Lompat ke isi

Sampan Tradisional Enggano: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k top: clean up, added orphan tag
 
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2022}}

'''[[Sampan]] [[Tradisi]]onal Enggano''' memiliki sebutan lain yang bernama Doha. Sampan Doha ini dipergunakan oleh masyarakat [[Enggano, Bengkulu Utara|Enggano]] sebagai alat transportasi di laut untuk mencari ikan. [[Sampan]] Doha Enggano ini dipergunakan tanpa menggunakan lampu. Oleh karena itu, biasanya penangkapan ikan menggunakan sampan ini jarang dilakukan pada malam hari.<ref>{{Cite journal|last=Singkam, Ariefa Primair Yani, dan Aziza Fajri|first=Abdul Rahman|date=2020|title=Keragaman Ikan di Laut Dangkal Provinsi Bengkulu|journal=Jurnal Enggano|volume=5|issue=3|pages=424}}</ref> Selain dipergunakan di laut, sampan ini juga dipergunakan di sepanjang Sungai yang berada di Kepulauan Enggano. Selain itu, sampan Doha ini dibuat dengan mempergunakan [[teknologi tradisional]] yang diwarisi oleh leluhur mereka.<ref>{{Cite book|last=Hariadi|first=Dkk|date=2014|url=|title=Warisan Budaya Tak Benda|location=Padang|publisher=BPNB Padang|isbn=978-602-8742-82-5|pages=16|url-status=live}}</ref>
'''[[Sampan]] [[Tradisi]]onal Enggano''' memiliki sebutan lain yang bernama Doha. Sampan Doha ini dipergunakan oleh masyarakat [[Enggano, Bengkulu Utara|Enggano]] sebagai alat transportasi di laut untuk mencari ikan. [[Sampan]] Doha Enggano ini dipergunakan tanpa menggunakan lampu. Oleh karena itu, biasanya penangkapan ikan menggunakan sampan ini jarang dilakukan pada malam hari.<ref>{{Cite journal|last=Singkam, Ariefa Primair Yani, dan Aziza Fajri|first=Abdul Rahman|date=2020|title=Keragaman Ikan di Laut Dangkal Provinsi Bengkulu|journal=Jurnal Enggano|volume=5|issue=3|pages=424}}</ref> Selain dipergunakan di laut, sampan ini juga dipergunakan di sepanjang Sungai yang berada di Kepulauan Enggano. Selain itu, sampan Doha ini dibuat dengan mempergunakan [[teknologi tradisional]] yang diwarisi oleh leluhur mereka.<ref>{{Cite book|last=Hariadi|first=Dkk|date=2014|url=|title=Warisan Budaya Tak Benda|location=Padang|publisher=BPNB Padang|isbn=978-602-8742-82-5|pages=16|url-status=live}}</ref>