Lompat ke isi

Kristologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2+) (bot Menambah: hr:Kristologija
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
Makna Kristologi bagi umat Kristiani selalu berkembang dari masa ke masa, dan tidak pernah mengalami tahap selesai, karena selalu dihubungkan dengan [[konteks]] umat Kristiani oleh para pemikirnya.<ref name="Berkhof"></ref><ref name="Dister1"> Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref><ref name="Pelikan"></ref>Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema seperti [[feminisme]], [[Teologi pembebasan]] atau [[kemerdekaan]] adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, "[[eksklusivisme]]", kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh [[ciptaan]], termasuk alam.<ref name="Hengel"></Ref><ref name="Pelikan">{{en}}Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN: Yale University Press, 1985</ref> Kristologi yang dihayati dalam kondisi alam yang rusak karena [[pemanasan global]] disebut Kristologi [[Ekologi]].<ref name="Deane"> Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006</ref><ref name name="Sudarminta">{{id}}J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44</ref> Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan disebut [[Cosmic|Kristologi Kosmik]].<ref name="Sudarminta"></ref> Bahkan Yesus Kristus diuraikan diberikan delapan belas gambaran terkait dengan budaya adat-istiadat yang terus berubah.<ref name="Pelikan"></ref><!--paragraf terakhir ini lebih baik ditaruh di bagian akhir artikel mengenai perkembangan modern atau kaitan Kristologi dengan cabang ilmu teologi lainnya, Jawab: jika ini dianggap kesimpulan, mungkin benar Mas, tapi apa tidak dipertimbangkan sebagai guide-line agar pembaca lebih jelas untuk melihat kristologi secara lebih luas??, mohon pencerahannya, terima kasih banyak lho Mas Moel-->
Makna Kristologi bagi umat Kristiani selalu berkembang dari masa ke masa, dan tidak pernah mengalami tahap selesai, karena selalu dihubungkan dengan [[konteks]] umat Kristiani oleh para pemikirnya.<ref name="Berkhof"></ref><ref name="Dister1"> Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref><ref name="Pelikan"></ref>Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema seperti [[feminisme]], [[Teologi pembebasan]] atau [[kemerdekaan]] adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, "[[eksklusivisme]]", kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh [[ciptaan]], termasuk alam.<ref name="Hengel"></Ref><ref name="Pelikan">{{en}}Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN: Yale University Press, 1985</ref> Kristologi yang dihayati dalam kondisi alam yang rusak karena [[pemanasan global]] disebut Kristologi [[Ekologi]].<ref name="Deane"> Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006</ref><ref name name="Sudarminta">{{id}}J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44</ref> Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan disebut [[Cosmic|Kristologi Kosmik]].<ref name="Sudarminta"></ref> Bahkan Yesus Kristus diuraikan diberikan delapan belas gambaran terkait dengan budaya adat-istiadat yang terus berubah.<ref name="Pelikan"></ref><!--paragraf terakhir ini lebih baik ditaruh di bagian akhir artikel mengenai perkembangan modern atau kaitan Kristologi dengan cabang ilmu teologi lainnya, Jawab: jika ini dianggap kesimpulan, mungkin benar Mas, tapi apa tidak dipertimbangkan sebagai guide-line agar pembaca lebih jelas untuk melihat kristologi secara lebih luas??, mohon pencerahannya, terima kasih banyak lho Mas Moel-->


'''Teks tebal'''== Kristologi dalam Ilmu Teologi ==
== Kristologi dalam Ilmu Teologi ==
Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun [[Teologi Sistematika]]-Dogmatika.<ref name="Groenen"></ref>.<ref name="Dister">{{id}}Nico Syukur Dister., Kristologi - Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius</ref><ref name="Dister1"></ref> Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan ([[wahyu]]) Allah kepada manusia melalui kedatangan Kristus<!--bahasa masih teknis Kristen; apakah Kristologi adalah doktrin, atau kajian teologis? Jawab: kata 'doktrin' ini sesuai buku Mas Moel, tapi tak apa saya rubah hehehe-->.<ref name="Hengel">{{en}} Martin Hengel., Studies in Early Christology, Scotland: T&T Clark Ltd, 1995</Ref> Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, ''Χριστός''= kristos = Kristus dan ''λόγος'' =logos = logi = kata-kata = ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan masalah-masalah di setiap zaman.<ref name="Groenen"></ref> Kristologi dan ajaran [[Trinitas]] tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, [[sistematika]] dan dogmatika.<ref name="Lohse">{{id}}Bernard Lohse., Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 Hlm 90</ref><ref name="Dister">{{id}} </ref> Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai [[keselamatan]] atau [[soteriologi]].<ref name="Groenen">{{id}}</ref>
Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun [[Teologi Sistematika]]-Dogmatika.<ref name="Groenen"></ref>.<ref name="Dister">{{id}}Nico Syukur Dister., Kristologi - Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius</ref><ref name="Dister1"></ref> Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan ([[wahyu]]) Allah kepada manusia melalui kedatangan Kristus<!--bahasa masih teknis Kristen; apakah Kristologi adalah doktrin, atau kajian teologis? Jawab: kata 'doktrin' ini sesuai buku Mas Moel, tapi tak apa saya rubah hehehe-->.<ref name="Hengel">{{en}} Martin Hengel., Studies in Early Christology, Scotland: T&T Clark Ltd, 1995</Ref> Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, ''Χριστός''= kristos = Kristus dan ''λόγος'' =logos = logi = kata-kata = ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan masalah-masalah di setiap zaman.<ref name="Groenen"></ref> Kristologi dan ajaran [[Trinitas]] tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, [[sistematika]] dan dogmatika.<ref name="Lohse">{{id}}Bernard Lohse., Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 Hlm 90</ref><ref name="Dister">{{id}} </ref> Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai [[keselamatan]] atau [[soteriologi]].<ref name="Groenen">{{id}}</ref>


