Lompat ke isi

Hipatia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36: Baris 36:
Menurut Watts, terdapat dua ragam utama neoplatonisme yang diajarkan di Aleksandria pada akhir abad keempat.{{sfn|Watts|2008|page=200}} Yang pertama adalah neoplatonisme religius yang sangat [[pagan]] dan diajarkan di [[Serapeum]]; aliran ini sangat dipengaruhi oleh ajaran [[Iamblikos]].{{sfn|Watts|2008|page=200}} Ragam kedua adalah aliran yang lebih moderat dan tidak terlalu berpolemik. Aliran yang didukung oleh Hipatia dan ayahnya{{sfn|Watts|2008|pages=200–201}} ini dilandaskan pada ajaran [[Plotinos]].{{sfn|Watts|2008|pages=200–201}} Walaupun Hipatia sendiri adalah seorang pagan, ia toleran terhadap orang Kristen,{{sfn|Bregman|1982|pages=38–39}}{{sfn|Cameron|Long|Sherry|1993|pages=58–59}} bahkan semua muridnya yang tercatat dalam sejarah beragama Kristen.{{sfn|Cameron|Long|Sherry|1993|page=58}} Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah [[Sinesios dari Kirene]],{{sfn|Watts|2017|pages=67–70}}{{sfn|Castner|2010|page=49}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} yang kelak menjadi Uskup [[Ptolemais, Kirenaika|Ptolemais]] (kini di [[Libya]] timur) pada tahun 410.{{sfn|Watts|2017|page=88}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} Setelah menjadi uskup, ia masih bertukar surat dengan Hipatia,{{sfn|Dzielska|1996|p=28}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} dan surat-suratnya saat ini dipakai oleh sejarawan untuk mengetahui kiprah Hipatia.{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Banev|2015|page=100}}{{sfn|Watts|2017|pages=88–90}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}} Terdapat tujuh surat dari Sinesios kepada Hipatia yang masih ada hingga kini,{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}} tetapi tidak ada satu pun surat dari Hipatia kepada Sinesios yang telah ditemukan.{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} Dalam sebuah surat yang ditulis sekitar tahun 395, Sinesios menulis kepada temannya, Herkulianos, bahwa Hipatia adalah "... seseorang yang sangat terkenal, reputasinya sungguh luar biasa. Kita telah melihat dan mendengar sendiri dirinya dengan terhormat membicarkaan misteri-misteri filsafat."{{sfn|Waithe|1987|page=173}}
Menurut Watts, terdapat dua ragam utama neoplatonisme yang diajarkan di Aleksandria pada akhir abad keempat.{{sfn|Watts|2008|page=200}} Yang pertama adalah neoplatonisme religius yang sangat [[pagan]] dan diajarkan di [[Serapeum]]; aliran ini sangat dipengaruhi oleh ajaran [[Iamblikos]].{{sfn|Watts|2008|page=200}} Ragam kedua adalah aliran yang lebih moderat dan tidak terlalu berpolemik. Aliran yang didukung oleh Hipatia dan ayahnya{{sfn|Watts|2008|pages=200–201}} ini dilandaskan pada ajaran [[Plotinos]].{{sfn|Watts|2008|pages=200–201}} Walaupun Hipatia sendiri adalah seorang pagan, ia toleran terhadap orang Kristen,{{sfn|Bregman|1982|pages=38–39}}{{sfn|Cameron|Long|Sherry|1993|pages=58–59}} bahkan semua muridnya yang tercatat dalam sejarah beragama Kristen.{{sfn|Cameron|Long|Sherry|1993|page=58}} Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah [[Sinesios dari Kirene]],{{sfn|Watts|2017|pages=67–70}}{{sfn|Castner|2010|page=49}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} yang kelak menjadi Uskup [[Ptolemais, Kirenaika|Ptolemais]] (kini di [[Libya]] timur) pada tahun 410.{{sfn|Watts|2017|page=88}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} Setelah menjadi uskup, ia masih bertukar surat dengan Hipatia,{{sfn|Dzielska|1996|p=28}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} dan surat-suratnya saat ini dipakai oleh sejarawan untuk mengetahui kiprah Hipatia.{{sfn|Waithe|1987|page=173}}{{sfn|Banev|2015|page=100}}{{sfn|Watts|2017|pages=88–90}}{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}} Terdapat tujuh surat dari Sinesios kepada Hipatia yang masih ada hingga kini,{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}}{{sfn|Waithe|1987|page=173}} tetapi tidak ada satu pun surat dari Hipatia kepada Sinesios yang telah ditemukan.{{sfn|Curta|Holt|2017|page=283}} Dalam sebuah surat yang ditulis sekitar tahun 395, Sinesios menulis kepada temannya, Herkulianos, bahwa Hipatia adalah "... seseorang yang sangat terkenal, reputasinya sungguh luar biasa. Kita telah melihat dan mendengar sendiri dirinya dengan terhormat membicarkaan misteri-misteri filsafat."{{sfn|Waithe|1987|page=173}}


