Logos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Riiiv (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 7: Baris 7:
== Pemaknaan ==
== Pemaknaan ==
=== Dalam Filsafat ===
=== Dalam Filsafat ===
Pada abad 6 SM merupakan zaman acuan yang disebut zaman peralihan dari [[mitos]] ke logos.<ref name="Petualangan">Simon Petrus L.TJahjadi.Petualangan Intelektual, Konfrontasi dengan para filsuf dari zaman [[Yunani]] hingga Zaman Modern.Yogyakarta:BPK Kanisius, 2004.hal 16-17.</ref> Sebelumnya [[mitos]] alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi akibat kuasa [[gaib]] dan [[adikodrati]], para [[dewa-dewi]].<ref name="Petualangan" /> Seorang pemikir bernama [[Miletos]] dari Asia Kecil memahami bahwa dunia dan gejala di dalamnya tanpa bersandar pada [[mitos]] akan tetapi pada logos.<ref name="Petualangan" /> Melalui Logos mereka mencari prinsip [[rasional]] dan objek-ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia di dalamnya.<ref name="Petualangan" /> Manusia menerima kemampuan untuk mengerti diri sendiri dan untuk berpikir.<ref name="Karya Lengkap Driyarkara">A. Sudiarja, SJ dkk."Karya Lengkap Driyarkara, Esai-esai Filsafat Pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya".Jakarta:BPK Gramedia Pustaka Utama, 2006.hal 1099.</ref>
Pada abad 6 SM merupakan zaman acuan yang disebut zaman peralihan dari [[mitos]] ke logos.<ref name="Petualangan">Simon Petrus L.TJahjadi.Petualangan Intelektual, Konfrontasi dengan para filsuf dari zaman [[Yunani]] hingga Zaman Modern.Yogyakarta:BPK Kanisius, 2004.hal 16-17.</ref> Sebelumnya [[mitos]] [[alam semesta]] dan kejadian di dalamnya terjadi akibat kuasa [[gaib]] dan [[adikodrati]], para [[dewa-dewi]].<ref name="Petualangan" /> Seorang pemikir bernama [[Miletos]] dari Asia Kecil memahami bahwa dunia dan gejala di dalamnya tanpa bersandar pada [[mitos]] akan tetapi pada logos.<ref name="Petualangan" /> Melalui Logos mereka mencari prinsip [[rasional]] dan objek-ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia di dalamnya.<ref name="Petualangan" /> Manusia menerima kemampuan untuk mengerti diri sendiri dan untuk berpikir.<ref name="Karya Lengkap Driyarkara">A. Sudiarja, SJ dkk."Karya Lengkap Driyarkara, Esai-esai Filsafat Pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya".Jakarta:BPK Gramedia Pustaka Utama, 2006.hal 1099.</ref>
Istilah logos juga dipakai oleh aliran [[Stoa]] dengan mengikuti [[Herakleitos]] (abad ke 6 sM).<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Istilah tersebut dipakai untuk mengartikan kekuasaan atau tugas [[ilahi]] yang memberi kesatuan, pertalian dan makna pada alam semesta ([[logos spermatikos]]), manusia menjadikan selaras dengan dasar yang sama, dan manusia itu sendiri dikatakan mempunyai logos baik sebagai [[budi rasio]] ([[logos endiathetos]]) maupun sebagai kemampuan berbicara ([[logos proforikos]]).<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" />
Istilah logos juga dipakai oleh aliran [[Stoa]] dengan mengikuti [[Herakleitos]] (abad ke 6 sM).<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Istilah tersebut dipakai untuk mengartikan kekuasaan atau tugas [[ilahi]] yang memberi kesatuan, pertalian dan makna pada alam semesta ([[logos spermatikos]]), manusia menjadikan selaras dengan dasar yang sama, dan manusia itu sendiri dikatakan mempunyai logos baik sebagai [[budi rasio]] ([[logos endiathetos]]) maupun sebagai kemampuan berbicara ([[logos proforikos]]).<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" />


