Lompat ke isi

Penangkapan Pangeran Diponegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bapak Alex (bicara | kontrib)
Bapak Alex (bicara | kontrib)
Baris 155: Baris 155:
}}
}}


Pada saat yang sama, kritikus lain, baik Indonesia maupun Barat, menunjukkan tak adanya unsur [[nasionalisme]] dalam gambar tersebut.{{sfn|Kraus|2005|pp=287—288}}<ref name="lupitan" /> Dengan demikian, [[Harsja W. Bachtiar]] menulis bahwa tidak ada alasan mendasar dalam mempersembahkan lukisan itu sebagai hadiah kepada raja, dalam tindakan Saleh ini orang lebih bisa melihat refleksi dari hubungan antara punggawa dan tuannya, seniman dan pengikutnya.{{sfn|Kraus|2005|p=287}} Astrid Wright mengungkapkan pandangan yang sama mengenai penggambaran hasil yang tidak dapat diubah dari pemberontakan Jawa sebagai peringatan bagi para pemberontak potensial, sehubungan dengan itu dia menyarankan bahwa lukisan itu mungkin ditugaskan oleh pemerintah [[kolonialisme|kolonial]] [[Hindia Belanda|Belanda]] sendiri.{{sfn|Agus, Wright|2001|p=58}} Susie Protschki juga tak menemukan bukti perlawanan terhadap kekuasaan kolonial dalam lukisan itu, mencatat bahwa dengan mempersembahkan karyanya kepada raja Belanda Saleh mengakui otoritasnya atas tanah airnya.{{sfn|Protschky|2011|pp=74—75}} Dalam konteks ini dia dan kritikus lain telah menarik kesejajaran dengan sisa karya Saleh, beberapa potret gubernur jenderal yang masih hidup yang digambarkan sebagai penguasa tak terbantahkan di Hindia Timur.{{sfn|Protschky|2011|pp=53—54, 74}}{{sfn|Taylor|2015|p=196}}
Pada saat yang sama, kritikus lain, baik Indonesia maupun Barat, menunjukkan tak adanya unsur [[nasionalisme]] dalam gambar tersebut.{{sfn|Kraus|2005|pp=287—288}}<ref name="lupitan" /> Dengan demikian, [[Harsja W. Bachtiar]] menulis bahwa tidak ada alasan tersembunyi apapun dalam mempersembahkan lukisan itu sebagai hadiah kepada raja. Pada hematnya tindakan Saleh hanya merupakan refleksi dari hubungan antara punggawa dan tuannya, seniman dan pelindungnya.{{sfn|Kraus|2005|p=287}} Astrid Wright mengungkapkan pandangan yang sama mengenai penggambaran hasil sial yang tidak dapat diubah dari pemberontakan Jawa sebagai peringatan bagi para pemberontak potensial, sehubungan dengan itu dia menyarankan bahwa lukisan itu mungkin ditugaskan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda sendiri.{{sfn|Agus, Wright|2001|p=58}} Susie Protschki juga tak menemukan bukti perlawanan terhadap kekuasaan kolonial dalam lukisan itu, mencatat bahwa dengan mempersembahkan karyanya kepada raja Belanda Saleh mengakui otoritasnya atas tanah airnya.{{sfn|Protschky|2011|pp=74—75}} Dalam konteks ini dia dan kritikus lain telah menarik kesejajaran dengan sisa karya Saleh, beberapa potret gubernur jenderal Belanda yang digambarkan sebagai penguasa tak terbantahkan di Indobesia.{{sfn|Protschky|2011|pp=53—54, 74}}{{sfn|Taylor|2015|p=196}}
Misalnya, potret [[Jean Chrétien Baud]] (119 × 97 cm, 1835)<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3799|title=Portrait of Jean Chrétien Baud, Governor-General ad interim of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1835|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2021-08-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210830054001/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3799|deadlink=no}}</ref>, [[Johannes van den Bosch]] (115 × 97 cm, 1836)<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3798|title=Portrait of Johannes, Graaf van den Bosch, Governor-General of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1836|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2016-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305025115/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3798|deadlink=no}}</ref>, [[Herman Willem Daendels]] (119 × 98 cm, 1838).<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3790|title=Posthumous Portrait of Herman Willem Daendels, Governor-General of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1838|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2020-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200119055520/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3790|deadlink=no}}</ref>


Misalnya, potret [[Jean Chrétien Baud]] (119 × 97 cm, 1835)<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3799|title=Portrait of Jean Chrétien Baud, Governor-General ad interim of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1835|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2021-08-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20210830054001/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3799|deadlink=no}}</ref>, [[Johannes van den Bosch]] (115 × 97 cm, 1836)<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3798|title=Portrait of Johannes, Graaf van den Bosch, Governor-General of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1836|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2016-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305025115/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3798|deadlink=no}}</ref>, [[Herman Willem Daendels]] (119 × 98 cm, 1838).<ref>{{cite web|url=https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3790|title=Posthumous Portrait of Herman Willem Daendels, Governor-General of the Dutch East Indies, Raden Sarief Bastaman Saleh, 1838|publisher=[[Rijksmuseum]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2020-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200119055520/https://www.rijksmuseum.nl/en/collection/SK-A-3790|deadlink=no}}</ref> Pada gilirannya, Peter Carey menunjukkan bahwa mempersembahkan lukisan itu sebagai hadiah kepada Raja Belanda adalah gerakan ambigu yang ingin tahu, karena matahari terbit yang digambarkan di latar belakang kanvas mengisyaratkan bahwa pelestarian kenangan Diponegoro, kejeniusan, dan penderitaannya suatu saat akan membawa pada pembebasan bangsa dari belenggu penjajahan.{{sfn|Carey|2007|pp=698—699}} Peter Carey juga mencatat bahwa matahari terbit yang digambarkan oleh Saleh membawa semacam kabut tembus pandang ke atmosfer lanskap Jawa yang megah.{{sfn|Carey|1982|p=2}} Meski penangkapan Diponegoro sebenarnya terjadi pada sore hari, menurut Kraus, matahari terbit sengaja dimasukkan oleh Saleh ke dalam komposisi dan melambangkan awal era baru dalam sejarah Jawa itu sendiri dan masa depan Indonesia secara keseluruhan.{{sfn|Kraus|2005|p=293}}
Pada gilirannya, Peter Carey menunjukkan bahwa mempersembahkan lukisan itu sebagai hadiah kepada Raja Belanda adalah gerakan ambigu yang cerdik, karena matahari terbit yang digambarkan di latar belakang kanvas mengisyaratkan bahwa pelestarian kenangan Diponegoro, kejeniusan, dan penderitaannya suatu saat akan membawa pada pembebasan bangsa dari belenggu penjajahan.{{sfn|Carey|2007|pp=698—699}} Peter Carey juga mencatat bahwa matahari terbit yang digambarkan oleh Saleh membawa semacam kabut tembus pandang ke atmosfer lanskap Jawa yang megah.{{sfn|Carey|1982|p=2}} Meski penangkapan Diponegoro sebenarnya terjadi pada sore hari, menurut Kraus, matahari terbit sengaja dimasukkan oleh Saleh ke dalam komposisi dan melambangkan awal era baru dalam sejarah Jawa itu sendiri dan masa depan Indonesia secara keseluruhan.{{sfn|Kraus|2005|p=293}}


[[Berkas:Barend Wijnveld - Anno 1821. De overwinning bij Palembang - SA 5039 - Amsterdam Museum.jpg|290px|mini|kiri|"Kemenangan di [[Palembang]]" oleh Weinveld]]
[[Berkas:Barend Wijnveld - Anno 1821. De overwinning bij Palembang - SA 5039 - Amsterdam Museum.jpg|290px|mini|kiri|"Kemenangan di [[Palembang]]" oleh Weinveld]]
[[Berkas:Abdication de charles quint Louis Gallait.jpg|288px|mini|kanan|Abdikasi Charles V, Halle]]
[[Berkas:Abdication de charles quint Louis Gallait.jpg|288px|mini|kanan|Abdikasi Charles V, Halle]]


Saleh mungkin menemukan inspirasi dalam karya para pendahulunya, khususnya Belanda.{{sfn|Kraus|2005|pp=282, 290}}{{sfn|Taylor|2015|p=196}} Palet warna yang digunakan dalam Arrest mengingatkan pada lukisan kehidupan [[Horace Vernet]] dan [[Eugène Delacroix]] yang akrab dengan Saleh.{{sfn|Carey|1982|p=2}} Postur dan gerak tubuh de Kock mirip dengan yang digambarkan dalam karya orang Belanda Barend Weinveld yang berjudul "Kemenangan di Palembang" (39 × 56 cm, setelah 1835). Dalam lukisan tersebut, de Kock juga digambarkan mengirim Sultan [[Mahmud Badaruddin II]] dari [[Kesultanan Palembang]] ke pengasingan, sembilan tahun sebelum penangkapan Diponegoro.{{sfn|Kraus|2005|p=282}}{{sfn|Clark et al.|2006|p=45}}<ref>{{cite web|url=http://am.adlibhosting.com/amonline/details/collect/38314|title=De overwinning bij Palembang|publisher=[[Museum Amsterdam]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2020-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20200929031810/http://am.adlibhosting.com/amonline/details/collect/38314|deadlink=no}}</ref> Rupanya, de Kock dilukis oleh Saleh dalam pose seperti itu, termasuk dibawah pengaruh lukisan Renaisans [[Italia]].{{sfn|Carey|1982|p=2}} Paralel juga dapat digambar dengan lukisan seniman Belgia Louis Galle berjudul "Abdikasi Charles V" (485 × 683 cm, 1841).{{sfn|Kraus|2005|p=290}}<ref>{{cite web|url=https://www.fine-arts-museum.be/fr/la-collection/louis-gallait-labdication-de-charles-quint?artist=gallait-louis-1&string=Gallait|title=L'abdication de Charles Quint|publisher=[[Museum Seni Rupa Murni Kerajaan Belgia]]|date=|accessdate=2 Desember 2019}}</ref>
Saleh mungkin menemukan inspirasi dalam karya para pendahulunya, khususnya Belanda.{{sfn|Kraus|2005|pp=282, 290}}{{sfn|Taylor|2015|p=196}} Palet warna yang digunakan dalam ″Penangkapan Diponegoro″ mengingatkan pada lukisan kehidupan [[Horace Vernet]] dan [[Eugène Delacroix]] yang akrab dengan Saleh.{{sfn|Carey|1982|p=2}} Postur dan gerak tubuh de Kock mirip dengan yang digambarkan dalam karya orang Belanda Barend Weinveld yang berjudul "Kemenangan di Palembang" (39 × 56 cm, setelah 1835). Dalam lukisan tersebut, de Kock juga digambarkan mengirim Sultan [[Mahmud Badaruddin II]] dari [[Kesultanan Palembang]] ke pengasingan, sembilan tahun sebelum penangkapan Diponegoro.{{sfn|Kraus|2005|p=282}}{{sfn|Clark et al.|2006|p=45}}<ref>{{cite web|url=http://am.adlibhosting.com/amonline/details/collect/38314|title=De overwinning bij Palembang|publisher=[[Museum Amsterdam]]|date=|accessdate=2 Desember 2019|archive-date=2020-09-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20200929031810/http://am.adlibhosting.com/amonline/details/collect/38314|deadlink=no}}</ref> Rupanya, de Kock dilukis oleh Saleh dalam pose seperti itu, termasuk dibawah pengaruh lukisan Renaisans [[Italia]].{{sfn|Carey|1982|p=2}} Paralel juga dapat digambar dengan lukisan seniman Belgia Louis Galle berjudul "Abdikasi Charles V" (485 × 683 cm, 1841).{{sfn|Kraus|2005|p=290}}<ref>{{cite web|url=https://www.fine-arts-museum.be/fr/la-collection/louis-gallait-labdication-de-charles-quint?artist=gallait-louis-1&string=Gallait|title=L'abdication de Charles Quint|publisher=[[Museum Seni Rupa Murni Kerajaan Belgia]]|date=|accessdate=2 Desember 2019}}</ref>


Penangkapan dan penolakan serupa dalam arah komposisi sepanjang diagonal, solusi dinamis dari pose karakter khususnya 2 karakter sentral.{{sfn|Kraus|2005|p=293}} Turun takhta Charles V adalah titik balik dalam sejarah [[Belanda]] dan [[Belgia]]. Setelah kenaikan takhta [[Philip II]], pemberontakan Belanda pecah melawan kekuasaan [[Spanyol]].{{sfn|Kraus|2005|p=292}}
″Penangkapan Diponegoro″ dan "Abdikasi Charles V" serupa dalam arah komposisi sepanjang diagonal serta solusi dinamis dari pose karakter khususnya 2 karakter sentral.{{sfn|Kraus|2005|p=293}} Turun takhta Charles V adalah titik balik dalam sejarah [[Belanda]] dan [[Belgia]]. Setelah kenaikan takhta [[Philip II]], pemberontakan Belanda pecah melawan kekuasaan [[Spanyol]].{{sfn|Kraus|2005|p=292}}


Saleh pasti melihat karya Halle di pameran lukisan [[Belgia]] di Dresden, sehubungan dengan itu "Penangkapan", menurut Kraus dapat diartikan sebagai pernyataan yang ditujukan kepada [[Hindia Belanda|pemerintah Belanda]]: "Perang kemerdekaan yang kita lakukan hari ini menyerupai perang yang Anda pimpin 400 tahun yang lalu.”{{sfn|Kraus|2005|pp=292—293}}
Saleh pasti melihat karya Halle di pameran lukisan [[Belgia]] di [[Dresden]], sehubungan dengan itu "Penangkapan", menurut Kraus dapat diartikan sebagai pernyataan yang ditujukan kepada pemerintah Belanda: "Perang kemerdekaan yang kita lakukan hari ini menyerupai perang yang anda lakukan 400 tahun yang lalu.”{{sfn|Kraus|2005|pp=292—293}}


== Dampak budaya ==
== Dampak budaya ==