Sejarawan Kristen [[Sokrates dari Konstantinopel]], yang merupakan orang yang sezaman dengan Hipatia, mendeskripsikan sosok filsuf wanita tersebut dalam karyanya, ''Sejarah Keuskupan'':{{sfn|Booth|2017}}
Sejarawan Kristen [[Sokrates dari Konstantinopel]] (disebut juga Sokrates Skolastikos), yang merupakan orang yang sezaman dengan Hipatia, mendeskripsikan sosok filsuf wanita tersebut dalam karyanya, ''Sejarah Keuskupan'':{{sfn|Booth|2017}}


{{quote|Terdapat seorang wanita di Aleksandria yang bernama Hipatia, putri filsuf Theon, yang telah membuat pencapaian dalam bidang sastra dan ilmu pengetahuan hingga melampaui semua filsuf pada zamannya. Sebagai penerus mazhab Plato dan Plotinos, ia menjelaskan asas-asas filsafat kepada para pendengarnya, dan banyak dari mereka yang datang dari jauh untuk belajar darinya. Berkat penguasaan diri dan keluwesan yang telah ia peroleh dari pengembangan pikiran, ia tidak jarang muncul di muka umum di hadapan para pejabat. Ia juga tidak malu saat mendatangi perkumpulan lelaki. Karena semua lelaki semakin mengaguminya berkat martabat dan kebajikannya yang luar biasa.{{sfn|Socrates dari Konstantinopel}}}}
{{quote|Terdapat seorang wanita di Aleksandria yang bernama Hipatia, putri filsuf Theon, yang telah membuat pencapaian dalam bidang sastra dan ilmu pengetahuan hingga melampaui semua filsuf pada zamannya. Sebagai penerus mazhab Plato dan Plotinos, ia menjelaskan asas-asas filsafat kepada para pendengarnya, dan banyak dari mereka yang datang dari jauh untuk belajar darinya. Berkat penguasaan diri dan keluwesan yang telah ia peroleh dari pengembangan pikiran, ia tidak jarang muncul di muka umum di hadapan para pejabat. Ia juga tidak malu saat mendatangi perkumpulan lelaki. Karena semua lelaki semakin mengaguminya berkat martabat dan kebajikannya yang luar biasa.{{sfn|Socrates dari Konstantinopel}}}}
Baris 48: Baris 48:
[[Berkas:Alexandrian World Chronicle - 6v.jpg|jmpl|ka|Gambar dari [[Kronik Dunia Aleksandria]] yang menggambarkan [[Paus Teofilus dari Aleksandria|Paus Teofilos dari Aleksandria]] yang memegang [[Injil]] di satu tangannya dan berdiri di atas [[Serapeum Aleksandria|Serapeum]].{{sfn|Watts|2017|page=60}}]]
[[Berkas:Alexandrian World Chronicle - 6v.jpg|jmpl|ka|Gambar dari [[Kronik Dunia Aleksandria]] yang menggambarkan [[Paus Teofilus dari Aleksandria|Paus Teofilos dari Aleksandria]] yang memegang [[Injil]] di satu tangannya dan berdiri di atas [[Serapeum Aleksandria|Serapeum]].{{sfn|Watts|2017|page=60}}]]


Dari tahun 382 hingga 412, orang yang menjabat sebagai Uskup Aleksandria adalah [[Paus Teofilus dari Aleksandria|Teofilos]].{{sfn|Watts|2008|page=196}} Teofilos sangat menentang neoplatonisme Iamblikos,{{sfn|Watts|2008|page=196}} dan ia menghancurkan Serapeum pada tahun 391.{{sfn|Wessel|2004|page=49}}{{sfn|Watts|2017|pages=57–61}} Walaupun begitu, Teofilos menoleransi sekolah Hipatia dan tampaknya ia menganggap Hipatia sebagai sekutunya.{{sfn|Deakin|2007|page=82}}{{sfn|Watts|2008|page=196}} Teofilos mendukung murid Hipatia, Sinesios,{{sfn|Watts|2017|page=196}}{{sfn|Booth|2017}} dan Sinesios sendiri menerangkan Teofilos dengan penuh kekaguman dan kesukaan dalam surat-suratnya.{{sfn|Dzielska|1996|page=95}}{{sfn|Deakin|2007|page=82}} Teofilos juga mengizinkan Hipatia membina hubungan erat dengan para pejabat Romawi dan tokoh-tokoh politik penting lainnya.{{sfn|Watts|2008|page=196}} Hipatia sendiri sangat populer di kalangan rakyat Aleksandria dan memiliki pengaruh politik yang besar, salah satunya berkat toleransi dari Teofilos.{{sfn|Watts|2008|pages=195–196}}
