ini melemparkan kepada lawan bicara satu pertanyaan balik yang menyebabkan dia menerima kekeliruannya sendiri.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Provokasi
Taktik ini memaksa lawan bicara untuk berbicara terus terang. Ini adalah satu model pertanyaan agresif, yang sering dipergunakan oleh para wartawan.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Mencakup
Taktik ini melihat argumentasi lawan dengan satu pengamatan yang mencakup dan lebih tinggi, sehingga dengan argumentasi itu sendiri dilemahkan dan tidak berlaku untuk dirinya sendiri.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Memotong
Taktik ini dipergunakan untuk mengontrol pembicara yang berbicara terlalu banyak, pembicaraannya dipotong dengan tiba-tiba dengan alasan untuk menyampaikan sesuatu yang penting.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

c. Taktik Negasi
* Taktik "tidak"
Taktik ini menyangkal pendapat lawan bicara secara langsung, karena menuntut penjelasan yang tuntas.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

* Taktik Kontradiksi
Taktik ini mengemukakan pernyataan kontradiktoris (pertentangan secara esensial) atas apa yang dikatakan lawan bicara.<ref name="rujukan3">{{cite book|author=Dori Wurwur|title=Retorika|year=1991|publisher=Kanisisus|place=Yogyakarta}}</ref>

== Referensi ==

Revisi terkini sejak 19 Juni 2023 15.11

Mengalihkan ke: