Si Pitung: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Film Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
Baris 23: | Baris 23: | ||
Akibat dari hal ini, si Pitung dan kawanannya menjadi buronan “kompenie”. Hal ini menarik perhatian komisaris polisi yang bernama Van Heyne (Schout Van Heyne, Van Heijna, Scothena, atau Tuan Sekotena). Secara resmi, menurut Van Till (1996), nama petugas polisi tersebut bernama A.W. Van Hinne yang pernah bertugas di Batavia dari tahun 1888 - 1912. Menurut catatan kepolisian Belanda, Van Hinne memulai karier sebagai pegawai klerikal Pemerintah Belanda, kemudian menjadi Deputi Kehutanan, dan Polisi di beragam tempat di Indonesia. Van Hinne menderita sakit yang serius sesudah dikembalikan ke Eropa untuk penyembuhan. Pada akhir tahun 1880, Van Hinne menjadi seorang Perwira Polisi di Batavia (Stambock van Burgerlijke Ambtenaren in Nederlandsch-Indie en Gouvernements Marine, ARA (Aigemeen Rijksarchief), Den Haag, register T.f. 274). Van Hinne segera memburu Si Pitung dengan membabi buta. Akhirnya dia dapat menangkap Pitung, tetapi kemudian Si Pitung berhasil melarikan diri dari tahanan ka-Demangan Meester Cornelis. Van Till (1996) menyatakan bahwa Si Pitung mampu bebas dengan kekuatan sihir, tetapi menurut versi Film Si Pitung (1970), Si Pitung lepas dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.<ref name="Kebenaran Si Pitung">[http://historia.co.id/?d=1280 Mencari Sejarah Si Pitung] historia.co.id</ref> |
Akibat dari hal ini, si Pitung dan kawanannya menjadi buronan “kompenie”. Hal ini menarik perhatian komisaris polisi yang bernama Van Heyne (Schout Van Heyne, Van Heijna, Scothena, atau Tuan Sekotena). Secara resmi, menurut Van Till (1996), nama petugas polisi tersebut bernama A.W. Van Hinne yang pernah bertugas di Batavia dari tahun 1888 - 1912. Menurut catatan kepolisian Belanda, Van Hinne memulai karier sebagai pegawai klerikal Pemerintah Belanda, kemudian menjadi Deputi Kehutanan, dan Polisi di beragam tempat di Indonesia. Van Hinne menderita sakit yang serius sesudah dikembalikan ke Eropa untuk penyembuhan. Pada akhir tahun 1880, Van Hinne menjadi seorang Perwira Polisi di Batavia (Stambock van Burgerlijke Ambtenaren in Nederlandsch-Indie en Gouvernements Marine, ARA (Aigemeen Rijksarchief), Den Haag, register T.f. 274). Van Hinne segera memburu Si Pitung dengan membabi buta. Akhirnya dia dapat menangkap Pitung, tetapi kemudian Si Pitung berhasil melarikan diri dari tahanan ka-Demangan Meester Cornelis. Van Till (1996) menyatakan bahwa Si Pitung mampu bebas dengan kekuatan sihir, tetapi menurut versi Film Si Pitung (1970), Si Pitung lepas dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.<ref name="Kebenaran Si Pitung">[http://historia.co.id/?d=1280 Mencari Sejarah Si Pitung] historia.co.id</ref> |
||
Kemudian, Hinne menekan Haji Naipin (Guru Si Pitung) untuk membuka rahasia kesaktian si Pitung. Akhirnya, diketahui kesaktian tersebut berupa “jimat”, sehingga Hinne dapat menangkap Si Pitung secara lebih cepat. Versi lainya menyatakan bahwa Pitung dikhianati oleh temannya sendiri (kecuali Dji-ih) walaupun versi ini diragukan kebenarannya. Tetapi menurut versi film Si Pitung Banteng Betawi (1971), ia dikhianati oleh Somad yang memberitahukan kelemahan Pitung untuk mengambil “jimatnya”. Kisah lainnya menyatakan bahwa Pitung telah diambil “Jimat Keris”-nya sehingga kesaktiannya menjadi lemah. Versi lainnya mengatakan bahwa kesaktian Pitung hilang setelah dipotong rambut, dan juga versi lain mengatakan bahwa kesaktiannya hilang karena seseorang melemparkan telur. Akhirnya Pitung meninggal karena luka tembak Hinne (Berdasarkan versi Film Si Pitung, Pitung mati tertembak karena peluru emas). Sesudah Si Pitung meninggal, makamnya dijaga oleh tentara karena percaya bahwa Si Pitung akan bangkit dari kubur. Hal ini tersirat dari Rancak Si Pitung dalam Van Till (1996): |
|||
{| |
|||
|<poem>Si Pitung sudah mati dibilangin sama sanak sudaranya |
|||
Digotong di Kerekot Penjaringan kuburannya |
|||
Saya tau orang rumah sakit nyang bilangin |
|||
Aer keras ucusnya dikeringin |
|||
Waktu dikubur pulisi pade iringin |
|||
Jago nama Pitung kuburannya digadangin |
|||
Yang gadangin kuburannya Pitung dari sore ampe pagi |
|||
Kalo belon aplusan kaga ada nyang boleh pegi |
|||
Sebab yang gadangin waktu itu sampe pagi |
|||
Kabarnya jago Pitung dalam kuburan idup lagi |
|||
Yang gali orang rante mengaku paye |
|||
Belencong pacul itu waktu suda sedie</poem> |
|||
|style="padding-left:2em;"|<poem>Lantaran digali Tuan Besar kurang percaye |
|||
Dilongok dikeker bangkenye masi die |
|||
Memang waktu itu bangke Pitung diliat uda nyata |
|||
Dicitak di kantor, koran kantor berita |
|||
Ancur rumuk tulang iganya, bekas kena senjata |
|||
Nama Pitung suda mati Tuan Hena ke Tomang bikin pesta |
|||
Pesta itu waktu kelewat ramenya |
|||
Segala permaenan kaga larangannya |
|||
Tuju ari tuju malem pesta permisiannya |
|||
Sengaja bikin pesta mau tangkep kawan-kawannya |
|||
Nama Pitung mau ditangkep kawan-kawannya |
|||
</poem> |
|||
|} |
|||
== Robin Hood Betawi == |
== Robin Hood Betawi == |