Dari tahun 382 hingga 412, [Paus Teofilus dari Aleksandria|Teofilos]] menjabat sebagai Uskup Aleksandria.{{sfn|Watts|2008|page=196}} Teofilos sangat menentang neoplatonisme Iamblikos,{{sfn|Watts|2008|page=196}} dan ia menghancurkan Serapeum pada tahun 391.{{sfn|Wessel|2004|page=49}}{{sfn|Watts|2017|pages=57–61}} Walaupun begitu, Teofilos menoleransi sekolah Hipatia dan tampaknya ia menganggap Hipatia sebagai sekutunya.{{sfn|Deakin|2007|page=82}}{{sfn|Watts|2008|page=196}} Teofilos mendukung murid Hipatia, Sinesios,{{sfn|Watts|2017|page=196}}{{sfn|Booth|2017}} dan Sinesios sendiri menerangkan Teofilos dengan penuh kekaguman dan kesukaan dalam surat-suratnya.{{sfn|Dzielska|1996|page=95}}{{sfn|Deakin|2007|page=82}} Teofilos juga mengizinkan Hipatia membina hubungan erat dengan para pejabat Romawi dan tokoh-tokoh politik penting lainnya.{{sfn|Watts|2008|page=196}} Hipatia sendiri sangat populer di kalangan rakyat Aleksandria dan memiliki pengaruh politik yang besar, salah satunya berkat toleransi dari Teofilos.{{sfn|Watts|2008|pages=195–196}}


Teofilos meninggal secara mendadak pada tahun 412.{{sfn|Watts|2008|page=196}} Ia telah mendidik keponakannya, [[Sirilus dari Aleksandria|Kirilos]],{{sfn|Watts|2008|pages=196–197}} tetapi Teofilos masih belum mengangkatnya sebagai penerus.{{sfn|Watts|2008|pages=196–197}} Maka meletuslah perebutan kekuasaan antara pendukung Kirilos dengan saingannya, Timotios.{{sfn|Watts|2008|page=197}} Kirilos berhasil menang dan mulai menghukum mereka yang mendukung Timotios;{{sfn|Watts|2008|page=197}} ia menutup gereja-gereja kaum [[Noviantisme|Noviantis]] yang telah mendukung Timotios dan juga menyita harta benda mereka.{{sfn|Watts|2008|page=197}} Pengikut Hipatia tampaknya tidak percaya dengan uskup baru ini ,{{sfn|Dzielska|1996|page=95}}{{sfn|Deakin|2007|page=82}} seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa dalam semua surat-suratnya, Sinesios hanya pernah menulis satu surat untuk Kirilos, dan ia memperlakukannya sebagai orang yang tidak berpengalaman dan tersesat.{{sfn|Dzielska|1996|page=95}} Dalam suratnya yang dialamatkan kepada Hipatia pada tahun 413, Sinesios meminta kepadanya untuk menjadi perantara bagi dua individu yang terkena dampak perselisihan di Aleksandria,{{sfn|Dzielska|2008|page=139}}{{sfn|Deakin|2007|page=83}}{{sfn|Haas|1997|pages=310–311}} dan ia mengatakan, "Anda selalu memiliki kekuasaan, dan Anda bisa membawa kebaikan dengan menggunakan kekuasaan itu."{{sfn|Dzielska|2008|page=139}} Ia juga mengingatkan Hipatia tentang ajarannya bahwa seorang filsuf neoplatonik harus memperkenalkan standar moral tertinggi dalam kehidupan politik dan bertindak demi kepentingan rakyat.{{sfn|Dzielska|2008|page=139}}
Teofilos meninggal secara mendadak pada tahun 412.{{sfn|Watts|2008|page=196}} Ia telah mendidik keponakannya, [[Sirilus dari Aleksandria|Kirilos]],{{sfn|Watts|2008|pages=196–197}} tetapi Teofilos masih belum mengangkatnya sebagai penerus.{{sfn|Watts|2008|pages=196–197}} Maka meletuslah perebutan kekuasaan antara pendukung Kirilos dengan saingannya, Timotios.{{sfn|Watts|2008|page=197}} Kirilos berhasil menang dan mulai menghukum mereka yang mendukung Timotios;{{sfn|Watts|2008|page=197}} ia menutup gereja-gereja kaum [[Noviantisme|Noviantis]] yang telah mendukung Timotios dan juga menyita harta benda mereka.{{sfn|Watts|2008|page=197}} Pengikut Hipatia tampaknya tidak percaya dengan uskup baru ini ,{{sfn|Dzielska|1996|page=95}}{{sfn|Deakin|2007|page=82}} seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa dalam semua surat-suratnya, Sinesios hanya pernah menulis satu surat untuk Kirilos, dan ia memperlakukannya sebagai orang yang tidak berpengalaman dan tersesat.{{sfn|Dzielska|1996|page=95}} Dalam suratnya yang dialamatkan kepada Hipatia pada tahun 413, Sinesios meminta kepadanya untuk menjadi perantara bagi dua individu yang terkena dampak perselisihan di Aleksandria,{{sfn|Dzielska|2008|page=139}}{{sfn|Deakin|2007|page=83}}{{sfn|Haas|1997|pages=310–311}} dan ia mengatakan, "Anda selalu memiliki kekuasaan, dan Anda bisa membawa kebaikan dengan menggunakan kekuasaan itu."{{sfn|Dzielska|2008|page=139}} Ia juga mengingatkan Hipatia tentang ajarannya bahwa seorang filsuf neoplatonik harus memperkenalkan standar moral tertinggi dalam kehidupan politik dan bertindak demi kepentingan rakyat.{{sfn|Dzielska|2008|page=139}}
Baris 73: Baris 73:


== Karya ==
== Karya ==
Pada masa hidupnya, Hipatia kemungkinan lebih berperan sebagai guru dan komentator alih-alih penemu.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Deakin|2007|page=111}}{{sfn|Booth|2017}}{{sfn|Cameron|2016|pages=194–195}} Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Hipatia pernah menerbitkan karyanya sendiri mengenai filsafat,{{sfn|Dzielska|2008|page=132}} dan tampaknya ia juga tidak pernah membuat penemuan matematika yang mengguncang para ilmuwan.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Deakin|2007|page=111}}{{sfn|Booth|2017}}{{sfn|Cameron|2016|pages=194–195}} Para cendekiawan pada masa Hipatia memang terbiasa menyimpan karya-karya klasik mengenai matematika dan merumuskan tafsir untuk mengembangkan argumen mereka alih-alih menerbitkan karya sendiri.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Bradley|2006|pages=59–60}}{{sfn|Booth|2017|page=106}} Terdapat kemungkinan pula bahwa penutupan Mouseion dan penghancuran Serapeum telah mendorong Hipatia untuk mencurahkan segala upayanya untuk melestarikan buku-buku matematika dan memastikan agar buku-buku tersebut dapat dibaca murid-muridnya.{{sfn|Dzielska|2008|page=132}} Ensiklopedia ''Suda'' membuat pernyataan yang salah bahwa semua tulisan Hipatia sudah hilang ditelan zaman,{{sfn|Waithe|1987|pages=174–175}} tetapi para ahli modern telah menemukan beberapa tulisan yang mungkin adalah karyanya.{{sfn|Waithe|1987|pages=174–175}} Para ahli lazim menemui ketidakpastian semacam ini saat mengkaji para filsuf wanita dari zaman kuno.{{sfn|Engels|2009|pages=97–124}} Hipatia menulis dalam bahasa Yunani, yang merupakan bahasa yang dituturkan oleh sebagian besar orang terdidik di kawasan Mediterania Timur pada saat itu.{{sfn|Castner|2010|page=49}} Pada zaman kuno, [[astronomi]] dianggap bersifat matematis.{{sfn|Emmer|2012|page=74}} Selain itu, pada masa itu juga tidak ada perbedaan antara matematika dengan [[numerologi]] atau astronomi dengan [[astrologi]].{{sfn|Emmer|2012|page=74}}
Pada masa hidupnya, Hipatia kemungkinan lebih berperan sebagai guru dan komentator alih-alih penemu.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Deakin|2007|page=111}}{{sfn|Booth|2017}}{{sfn|Cameron|2016|pages=194–195}} Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Hipatia pernah menerbitkan karyanya sendiri mengenai filsafat,{{sfn|Dzielska|2008|page=132}} dan tampaknya ia juga tidak pernah membuat penemuan matematika yang mengguncang para ilmuwan.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Deakin|2007|page=111}}{{sfn|Booth|2017}}{{sfn|Cameron|2016|pages=194–195}} Para cendekiawan pada masa Hipatia memang terbiasa menyimpan karya-karya klasik mengenai matematika dan merumuskan tafsir untuk mengembangkan argumen mereka alih-alih menerbitkan karya sendiri.{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Bradley|2006|pages=59–60}}{{sfn|Booth|2017|page=106}} Terdapat kemungkinan pula bahwa penutupan Mouseion dan penghancuran Serapeum telah mendorong Hipatia untuk mencurahkan segala upayanya untuk melestarikan buku-buku matematika dan memastikan agar buku-buku tersebut dapat dibaca murid-muridnya.{{sfn|Dzielska|2008|page=132}} Ensiklopedia ''Suda'' membuat pernyataan yang salah bahwa semua tulisan Hipatia sudah hilang ditelan zaman,{{sfn|Waithe|1987|pages=174–175}} tetapi para ahli modern telah menemukan beberapa tulisan yang mungkin adalah karyanya.{{sfn|Waithe|1987|pages=174–175}} Para ahli lazim menemui ketidakpastian semacam ini saat mengkaji para filsuf wanita dari zaman kuno.{{sfn|Engels|2009|pages=97–124}} Hipatia menulis dalam bahasa Yunani, yang merupakan bahasa yang dituturkan oleh sebagian besar orang terdidik di kawasan Mediterania Timur pada saat itu.{{sfn|Castner|2010|page=49}} Pada zaman kuno, [[astronomi]] adalah bagian dari matematika.{{sfn|Emmer|2012|page=74}} Selain itu, pada masa itu juga tidak ada perbedaan antara matematika dengan [[numerologi]] atau astronomi dengan [[astrologi]].{{sfn|Emmer|2012|page=74}}


