Lompat ke isi

Koefisien fenol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan ketik.
Tag: Pengembalian manual Suntingan visualeditor-wikitext
Taylorbot (bicara | kontrib)
::: organik-> senyawa organik | t=758 su=76 in=79 at=76 -- only 12 edits left of totally 89 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
Baris 5: Baris 5:
Waktu untuk menguji antibiotika adalah 18-24 jam, sedangkan untuk mata tidak mungkin selama itu.<ref name="jurnalunpad">{{cite journal|title=Penentuan Daya Hambat dari Suatu Sediaan yang Berpotensi Sebagai Antiseptik atau Desinfektan Terhadap Bakteri Uji|author=Dra. Hj. Dewi Rusmiati, Dra. Hj. Sulistianingsih, Dr. Tiana Milanda, Sri Agung F.K, M.Si|year=2009|location=Jatinangor}}</ref> Oleh karena itu, digunakan waktu tertentu dengan metode kontak secara [[konvensional]], waktu yang paling cepat adalah 2,5 menit, paling lama 15 menit.<ref name="jurnalunpad"/> Kekuatan fenol untuk menguji desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5%.<ref name="jurnalunpad"/>
Waktu untuk menguji antibiotika adalah 18-24 jam, sedangkan untuk mata tidak mungkin selama itu.<ref name="jurnalunpad">{{cite journal|title=Penentuan Daya Hambat dari Suatu Sediaan yang Berpotensi Sebagai Antiseptik atau Desinfektan Terhadap Bakteri Uji|author=Dra. Hj. Dewi Rusmiati, Dra. Hj. Sulistianingsih, Dr. Tiana Milanda, Sri Agung F.K, M.Si|year=2009|location=Jatinangor}}</ref> Oleh karena itu, digunakan waktu tertentu dengan metode kontak secara [[konvensional]], waktu yang paling cepat adalah 2,5 menit, paling lama 15 menit.<ref name="jurnalunpad"/> Kekuatan fenol untuk menguji desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5%.<ref name="jurnalunpad"/>


