Lompat ke isi

Tumpang negeri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pelaksanaan: clean up
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Tumpang negeri.jpg|jmpl|Upacara tumpang negeri, Kalimantan Barat|ka|250px]]


'''Tumpang Negeri''' merupakan kegiatan yang berawal dari kearifan lokal orang [[Melayu]] atau orang laut di [[Kabupaten Landak]], [[Kalimantan Barat]].<ref name="Asep Haryono">{{cite web| url= http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kapuas/14183-budaya-tumpang-negeri.html| title= ''Budaya Tumpang Negeri''| publisher= pontianakpost.com| accessdate= 1 Juni 2014.17.30| archive-date= 2014-06-05| archive-url= https://web.archive.org/web/20140605051723/http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kapuas/14183-budaya-tumpang-negeri.html| dead-url= yes}}</ref>
'''Tumpang Negeri''' merupakan kegiatan yang berawal dari kearifan lokal orang [[Melayu]] atau orang laut di [[Kabupaten Landak]], [[Kalimantan Barat]].<ref name="Asep Haryono">{{cite web| url= http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kapuas/14183-budaya-tumpang-negeri.html| title= ''Budaya Tumpang Negeri''| publisher= pontianakpost.com| accessdate= 1 Juni 2014.17.30| archive-date= 2014-06-05| archive-url= https://web.archive.org/web/20140605051723/http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kapuas/14183-budaya-tumpang-negeri.html| dead-url= yes}}</ref>

Revisi terkini sejak 9 Oktober 2023 08.15

Tumpang Negeri merupakan kegiatan yang berawal dari kearifan lokal orang Melayu atau orang laut di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.[1]

Pelaksanaan

[sunting | sunting sumber]

Upacara Tumpang Negeri meliputi buang telur ke air, antar bubur abang, mencuci barang pusaka Keraton Ismahayana Landak, membuat dan mengantar tumpeng, sedekah kampung selama tiga hari berturut-turut, yasinan, ziarah ke makam Raden Abdul Khara, Ratu Bongkok, dan Riam Serawak.[2] Dalam prosesi ini Pangeran Landak yang ke-39 dibantu seorang pawang menghaturkan sesajian nasi pulut atau nasi kuning untuk mencegah pengaruh buruk dari ritual Tumpang Negeri.[3] Tumpang Negeri sebagai lambang penghormatan dan permohonan kepada leluhur mereka dengan membuang sesajian di sungai.[3] Masyarakat percaya akan hal ini dengan membuang tujuh macam makanan di sungai sebagi sesaji.[3] Sesaji tersebut dipercayai masyarakat Landak sebagai simbol kesuburan tanah yang dibawa oleh air sungai.[3] Beberapa persembahan disediakan dengan maksud meminta keselamatan bagi seluruh umat.[3] Wujud keselamatan tersebut dalam bentuk perahu rakit.[3] Dalam kepercayaan masyarakat Landak, roh-roh jahat yang singgah perlu diantar pergi agar tak menimbulkan malapetaka.[3] Ini adalah sebuah permohonan halus, agar roh gaib tak murka.[3] Perahu rakit yang ditaruh makanan atau sesaji tersebut dihanyutkan di muara sungai Landak dan Munggu, yakni sungai pertemuan di antara pusat bekas Kerajaan Landak dahulu.[3]

Tumpang Negeri mempunyai dua dimensi, yakni sebagai doa agar terhindar dari segala malapetaka, bencana, dan penyakit.[2] Selain itu, Tumpang Negeri juga sebagai permohonan keselamatan dan kesejahteraan agar pada masa depan, masyarakat Landak diberi kehidupan yang lebih baik.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Budaya Tumpang Negeri". pontianakpost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-05. Diakses tanggal 1 Juni 2014.17.30. 
  2. ^ a b c ""Tumpang Negeri" Landak Dimeriahkan Lagu Etnis". aktual.co. Diakses tanggal 3 Juni 2014.21.50. 
  3. ^ a b c d e f g h i "Tumpang Negeri, Penolak Bala Raja Landak". Liputan6.com. liputan6.com. Diakses tanggal 2 Juni 2014.22.00.