=== Menyunting ''Almagest'' ===
=== Menyunting ''Almagest'' ===
Baris 95: Baris 95:
Salah satu surat yang dikirim oleh Sinesios menyebutkan bahwa Hipatia pernah mengajarkannya cara membuat sebuah [[astrolab|astrolab datar]] perak untuk dihadiahkan kepada seorang pejabat.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|pages=111–113}} Astrolab adalah sebuah alat yang dipakai untuk menghitung tanggal dan waktu berdasarkan posisi bintang dan planet.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|Pasachoff|Pasachoff|2007|page=226}} Alat ini juga dapat dipakai untuk memprediksi posisi bintang dan planet pada tanggal tertentu.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|Pasachoff|Pasachoff|2007|page=226}} "Astrolab datar" adalah jenis astrolab yang memakai teknik [[proyeksi stereografik]] untuk memproyeksikan langit-langit pada bidang datar, berbeda dengan [[bola armilari]] yang berbentuk seperti bola dunia.{{sfn|Emmer|2012|page=76}}{{sfn|Booth|2017|page=111}} Bola armilari berukuran besar dan biasanya dijadikan hiasan,{{sfn|Booth|2017|page=111}} sementara astrolab datar dapat dibawa ke berbagai tempat untuk melakukan pengukuran.{{sfn|Booth|2017|page=111}}
Salah satu surat yang dikirim oleh Sinesios menyebutkan bahwa Hipatia pernah mengajarkannya cara membuat sebuah [[astrolab|astrolab datar]] perak untuk dihadiahkan kepada seorang pejabat.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|pages=111–113}} Astrolab adalah sebuah alat yang dipakai untuk menghitung tanggal dan waktu berdasarkan posisi bintang dan planet.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|Pasachoff|Pasachoff|2007|page=226}} Alat ini juga dapat dipakai untuk memprediksi posisi bintang dan planet pada tanggal tertentu.{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|Pasachoff|Pasachoff|2007|page=226}} "Astrolab datar" adalah jenis astrolab yang memakai teknik [[proyeksi stereografik]] untuk memproyeksikan langit-langit pada bidang datar, berbeda dengan [[bola armilari]] yang berbentuk seperti bola dunia.{{sfn|Emmer|2012|page=76}}{{sfn|Booth|2017|page=111}} Bola armilari berukuran besar dan biasanya dijadikan hiasan,{{sfn|Booth|2017|page=111}} sementara astrolab datar dapat dibawa ke berbagai tempat untuk melakukan pengukuran.{{sfn|Booth|2017|page=111}}


Pernyataan Sinesios telah menimbulkan kesalahpahaman bahwa Hipatia adalah penemu astrolab datar,{{sfn|Oakes|2007|page=364}}{{sfn|Theodore|2016|page=183}} padahal benda ini sudah digunakan paling tidak 500 tahun sebelum Hipatia dilahirkan.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}}{{sfn|Booth|2017|pages=112–113}} Hipatia mungkin belajar cara membuat alat ini dari ayahnya, Theon,{{sfn|Emmer|2012|page=76}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|page=111}} yang telah menulis dua risalah mengenai astrolab: salah satunya berjudul ''Laporan mengenai Astrolab Kecil'' dan yang lainnya adalah kajian bola armilari dalam ''Almagest'' karya Ptolemaios.{{sfn|Booth|2017|page=111}} Risalah Theon kini sudah hilang ditelan zaman, tetapi keberadaannya diketahui oleh sejarawan berkat Uskup Siria [[Severus Sebokht]] (575–667), yang menerangkan isinya dalam risalahnya sendiri mengenai astrolab.{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|McMahon|2007|pp=1134}} Hipatia dan Theon mungkin juga pernah mempelajari ''Planisphaerium'' karya Ptolemaios yang menerangkan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk membuat sebuah astrolab.{{sfn|Booth|2017|pages=111–112}} Kata-kata yang dipilih oleh Sinesios menunjukkan bahwa Hipatia tidak merancang atau membangun astrolab itu sendiri, tetapi hanya menjadi pemandu dan pengajar dalam proses pembuatannya.{{sfn|Booth|2017|page=112}}
