Lompat ke isi

Ilias: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 290: Baris 290:
Karena ''hibris'', Agamemnon menampik harta tebusan Kriseis dan melukai harga diri Akhiles dengan mengambil kembali Briseis sebagai ganti rugi. ''Hibris'' memaksa Paris berlaga satu lawan satu dengan Menelaos. Agamemnon menghasut orang Akhaya untuk bertempur dengan cara menggugat harga diri Odiseus, Diomedes, dan Nestor. Ia bertanya, mengapa mereka bersikap pengecut dan menunggu-nunggu bantuan pada saat mereka seharusnya tampil memimpin penyerbuan. Meskipun kejadian-kejadian di dalam ''Ilias'' berfokus pada amarah Akhiles dan kerusakan yang ditimbulkannya, ''hibris''-lah bahan bakar yang membuat kedua-duanya terus membara.<ref>Thompson, Diane P. “Achilles’ Wrath and the Plan of Zeus.”</ref>
Karena ''hibris'', Agamemnon menampik harta tebusan Kriseis dan melukai harga diri Akhiles dengan mengambil kembali Briseis sebagai ganti rugi. ''Hibris'' memaksa Paris berlaga satu lawan satu dengan Menelaos. Agamemnon menghasut orang Akhaya untuk bertempur dengan cara menggugat harga diri Odiseus, Diomedes, dan Nestor. Ia bertanya, mengapa mereka bersikap pengecut dan menunggu-nunggu bantuan pada saat mereka seharusnya tampil memimpin penyerbuan. Meskipun kejadian-kejadian di dalam ''Ilias'' berfokus pada amarah Akhiles dan kerusakan yang ditimbulkannya, ''hibris''-lah bahan bakar yang membuat kedua-duanya terus membara.<ref>Thompson, Diane P. “Achilles’ Wrath and the Plan of Zeus.”</ref>


=== Amarah ===
=== Murka ===
[[File:Wrath of Achilles2.jpg|thumb|upright=1.15|''Amarah Akhiles'' (1819), karya Michel Drolling]]
[[File:Wrath of Achilles2.jpg|thumb|upright=1.15|''Murka Akhiles'' (1819), karya Michel Drolling]]


Kata pembuka cerita, {{lang|grc|μῆνιν}} (''mēnin''; [[kasus akusatif|aku.]] {{lang|grc|μῆνις}}, ''mēnis'', artinya "amarah, kemarahan, kemurkaan"), menjadi tema utama ''Ilias'', yakni "Amarah Akhiles".<ref>Rouse, W.H.D. (1938). ''The Iliad.'' hlm. 11.</ref> Amarah pribadinya dan harga diri keprajuritannya yang terluka menggulirkan cerita, karena mengakibatkan terpojoknya pihak Akhaya di medan perang, tewasnya Patroklos dan Hektor, serta kejatuhan kota Troya. Di dalam buku 1, tema amarah Akhiles pertama kali mengemuka di dalam pertemuan yang diprakarsainya, yakni pertemuan antara raja-raja Yunani dan [[Kalkhas]] si tukang tenung. Syahdan Raja Agamemnon telah merendahkan martabat Krises, pendeta Dewa Apolon di Troya, dengan menggertak dan mementahkan usaha sang pendeta menebus putrinya, Kriseis, sekalipun ditawari "hadiah yang tak terbilang banyaknya."<ref>Homer, ''Iliad'' 1.13 (Lattimore 1951).</ref> Sang pendeta yang terhina pun menyeru Dewa Apolon untuk menolongnya, maka Dewa Apolon menurunkan wabah yang mendera pihak Akhaya sembilan hari lamanya. Di dalam pertemuan tersebut, Akhiles menuding Agamemnon sebagai "orang yang paling serakah di antara manusia."<ref>Homer, ''Iliad'' 1.122 (Lattimore 1951).</ref> Agamemnon membalas tudingannya dengan perkataan berikut ini:
Kata pembuka cerita, {{lang|grc|μῆνιν}} (''mēnin''; [[kasus akusatif|aku.]] {{lang|grc|μῆνις}}, ''mēnis'', artinya "amarah, murka"), menjadi tema utama ''Ilias'', yakni "Murka Akhiles".<ref>Rouse, W.H.D. (1938). ''The Iliad.'' hlm. 11.</ref> Amarah pribadi dan harga diri keprajuritannya yang terluka menggulirkan cerita, karena mengakibatkan terpojoknya pihak Akhaya di medan perang, tewasnya Patroklos dan Hektor, serta kejatuhan kota Troya. Di dalam buku 1, tema murka Akhiles pertama kali mengemuka di dalam pertemuan yang diprakarsainya, yakni pertemuan antara raja-raja Yunani dan [[Kalkhas]] si tukang tenung. Syahdan Raja Agamemnon telah merendahkan martabat Krises, pendeta Dewa Apolon di Troya, dengan menggertak dan mementahkan usaha sang pendeta menebus putrinya, Kriseis, sekalipun ditawari "hadiah yang tak terbilang banyaknya."<ref>Homer, ''Iliad'' 1.13 (Lattimore 1951).</ref> Sang pendeta yang terhina pun menyeru Dewa Apolon untuk menolongnya, maka Dewa Apolon menurunkan wabah yang mendera pihak Akhaya sembilan hari lamanya. Di dalam pertemuan tersebut, Akhiles menuding Agamemnon sebagai "orang yang paling tamak di antara manusia."<ref>Homer, ''Iliad'' 1.122 (Lattimore 1951).</ref> Agamemnon membalas tudingannya dengan perkataan berikut ini:


<blockquote>
<blockquote>