[[Desinfektan]] digunakan di rumah sakit dan [[laboratorium]] harus diuji secara berkala untuk memastikan potensi dan kemanjuran.<ref name="web">{{en}} {{cite web|url=http://www.microrao.com/micronotes/pg/testing_of_disinfectants.pdf|author=Sridhar|title=Testing of disinfectants|accessdate=May 4 2014}}</ref> Sebagai desinfektan tertentu kehilangan potensi pada berdiri dan penambahan bahan [[organik]], keberhasilan mereka harus diuji.<ref name="web"/> Sementara metode tertentu membantu dalam memilih cairan yang tepat desinfektan untuk digunakan orang lain menguji efektivitas desinfektan sudah digunakan.<ref name="web"/> Beberapa metode membandingkan kinerja dengan fenol sedangkan metode lain hanya menyatakan jika disinfektan efektif atau tidak.<ref name="web"/>
[[Desinfektan]] digunakan di rumah sakit dan [[laboratorium]] harus diuji secara berkala untuk memastikan potensi dan kemanjuran.<ref name="web">{{en}} {{cite web|url=http://www.microrao.com/micronotes/pg/testing_of_disinfectants.pdf|author=Sridhar|title=Testing of disinfectants|accessdate=May 4 2014}}</ref> Sebagai desinfektan tertentu kehilangan potensi pada berdiri dan penambahan bahan [[Senyawa organik|organik]], keberhasilan mereka harus diuji.<ref name="web"/> Sementara metode tertentu membantu dalam memilih cairan yang tepat desinfektan untuk digunakan orang lain menguji efektivitas desinfektan sudah digunakan.<ref name="web"/> Beberapa metode membandingkan kinerja dengan fenol sedangkan metode lain hanya menyatakan jika disinfektan efektif atau tidak.<ref name="web"/>
== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada tahun 1868, [[Joseph Linster]], yang mungkin dipacu oleh karya [[Pasteur]] dalam sterilisasi panas serta dekontaminasi [[urin]], [[susu]], [[peralatan bedah]], dan perban, memulai eksperimennya dalam "bedah antiseptik".<ref name="bukuu">{{cite book|title=Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif|author=Barbara J. Gruendemann, Billie Fernsebner|publisher=EGC|year=2006|location=Jakarta}}</ref> Ia semula menggunakan [[asam karbolat]] (fenol) yang tidak diencerkan.<ref name="bukuu"/> Konsentrasi ini mennyebabkan [[iritasi]] luka yang cukup bermakna.<ref name="bukuu"/> Akhirnya ia menemukan bahwa setelah diencerkan 1:40, fenol masih efektif dan peradangan secara nyata berkurang.<ref name="bukuu"/> Ia melaporkan adanya penurunan angka [[infeksi]] di rumah sakit di [[Berlin]] 90% menjadi 15%.<ref name="bukuu"/> Hingga saat ini, fenol masih digunakan sebagai pembanding atau standar dalam penentuan kemempuan desinfektan.<ref name="bukuu"/>
Pada tahun 1868, [[Joseph Linster]], yang mungkin dipacu oleh karya [[Pasteur]] dalam sterilisasi panas serta dekontaminasi [[urin]], [[susu]], [[peralatan bedah]], dan perban, memulai eksperimennya dalam "bedah antiseptik".<ref name="bukuu">{{cite book|title=Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif|author=Barbara J. Gruendemann, Billie Fernsebner|publisher=EGC|year=2006|location=Jakarta}}</ref> Ia semula menggunakan [[asam karbolat]] (fenol) yang tidak diencerkan.<ref name="bukuu"/> Konsentrasi ini mennyebabkan [[iritasi]] luka yang cukup bermakna.<ref name="bukuu"/> Akhirnya ia menemukan bahwa setelah diencerkan 1:40, fenol masih efektif dan peradangan secara nyata berkurang.<ref name="bukuu"/> Ia melaporkan adanya penurunan angka [[infeksi]] di rumah sakit di [[Berlin]] 90% menjadi 15%.<ref name="bukuu"/> Hingga saat ini, fenol masih digunakan sebagai pembanding atau standar dalam penentuan kemempuan desinfektan.<ref name="bukuu"/>
Baris 16: Baris 16:
# Tidak bersifat [[racun]].<ref name="jurnalunpad"/>
# Tidak bersifat [[racun]].<ref name="jurnalunpad"/>
# Homogen.<ref name="jurnalunpad"/>
# Homogen.<ref name="jurnalunpad"/>
# Tidak bergabung dengan [[bahan organik]].<ref name="jurnalunpad"/>
# Tidak bergabung dengan [[Senyawa organik|bahan organik]].<ref name="jurnalunpad"/>
# Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar.<ref name="jurnalunpad"/>
# Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar.<ref name="jurnalunpad"/>
# Tidak menimbulkan [[karat]] dan warna.<ref name="jurnalunpad"/>
# Tidak menimbulkan [[karat]] dan warna.<ref name="jurnalunpad"/>

Revisi terkini sejak 4 Januari 2024 17.11

Hände-Desinfektionsmittel Braun Sterillium classic pure
Phenol substance photo

Koefisien fenol adalah perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan antimikrobial dibandingkan dengan fenol.[1] Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering digunakan untuk mematikan mikroorganisme.[1] Koefisien fenol yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa bahan antimikrobial tersebut kurang efektif dibandingkan fenol.[1] Sebaliknya, apabila koefisien fenol lebih dari 1 artinya bahan mikrobial tersebut lebih ampuh daripada fenol.[1] Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran tertinggi dari fenol yang mematikan mikroorganisme dalam sepuluh menit tetapi tidak mematikannya dalam lima menit terhadap pengenceran tertinggi bahan antimikrobial yang mematikan mikroorganisme dalam sepuluh menit tetapi tidak dalam lima menit.[1]