Pernyataan Sinesios telah menimbulkan kesalahpahaman di kalangan umum bahwa Hipatia adalah penemu astrolab datar,{{sfn|Oakes|2007|page=364}}{{sfn|Theodore|2016|page=183}} padahal benda ini sudah digunakan paling tidak 500 tahun sebelum Hipatia dilahirkan.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Deakin|2007|pages=102–104}}{{sfn|Bradley|2006|page=63}}{{sfn|Booth|2017|pages=112–113}} Hipatia mungkin belajar cara membuat alat ini dari ayahnya, Theon,{{sfn|Emmer|2012|page=76}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|page=111}} yang telah menulis dua risalah mengenai astrolab: salah satunya berjudul ''Laporan mengenai Astrolab Kecil'' dan yang lainnya adalah kajian bola armilari dalam ''Almagest'' karya Ptolemaios.{{sfn|Booth|2017|page=111}} Risalah Theon kini sudah hilang ditelan zaman, tetapi keberadaannya diketahui oleh sejarawan berkat Uskup Siria [[Severus Sebokht]] (575–667), yang menerangkan isinya dalam risalahnya sendiri mengenai astrolab.{{sfn|Booth|2017|page=111}}{{sfn|McMahon|2007|pp=1134}} Hipatia dan Theon mungkin juga pernah mempelajari ''Planisphaerium'' karya Ptolemaios yang menerangkan perhitungan-perhitungan yang diperlukan untuk membuat sebuah astrolab.{{sfn|Booth|2017|pages=111–112}} Kata-kata yang dipilih oleh Sinesios menunjukkan bahwa Hipatia tidak merancang atau membangun astrolab itu sendiri, tetapi hanya menjadi pemandu dan pengajar dalam proses pembuatannya.{{sfn|Booth|2017|page=112}}


Dalam suratnya yang lain, Sinesioes meminta kepada Hipatia untuk membuatkan sebuah "hidroskop" (alat yang kini dikenal dengan nama [[hidrometer]]) untuk menentukan kepadatan cairan.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Deakin|2007|pages=104–105}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|pages=113–114}} Akibat permintaan ini, muncul klaim bahwa Hipatia adalah penemu hidrometer.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Booth|2017|page=115}} Namun, Sinesios menjelaskan alat ini dengan amat mendalam, sehingga terdapat kemungkinan bahwa Hipatia belum pernah tahu soal alat tersebut,{{sfn|Deakin|2007|page=105}}{{sfn|Booth|2017|pages=114–115}} dan Sinesios mungkin percaya bahwa Hipatia mampu membuatnya dari deskripsi tersebut.{{sfn|Deakin|2007|page=105}} Walaupun para penulis modern sering menyebut Hipatia sebagai penemu berbagai macam alat,{{sfn|Deakin|2007|page=105}} klaim-klaim ini tidak berdasar.{{sfn|Deakin|2007|page=105}} Booth menyimpulkan, "Reputasi Hipatia pada zaman modern sebagai filsuf, matematikawan, astronom, dan penemu mekanik tidaklah sebanding dengan bukti yang masih ada mengenai pencapaiannya. Reputasi ini dilandaskan pada mitos atau kabar burung dan bukan bukti. Antara itu, atau kita semua kehilangan semua bukti yang dapat memperkuatnya."{{sfn|Booth|2017|page=115}}
Dalam suratnya yang lain, Sinesioes meminta kepada Hipatia untuk membuatkan sebuah "hidroskop" (alat yang kini dikenal dengan nama [[hidrometer]]) untuk menentukan kepadatan cairan.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Deakin|2007|pages=104–105}}{{sfn|Deakin|1992|page=22}}{{sfn|Booth|2017|pages=113–114}} Akibat permintaan ini, muncul klaim bahwa Hipatia adalah penemu hidrometer.{{sfn|Theodore|2016|page=183}}{{sfn|Booth|2017|page=115}} Namun, Sinesios menjelaskan alat ini dengan amat mendalam, sehingga terdapat kemungkinan bahwa Hipatia belum pernah tahu soal alat tersebut,{{sfn|Deakin|2007|page=105}}{{sfn|Booth|2017|pages=114–115}} dan Sinesios mungkin percaya bahwa Hipatia mampu membuatnya dari deskripsi tersebut.{{sfn|Deakin|2007|page=105}} Walaupun para penulis modern sering menyebut Hipatia sebagai penemu berbagai macam alat,{{sfn|Deakin|2007|page=105}} klaim-klaim ini tidak berdasar.{{sfn|Deakin|2007|page=105}} Booth menyimpulkan, "Reputasi Hipatia pada zaman modern sebagai filsuf, matematikawan, astronom, dan penemu mekanik tidaklah sebanding dengan bukti yang masih ada mengenai pencapaiannya. Reputasi ini dilandaskan pada mitos atau kabar burung dan bukan bukti. Antara itu, atau kita semua kehilangan semua bukti yang dapat memperkuatnya."{{sfn|Booth|2017|page=115}}
Baris 121: Baris 121:
