Kabupaten Lumajang: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Selatan salah satu dari empat arah mata angin |
Adhiyan216 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 115: | Baris 115: | ||
Pada abad ke 17 Lumajang dikuasai oleh keluarga Untung Suropati setelah kematian pemimpin terakhir Kerajaan Blambangan, Susuhuna Tawangalun. Salah satu penguasanya yaitu [[Tumenggung Kartonegoro|Tumenggung Kartonegor]]<nowiki/>o memerintah Lumajang di kawasan perbentengan Kutorenon. Cucu Untung Suropati itu terkenal sangat anti VOC. Permintaan untuk menyerahkan diri kepada VOC ditolaknya mentah-mentah sehingga Lumajang ditaklukkan dan perbentengannya diratakan dengan tanah pada bulan Juni tahun 1767. |
Pada abad ke 17 Lumajang dikuasai oleh keluarga Untung Suropati setelah kematian pemimpin terakhir Kerajaan Blambangan, Susuhuna Tawangalun. Salah satu penguasanya yaitu [[Tumenggung Kartonegoro|Tumenggung Kartonegor]]<nowiki/>o memerintah Lumajang di kawasan perbentengan Kutorenon. Cucu Untung Suropati itu terkenal sangat anti VOC. Permintaan untuk menyerahkan diri kepada VOC ditolaknya mentah-mentah sehingga Lumajang ditaklukkan dan perbentengannya diratakan dengan tanah pada bulan Juni tahun 1767. |
||
⚫ | |||
Pada masa penjajahan Belanda, awalnya Lumajang hanya daerah dibawah Pasuruan dan Probolinggo. |
|||
⚫ | |||
Pada tahun 1867 Lumajang menjadi daerah afdelling di bawah Probolinggo. Pimpinan tertinggi adalah seorang patih bernama Raden Endro Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1870). Raden Endro Koesoemo membawahi beberapa Kawedanan seperti Kandangan, Lumajang dan Ranu Lamongan. Raden Endro Koesoemo secara keturunan masih bersambung kepada Kyai Mutamakkin Kajen Pati. |
|||
Pada tahun 1882 wilayah Lumajang berstatus Distrik (setingkat [[kecamatan]]) yang dipimpin oleh seorang Wedana. Kemudian pada tahun 1886 statusnya dinaikkan menjadi ''Afdeeling'' (setingkat [[kabupaten]]), kepala pemerintahannya adalah seorang Patih Afdeeling. Beberapa patih yang pernah memimpin Lumajang antara lain: |
|||
Tahun 1867 - 1886 Patih Raden Endro Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1870), |
|||
1886 - 1890 Patih Raden Pandji Atmo Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1887), |
|||
1890 - 1920 Patih Raden Mas Singowiguno (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1898), |
|||
1920 - 1923 Patih Mas Ngabehi Ardjosoepoetro (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1922), |
|||
1923 - 1928 Patih Raden Kartoadiredjo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1933). |
|||
Pada tahun 1886 kepemimpinan Afdeling Lumajang diteruskan oleh putranya yaitu Raden Panji Atmo Koesoemo (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1887). Kekuasannya tidak berlangsung lama yaitu hanya 4 tahun. Pada tahun 1890, Raden Panji Atmo Koesoemo pindah ke Demak. Kepemimpinannya di Lumajang kemudian digantikan oleh Raden Mas Singowiguno (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1898) |
|||
⚫ | |||
Pada tahun 1920, Raden Mas Singowiguno digantikan oleh Mas Ngabehi Ardjosoepoetro (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1922). Beliau kemudian digantikan oleh Raden Kartoadiredjo pada tahun 1923 (Regeerings Almanak Nederlandsch Indie 1933). |
|||
⚫ | |||
== Pemerintahan == |
== Pemerintahan == |