Pembicaraan tentang Kristus ini merupakan ajaran [[Kristen]] yang memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan.<ref name="Sagala">{{id}}Mangapul Sagala. ., Firman Menjadi Daging, Jakarta: Perkantas 2009</ref> Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus juga masih berlangsung sampai saat ini.<ref name="Dister1"></ref><ref name="Johnson"></ref> Hal ini tampak dalam perdebatan seputar paham [[Trinitas]] (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda.<ref name="Dister1"></ref> Perdebatan tersebut paling tampak dalam pemikiran [[Ireneus]], [[Tertulianus]] dan [[Origenes]]<!--ini perdebatan pada masa lampau, apakah masih ada pada masa kini, jawab: ajarannya itu sampai saat ini masih ada pengaruhnya Mas, terutama dari para tokoh-tokoh yang mewarisi setiap ajaran yang berbeda-beda itu, bahkan di gereja pun masih ada, walau hanya tersirat, misalnya kita berdoa pada Allah atau pada Yesus, padahal Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapa -->.<ref name="Berkhof">{{id}} Louis Berkhof., Teologi Sistematika - Doktrin Allah, Surabaya: Pusat Literatur Kristen Momentum (LRII) 1993</ref><ref name="Dister1"></ref> Perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian Kristus terus terjadi.<ref name="Kilby"></ref> Setidaknya bisa kita ketahui dari uraian seorang tokoh besar Gereja Katolik Roma, [[Karl Rahner]] pada tahun 1960an yang menguraikan Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.<ref name="Kilby"></ref> Di Indonesia, kita bisa membandingkan pendapat dua orang teolog saat ini, Joas Adiprasetya dalam bukunya ''Berdamai dengan Salib'' yang menggugat Ionaes Rahmat dalam buku ''Soteriologi Salib''.
Pembicaraan tentang Kristus ini merupakan ajaran [[Kristen]] yang memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan.<ref name="Sagala">{{id}}Mangapul Sagala. ., Firman Menjadi Daging, Jakarta: [[Perkantas]] 2009</ref> Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus juga masih berlangsung sampai saat ini.<ref name="Dister1"></ref><ref name="Johnson"></ref> Hal ini tampak dalam perdebatan seputar paham [[Trinitas]] (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda.<ref name="Dister1"></ref> Perdebatan tersebut paling tampak dalam pemikiran [[Ireneus]], [[Tertulianus]] dan [[Origenes]]<!--ini perdebatan pada masa lampau, apakah masih ada pada masa kini, jawab: ajarannya itu sampai saat ini masih ada pengaruhnya Mas, terutama dari para tokoh-tokoh yang mewarisi setiap ajaran yang berbeda-beda itu, bahkan di gereja pun masih ada, walau hanya tersirat, misalnya kita berdoa pada Allah atau pada Yesus, padahal Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapa -->.<ref name="Berkhof">{{id}} Louis Berkhof., Teologi Sistematika - Doktrin Allah, Surabaya: Pusat Literatur Kristen Momentum (LRII) 1993</ref><ref name="Dister1"></ref> Perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian Kristus terus terjadi.<ref name="Kilby"></ref> Setidaknya bisa kita ketahui dari uraian seorang tokoh besar Gereja Katolik Roma, [[Karl Rahner]] pada tahun 1960an yang menguraikan Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.<ref name="Kilby"></ref> Di Indonesia, kita bisa membandingkan pendapat dua orang teolog saat ini, Joas Adiprasetya dalam bukunya ''Berdamai dengan Salib'' yang menggugat Ionaes Rahmat dalam buku ''Soteriologi Salib''.


== Kristus sebagai Mesias ==
== Kristus sebagai Mesias ==