Cendekiawan [[Deisme|deis]] asal [[Inggris]] dari awal abad ke-18, [[John Toland]], menggunakan kisah Hipatia untuk menulis sebuah risalah [[anti-Katolik]] yang berjudul ''Hypatia: Or the History of a most beautiful, most vertuous, most learned, and every way accomplish'd Lady; who was torn to pieces by the Clergy of Alexandria, to gratify the pride, emulation, and cruelty of their Archbishop, commonly, but undeservedly, stiled St. Cyril''.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=135–136}} Toland mengubah ceritanya dan menambahkan unsur-unsur yang tidak ada dalam sumber-sumber sejarah untuk menjelek-jelekan Uskup Kirilos.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=135–136}} Pada tahun 1721, [[Thomas Lewis (penulis)|Thomas Lewis]] menulis sebuah tanggapan untuk membela sang uskup dengan judul ''The History of Hypatia, a most Impudent School-Mistress of Alexandria: Murder'd and torn to Pieces by the Populace, in Defence of Saint Cyril and the Alexandrian Clergy from the Aspersions of Mr. Toland''.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}} Lewis menganggap tulisan Damaskios sangat tidak terandalkan karena penulisnya adalah "seorang [[paganisme|kafir]]",{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}} dan lalu ia mengatakan bahwa Sokrates Skolastikos adalah "seorang [[puritan]]" yang membenci Kirilos.{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}}
Cendekiawan [[Deisme|deis]] asal [[Inggris]] dari awal abad ke-18, [[John Toland]], menggunakan kisah Hipatia untuk menulis sebuah risalah [[anti-Katolik]] yang berjudul ''Hypatia: Or the History of a most beautiful, most vertuous, most learned, and every way accomplish'd Lady; who was torn to pieces by the Clergy of Alexandria, to gratify the pride, emulation, and cruelty of their Archbishop, commonly, but undeservedly, stiled St. Cyril''.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=135–136}} Toland mengubah ceritanya dan menambahkan unsur-unsur yang tidak ada dalam sumber-sumber sejarah untuk menjelek-jelekan Uskup Kirilos.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=135–136}} Pada tahun 1721, [[Thomas Lewis (penulis)|Thomas Lewis]] menulis sebuah tanggapan untuk membela sang uskup dengan judul ''The History of Hypatia, a most Impudent School-Mistress of Alexandria: Murder'd and torn to Pieces by the Populace, in Defence of Saint Cyril and the Alexandrian Clergy from the Aspersions of Mr. Toland''.{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}} Lewis menganggap tulisan Damaskios sangat tidak terandalkan karena penulisnya adalah "seorang [[paganisme|kafir]]",{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}} dan lalu ia mengatakan bahwa Sokrates Skolastikos adalah "seorang [[puritan]]" yang membenci Kirilos.{{sfn|Watts|2017|pages=136–137}}


[[Voltaire]] dalam karyanya yang berjudul ''Examen important de Milord Bolingbroke ou le tombeau de fantisme'' (1736) menafsirkan Hipatia sebagai sosok yang percaya akan "hukum alam rasional" dan "kemampuan budi manusia yang terbebas dari [[dogma]]",{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Castner|2010|page=50}} dan ia juga menulis bahwa kematiannya adalah "pembunuhan bengis yang dilakukan oleh anjing-anjing [[tonsur|bertonsur]] Kirilos, dengan gerombolan fanatik di bawah mereka".{{sfn|Dzielska|1996|page=2}} Kemudian, dalam ''[[Dictionnaire philosophique]]'' (1772), Voltaire menggambarkan Hipatia sebagai seorang jenius yang beraliran [[deisme]] dan merupakan seorang [[pemikir bebas]] yang dibunuh secara keji oleh orang-orang Kristen yang dianggap bodoh dan salah paham.{{sfn|Dzielska|1996|page=3}}{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Watts|2017|page=139}} Sebagian besar tulisan Voltaire malah mengabaikan sosok Hipatia itu sendiri{{sfn|Watts|2017|page=139}} dan lebih banyak membahas apakah Kirilos bertanggung jawab atas kematian Hipatia atau tidak.{{sfn|Watts|2017|page=139}} Sehubungan dengan pertanyaan ini, Voltaire membuat sebuah kesimpulan dengan pernyataan yang mencemooh, "Ketika seseorang menelanjangi seorang wanita cantik, hal itu dilakukan bukan untuk membantainya."{{sfn|Dzielska|1996|page=3}}{{sfn|Watts|2017|page=139}}