Baris 13: Baris 13:
Dalam [[tradisi]] orang [[Israel]], ucapan seseorang dianggap dalam pengertian tertentu sebagai sebagian dari kedirian si pembicara yang mempunyai keberadaan sendiri yang nyata.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Maka ucapan atau [[Firman]] Allah dalam [[Alkitab]] ialah penyataan diri-Nya sendiri dan kata [[davar]] bisa menunjuk kepada berita-berita tersendiri yang diberikan kepada para [[nabi]], atau kepada isi pernyataan dalam keseluruhannya.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Kata itu ada dipakai 394 kali tentang komunikasi dari [[Allah]] kepada manusia.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> [[Davar]] mengandung [[kuasa]] yang serupa dengan kuasa Allah yang mengucapkannya (Yes 55:11), melaksanakan kehendak-Nya, [[davar]] lebih menunjuk kepada Firman Allah yang tertulis.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" />
Dalam [[tradisi]] orang [[Israel]], ucapan seseorang dianggap dalam pengertian tertentu sebagai sebagian dari kedirian si pembicara yang mempunyai keberadaan sendiri yang nyata.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Maka ucapan atau [[Firman]] Allah dalam [[Alkitab]] ialah penyataan diri-Nya sendiri dan kata [[davar]] bisa menunjuk kepada berita-berita tersendiri yang diberikan kepada para [[nabi]], atau kepada isi pernyataan dalam keseluruhannya.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> Kata itu ada dipakai 394 kali tentang komunikasi dari [[Allah]] kepada manusia.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" /> [[Davar]] mengandung [[kuasa]] yang serupa dengan kuasa Allah yang mengucapkannya (Yes 55:11), melaksanakan kehendak-Nya, [[davar]] lebih menunjuk kepada Firman Allah yang tertulis.<ref name="Ensiklopedi Alkitab A-L" />
=== Dalam Perjanjian Baru ===
=== Dalam Perjanjian Baru ===
Di dalam [[Perjanjian Baru]], kata logos dipakai dengan pengertian pesan [[Injil]] [[Kristen]] tentang Firman kehidupan (Fil 2:12) Firman kebenaran (Ef 1:13) kabar keselamatan (Kis 13:26), berita perdamaian (2 Kor 5:19) dan pemberitaan tentang [[salib]] (IKorint 1:18), dalam bahasa Yunani semuanya disebut logos.<ref name="Kamus Sejarah Gereja" /> Logos ialah amanat dari pihak Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, yang wajib diberitakan dan taati.<ref name="Kamus Sejarah Gereja">Dr.F.D.Wellem.Kamus Sejarah Gereja.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.hal 266.</ref>
Di dalam [[Perjanjian Baru]], kata logos dipakai dengan pengertian pesan [[Injil]] [[Kristen]] tentang Firman kehidupan (Fil 2:12) Firman kebenaran (Ef 1:13) kabar keselamatan (Kis 13:26), berita perdamaian (2 Kor 5:19) dan pemberitaan tentang [[salib]] (IKorint 1:18), dalam bahasa Yunani semuanya disebut logos.<ref name="Kamus Sejarah Gereja" /> Logos ialah amanat dari pihak Allah yang dinyatakan dalam [[Yesus]] Kristus, yang wajib diberitakan dan taati.<ref name="Kamus Sejarah Gereja">Dr.F.D.Wellem.Kamus Sejarah Gereja.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.hal 266.</ref>


Injil Yohanes ([[Yohanes 1:1]]) mengatakan bahwa sabda adalah pre-eksistensi, yakni sudah ada [[(= existere)]] dalam bahasa Latin sebelum [[(=prae)]] sebelum dunia diciptakan.<ref name="OFM Teologi Sistematika" /> Dengan perantaraan Sabda semuanya diciptakan, maka sabda tidak diciptakan.<ref name="OFM Teologi Sistematika" /> Logos/sabda tidak diciptakan dari ketiadaan, melainkan dilahirkan sejak kekal dari hakikat (=ousia: Yun) ilahi maka ia sehakikat [[(=homo ousios)]] dengan Bapa.<ref name="OFM Teologi Sistematika">Dr.Nico Syukur Dister.OFM Teologi Sistematika.Jakarta:Penerbit Kanisius.Yogyakarta, 2004.</ref>
Injil Yohanes ([[Yohanes 1:1]]) mengatakan bahwa sabda adalah pre-eksistensi, yakni sudah ada [[(= existere)]] dalam [[bahasa Latin]] sebelum [[(=prae)]] sebelum dunia diciptakan.<ref name="OFM Teologi Sistematika" /> Dengan perantaraan Sabda semuanya diciptakan, maka sabda tidak diciptakan.<ref name="OFM Teologi Sistematika" /> Logos/sabda tidak diciptakan dari ketiadaan, melainkan dilahirkan sejak kekal dari hakikat (=ousia: Yun) ilahi maka ia sehakikat [[(=homo ousios)]] dengan Bapa.<ref name="OFM Teologi Sistematika">Dr.Nico Syukur Dister.OFM Teologi Sistematika.Jakarta:Penerbit Kanisius.Yogyakarta, 2004.</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 28 November 2023 21.59

Logos, Tulisan Logos dalam huruf Yunani

Logos adalah salah satu konsep kunci di dalam agama Kristen. Kata Logos atau dalam bahasa ibrani davar, sangat erat hubungan dengan penciptaan, kristologi, soteriologi dan teologi.[1] Sosok Kristus sering kali diidentikkan dengan Logos atau firman Allah yang menjadi daging di dalam teologi Kristen.[1]

Definisi[sunting | sunting sumber]