Waktu untuk menguji antibiotika adalah 18-24 jam, sedangkan untuk mata tidak mungkin selama itu.[2] Oleh karena itu, digunakan waktu tertentu dengan metode kontak secara konvensional, waktu yang paling cepat adalah 2,5 menit, paling lama 15 menit.[2] Kekuatan fenol untuk menguji desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5%.[2]

Desinfektan digunakan di rumah sakit dan laboratorium harus diuji secara berkala untuk memastikan potensi dan kemanjuran.[3] Sebagai desinfektan tertentu kehilangan potensi pada berdiri dan penambahan bahan organik, keberhasilan mereka harus diuji.[3] Sementara metode tertentu membantu dalam memilih cairan yang tepat desinfektan untuk digunakan orang lain menguji efektivitas desinfektan sudah digunakan.[3] Beberapa metode membandingkan kinerja dengan fenol sedangkan metode lain hanya menyatakan jika disinfektan efektif atau tidak.[3]

Pada tahun 1868, Joseph Linster, yang mungkin dipacu oleh karya Pasteur dalam sterilisasi panas serta dekontaminasi urin, susu, peralatan bedah, dan perban, memulai eksperimennya dalam "bedah antiseptik".[4] Ia semula menggunakan asam karbolat (fenol) yang tidak diencerkan.[4] Konsentrasi ini mennyebabkan iritasi luka yang cukup bermakna.[4] Akhirnya ia menemukan bahwa setelah diencerkan 1:40, fenol masih efektif dan peradangan secara nyata berkurang.[4] Ia melaporkan adanya penurunan angka infeksi di rumah sakit di Berlin 90% menjadi 15%.[4] Hingga saat ini, fenol masih digunakan sebagai pembanding atau standar dalam penentuan kemempuan desinfektan.[4]

Walaupun koefisien fenol ini digunakan untuk menguji desinfektan, koefisien fenol ini juga digunakan untuk menguji efisiensi kemampuan desinfektan tersebut membunuh jamur, untuk menentukan nilai germisidal atau kemampuannya untuk membunu jamur pada suatu senyawa murni, serta untuk menghitung nilai antiseptik.[5] Walaupun uji koefisien fenol ini digunakan untuk menguji kemampuan senyawa yang mirip dengan fenol, dalam tahun-tahun terakhir, hal tersebut telah berkembang secara bertahap.[5]

Ciri-ciri Desinfektan Ideal

[sunting | sunting sumber]
  1. Aktivitas antimikrobial, pada konsentrasi rendah harus mempunyai aktivitas antimikrobial dengan spektrum luas.[2]
  2. Kelarutan, harus dapat larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yang diperlukan untuk dapat digunakan secara efektif.[2]
  3. Stabilitas, perubahan yang terjadi pada substansi bila dibiarkan beberapa hari harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifat antimikrobialnya secara nyata.[2]
  4. Tidak bersifat racun.[2]
  5. Homogen.[2]
  6. Tidak bergabung dengan bahan organik.[2]
  7. Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar.[2]
  8. Tidak menimbulkan karat dan warna.[2]
  9. Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap.[2]
  10. Memiliki kemampuan sebagai deterjen/ pembersih[2]
  11. Tersedia dalam jumlah yang besar dengan harga yang pantas.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Lay BW. 1994. Analisis Mikrob di laboratorium. Jakarta: Grafindo. ISBN 979-421-388-8. Hlm.68.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n Dra. Hj. Dewi Rusmiati, Dra. Hj. Sulistianingsih, Dr. Tiana Milanda, Sri Agung F.K, M.Si (2009). "Penentuan Daya Hambat dari Suatu Sediaan yang Berpotensi Sebagai Antiseptik atau Desinfektan Terhadap Bakteri Uji". Jatinangor. 
  3. ^ a b c d (Inggris) Sridhar. "Testing of disinfectants" (PDF). Diakses tanggal May 4 2014. 
  4. ^ a b c d e f Barbara J. Gruendemann, Billie Fernsebner (2006). Buku Ajar: Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC. 
  5. ^ a b (Inggris) George F. Reddish. "Limitation of The Phenol Coefficients Test". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-04. Diakses tanggal May 4 2014.