[[Voltaire]] dalam karyanya yang berjudul ''Examen important de Milord Bolingbroke ou le tombeau de fanatisme'' (1736) menafsirkan Hipatia sebagai sosok yang percaya akan "hukum alam rasional" dan "kemampuan budi manusia yang terbebas dari [[dogma]]",{{sfn|Dzielska|1996|page=2}}{{sfn|Castner|2010|page=50}} dan ia juga menulis bahwa kematiannya adalah "pembunuhan bengis yang dilakukan oleh anjing-anjing [[tonsur|bertonsur]] Kirilos, dengan gerombolan fanatik di bawah mereka".{{sfn|Dzielska|1996|page=2}} Kemudian, dalam ''[[Dictionnaire philosophique]]'' (1772), Voltaire menggambarkan Hipatia sebagai seorang jenius yang beraliran [[deisme]] dan merupakan seorang [[pemikir bebas]] yang dibunuh secara keji oleh orang-orang Kristen yang dianggap bodoh dan salah paham.{{sfn|Dzielska|1996|page=3}}{{sfn|Castner|2010|page=50}}{{sfn|Watts|2017|page=139}} Sebagian besar tulisan Voltaire malah mengabaikan sosok Hipatia itu sendiri{{sfn|Watts|2017|page=139}} dan lebih banyak membahas apakah Kirilos bertanggung jawab atas kematian Hipatia atau tidak.{{sfn|Watts|2017|page=139}} Sehubungan dengan pertanyaan ini, Voltaire membuat sebuah kesimpulan dengan pernyataan yang mencemooh, "Ketika seseorang menelanjangi seorang wanita cantik, hal itu dilakukan bukan untuk membantainya."{{sfn|Dzielska|1996|page=3}}{{sfn|Watts|2017|page=139}}


Dalam ''[[magnum opus]]''nya yang berjudul ''[[The History of the Decline and Fall of the Roman Empire]]'', sejarawan Inggris [[Edward Gibbon]] mencap Kirilos sebagai satu-satunya pemicu segala kejahatan di Aleksandria pada permulaan abad kelima,{{sfn|Dzielska|1996|page=3}} dan ia juga menjadikan pembunuhan Hipatia sebagai bukti untuk memperkuat pernyataannya bahwa kebangkitan Kekristenan adalah satu-satunya penyebab kemerosotan Kekaisaran Romawi.{{sfn|Dzielska|1996|pages=3–4}} Ia juga membahas soal Kirilos yang masih dihormati sebagai santo, dan berkata bahwa "takhayul [Kristen] mungkin akan menebus darah perawan dengan lebih lembut, alih-alih pembuangan seorang santo."{{sfn|Dzielska|1996|page=4}} Sebagai tanggapan terhadap tuduhan-tuduhan ini, para penulis Katolik dan beberapa tokoh Protestan Prancis bersikeras bahwa Kirilos sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan Hipatia, dan menurut mereka Petrus sang Lektor adalah satu-satunya orang yang menjadi dalang.{{sfn|Watts|2017|page=139}} Di tengah perdebatan yang sengit ini, sosok Hipatia cenderung diabaikan, karena debatnya lebih berfokus pada pertanyaan mengenai apakah Petrus sang Lektor bertindak sendiri atau memang mengikuti perintah Kirilos.{{sfn|Watts|2017|page=139}}
Dalam ''[[magnum opus]]''nya yang berjudul ''[[The History of the Decline and Fall of the Roman Empire]]'', sejarawan Inggris [[Edward Gibbon]] mencap Kirilos sebagai satu-satunya pemicu segala kejahatan di Aleksandria pada permulaan abad kelima,{{sfn|Dzielska|1996|page=3}} dan ia juga menjadikan pembunuhan Hipatia sebagai bukti untuk memperkuat pernyataannya bahwa kebangkitan Kekristenan adalah satu-satunya penyebab kemerosotan Kekaisaran Romawi.{{sfn|Dzielska|1996|pages=3–4}} Ia juga membahas soal Kirilos yang masih dihormati sebagai santo, dan berkata bahwa "takhayul [Kristen] mungkin akan menebus darah perawan dengan lebih lembut, alih-alih pembuangan seorang santo."{{sfn|Dzielska|1996|page=4}} Sebagai tanggapan terhadap tuduhan-tuduhan ini, para penulis Katolik dan beberapa tokoh Protestan Prancis bersikeras bahwa Kirilos sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan Hipatia, dan menurut mereka Petrus sang Lektor adalah satu-satunya orang yang menjadi dalang.{{sfn|Watts|2017|page=139}} Di tengah perdebatan yang sengit ini, sosok Hipatia cenderung diabaikan, karena debatnya lebih berfokus pada pertanyaan mengenai apakah Petrus sang Lektor bertindak sendiri atau memang mengikuti perintah Kirilos.{{sfn|Watts|2017|page=139}}