Lompat ke isi

J.A. Katili: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k clean up, replaced: Karir → Karier using AWB
Baris 5: Baris 5:
== Riwayat hidup ==
== Riwayat hidup ==


Lulus SMA, meninggalkan Gorontalo beliau memilih Faculteit van Wis- en Natuurkunde Universiteit van Indonesie (FIPIA) di [[Bandung]] yang kemudian menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung ([[ITB]]), yang boleh dibilang saat itu sangat tidak populer dibandingkan dengan fakultas lain yang menghasilkan gelar seperti insinyur, dokter, atau sarjana hukum. Memilih geologi bagi beliau bukan tanpa alasan. Geologi, berperan sebagai wahana pengkajian dan pemanfaatan sumberdaya alam, yakni mineral, energi, air serta penerapan perekayasaan lingkungan hidup dan mitigasi bencana alam. "Geologi juga disebut sebagai pemersatu berbagai jenis ilmu pengetahuan, yakni untuk mempelajari bumi, jenis batuan, sifat kimia dan fisika," tegasnya.
Lulus SMA, meninggalkan Gorontalo beliau memilih Faculteit van Wis- en Natuurkunde Universiteit van Indonesie (FIPIA) di [[Bandung]] yang kemudian menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung ([[ITB]]), yang boleh dibilang saat itu sangat tidak populer dibandingkan dengan fakultas lain yang menghasilkan gelar seperti insinyur, dokter, atau sarjana hukum. Memilih geologi bagi beliau bukan tanpa alasan. Geologi, berperan sebagai wahana pengkajian dan pemanfaatan sumberdaya alam, yakni mineral, energi, air serta penerapan perekayasaan lingkungan hidup dan mitigasi bencana alam. "Geologi juga disebut sebagai pemersatu berbagai jenis ilmu pengetahuan, yakni untuk mempelajari bumi, jenis batuan, sifat kimia dan fisika," tegasnya.


Tekadnya untuk merantau meninggalkan daerah kelahirannya Gorontalo ke Bandung adalah untuk menuntut ilmu, karenanya dia bertekad akan memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar, belajar dan belajar. Benar saja, karena kepandaiannya, beliau menjadi murid kesayangan Prof Dr Theodorus Henricus Franciscus Klompe, pakar geologi tapi dianggap 'killer'. Bahkan, saking 'cintanya' kepada beliau, Klompe sempat 'mewasiatkan' 7 peti buku-buku bacaannya kepada Katili. Dari perkenalan dengan Klompe itulah 'kepakaran' seorang Katili dimulai. Dia menamatkan studinya pada tanggal 9 November 1956, tidak lama dia pun langsung melanjutkan studi ke Inssbruck Austria selama setahun atas biaya Rotary Foundation yang merupakan usulan Klompe.
Tekadnya untuk merantau meninggalkan daerah kelahirannya Gorontalo ke Bandung adalah untuk menuntut ilmu, karenanya dia bertekad akan memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar, belajar dan belajar. Benar saja, karena kepandaiannya, beliau menjadi murid kesayangan Prof Dr Theodorus Henricus Franciscus Klompe, pakar geologi tapi dianggap 'killer'. Bahkan, saking 'cintanya' kepada beliau, Klompe sempat 'mewasiatkan' 7 peti buku-buku bacaannya kepada Katili. Dari perkenalan dengan Klompe itulah 'kepakaran' seorang Katili dimulai. Dia menamatkan studinya pada tanggal 9 November 1956, tidak lama dia pun langsung melanjutkan studi ke Inssbruck Austria selama setahun atas biaya Rotary Foundation yang merupakan usulan Klompe.


Singkat cerita pada tahun 1959, diusia yang relatif muda yakni 30 tahun, beliau merampungkan studi doktoralnya di ITB Bandung. Katili dinyatakan sebagai doktor geologi pertama ITB dengan disertasi berjudul 'Investigators on the Lassi Granite Mass Central Sumatera' dan mendapat predikat cumlaude. Setahun kemudian, putra ke-8 pasangan Abdullah Umar Katili dan Tjimbau Lamato ini langsung 'diresmikan' menjadi guru besar ITB dengan menambah satu gelar di depan namanya, 'profesor' pada tahun 1961.
Singkat cerita pada tahun 1959, diusia yang relatif muda yakni 30 tahun, beliau merampungkan studi doktoralnya di ITB Bandung. Katili dinyatakan sebagai doktor geologi pertama ITB dengan disertasi berjudul 'Investigators on the Lassi Granite Mass Central Sumatera' dan mendapat predikat cumlaude. Setahun kemudian, putra ke-8 pasangan Abdullah Umar Katili dan Tjimbau Lamato ini langsung 'diresmikan' menjadi guru besar ITB dengan menambah satu gelar di depan namanya, 'profesor' pada tahun 1961.
Baris 34: Baris 34:
Meninggal : Jakarta, 19 Juni 2008<br />
Meninggal : Jakarta, 19 Juni 2008<br />
Isteri : Ileana Syarifa Uno<br />
Isteri : Ileana Syarifa Uno<br />
Anak : Amanda Katilli; Werner Katilli<br />
Anak : Amanda Katilli; Werner Katilli


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==
Baris 44: Baris 44:
* University of Los Angeles, 1969
* University of Los Angeles, 1969


== Karir ==
== Karier ==


* Guru Besar ITB, 1961
* Guru Besar ITB, 1961
Baris 77: Baris 77:


{{DEFAULTSORT:Katili, John Ario}}
{{DEFAULTSORT:Katili, John Ario}}

[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]
[[Kategori:Dosen Institut Teknologi Bandung]]