Kata logos berasal dari bahasa Yunani yang berarti sabda atau buah pikiran yang diungkapkan dalam perkataan, pertimbangan nalar atau arti.[1] Dalam bahasa Ibrani davar berarti hal yang ada di belakang yang adalah firman kreatif Allah dan sejajar dengan sofia (hikmat), yaitu pengantara Allah dalam hubungan dengan ciptaan-Nya.[2] Kata ini dipakai dalam LXX (Septuaginta) untuk menterjemahkan davar berarti kata, tetapi kemudian berkembang dengan berbagai arti: dalam tata bahasa logos mengartikan kalimat yang lengkap dalam logika mengartikan suatu pernyataan yang berdasarkan kenyataan; dalam retorika mengartikan pidato yang tersusun secara tepat.[2]

Pemaknaan[sunting | sunting sumber]

Dalam Filsafat[sunting | sunting sumber]

Pada abad 6 SM merupakan zaman acuan yang disebut zaman peralihan dari mitos ke logos.[3] Sebelumnya mitos alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi akibat kuasa gaib dan adikodrati, para dewa-dewi.[3] Seorang pemikir bernama Miletos dari Asia Kecil memahami bahwa dunia dan gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos akan tetapi pada logos.[3] Melalui Logos mereka mencari prinsip rasional dan objek-ilmiah untuk menjelaskan keteraturan dunia dan posisi manusia di dalamnya.[3] Manusia menerima kemampuan untuk mengerti diri sendiri dan untuk berpikir.[4] Istilah logos juga dipakai oleh aliran Stoa dengan mengikuti Herakleitos (abad ke 6 sM).[1] Istilah tersebut dipakai untuk mengartikan kekuasaan atau tugas ilahi yang memberi kesatuan, pertalian dan makna pada alam semesta (logos spermatikos), manusia menjadikan selaras dengan dasar yang sama, dan manusia itu sendiri dikatakan mempunyai logos baik sebagai budi rasio (logos endiathetos) maupun sebagai kemampuan berbicara (logos proforikos).[1]

Dalam Perjanjian Lama[sunting | sunting sumber]

Dalam tradisi orang Israel, ucapan seseorang dianggap dalam pengertian tertentu sebagai sebagian dari kedirian si pembicara yang mempunyai keberadaan sendiri yang nyata.[1] Maka ucapan atau Firman Allah dalam Alkitab ialah penyataan diri-Nya sendiri dan kata davar bisa menunjuk kepada berita-berita tersendiri yang diberikan kepada para nabi, atau kepada isi pernyataan dalam keseluruhannya.[1] Kata itu ada dipakai 394 kali tentang komunikasi dari Allah kepada manusia.[1] Davar mengandung kuasa yang serupa dengan kuasa Allah yang mengucapkannya (Yes 55:11), melaksanakan kehendak-Nya, davar lebih menunjuk kepada Firman Allah yang tertulis.[1]

Dalam Perjanjian Baru[sunting | sunting sumber]

Di dalam Perjanjian Baru, kata logos dipakai dengan pengertian pesan Injil Kristen tentang Firman kehidupan (Fil 2:12) Firman kebenaran (Ef 1:13) kabar keselamatan (Kis 13:26), berita perdamaian (2 Kor 5:19) dan pemberitaan tentang salib (IKorint 1:18), dalam bahasa Yunani semuanya disebut logos.[5] Logos ialah amanat dari pihak Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, yang wajib diberitakan dan taati.[5]

Injil Yohanes (Yohanes 1:1) mengatakan bahwa sabda adalah pre-eksistensi, yakni sudah ada (= existere) dalam bahasa Latin sebelum (=prae) sebelum dunia diciptakan.[6] Dengan perantaraan Sabda semuanya diciptakan, maka sabda tidak diciptakan.[6] Logos/sabda tidak diciptakan dari ketiadaan, melainkan dilahirkan sejak kekal dari hakikat (=ousia: Yun) ilahi maka ia sehakikat (=homo ousios) dengan Bapa.[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i J.D.Douglas."Ensiklopedi Alkitab".Jakarta.Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF.1992.hal 315.
  2. ^ a b A. Heuken.SJ."Ensiklopedi Gereja".Jakarta.Yayasan Cipta Loka Caraka.2005.hal 149.
  3. ^ a b c d Simon Petrus L.TJahjadi.Petualangan Intelektual, Konfrontasi dengan para filsuf dari zaman Yunani hingga Zaman Modern.Yogyakarta:BPK Kanisius, 2004.hal 16-17.
  4. ^ A. Sudiarja, SJ dkk."Karya Lengkap Driyarkara, Esai-esai Filsafat Pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya".Jakarta:BPK Gramedia Pustaka Utama, 2006.hal 1099.
  5. ^ a b Dr.F.D.Wellem.Kamus Sejarah Gereja.Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2006.hal 266.
  6. ^ a b c Dr.Nico Syukur Dister.OFM Teologi Sistematika.Jakarta:Penerbit Kanisius.Yogyakarta, 2004.