Lompat ke isi

Pengguna:Ikaiffah/Pendidikan abad 21: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ikaiffah (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Pendidikan abad 21''' merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki Revolusi Industri 4. 0. Pendidikan abad 21 mengedepankan...'
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1: Baris 1:
'''Pendidikan abad 21''' merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki Revolusi Industri 4. 0. Pendidikan abad 21 mengedepankan pendidikan karakter yang bertujuan agar peserta didik mampu menghadapi tantangan di masa depan sekaligus mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan bijak. Inti dari pendidikan abad 21 adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang mandiri dan tangguh. Mampu menghadapi perkembangan IPTEK yang serba cepat dan dinamis.
'''Pendidikan abad 21''' merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki [[Revolusi Industri 4. 0]]. Pendidikan abad 21 mengedepankan pendidikan karakter yang bertujuan agar peserta didik mampu menghadapi tantangan di masa depan sekaligus mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan bijak. Inti dari pendidikan [[abad 21]]<ref>{{Cite book|title=pembelajaran abad 21|last=daryanto|first=daryanto|date=|publisher=Gava Media|isbn=|location=Yogyakarta|pages=|url-status=live}}</ref> adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang mandiri dan tangguh dan mampu menghadapi perkembangan [[Iptek|IPTEK]]<ref>{{Cite journal|last=Wahyono|first=Poncojari|year=1991|title=PERKEMBANGAN IPTEK: DAMPAK DAN KONSEKWENSINYA|url=http://ejournal.umm.ac.id/index.php/bestari/article/view/3030|journal=Bestari|volume=8|issue=|pages=|doi=}}</ref> yang serba cepat dan dinamis.


== Karakteristik ==
== Karakteristik ==
Di abad 21 perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menyebar dengan cepat. Nyaris tidak ada penghalang dan tabir dalam perkembangannya. Ilmu pengetahuan saling bertaut dan bersinergi dengan harmonis untuk mencapai tujuan teknologi sebagai skala industri. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, 2010). Berdasarkan Litbang Kemdikbud (2013) Abad 21 juga ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja.
Di abad 21 perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menyebar dengan cepat. Nyaris tidak ada penghalang dan tabir dalam perkembangannya. Ilmu pengetahuan saling bertaut dan bersinergi dengan harmonis untuk mencapai tujuan teknologi sebagai skala industri. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia ([[BSNP, 2010]]). Berdasarkan [[Litbang Kemdikbud]] (2013) Abad 21 juga ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja.


== Kewajiban Peserta didik ==
== Kewajiban Peserta Didik (siswa) ==
Pembelajaran di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Oleh sebab itu pemerintah memiliki ''Framework'' yang mampu menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai agar siswa sukses dalam kehidupannya kelak. sejalan dengan itu, Kemdikbud merumuskan paradigma pembelajaran memiliki empat pilar pendidikan yaitu 4C, critical thinking, communication, colaboration dan creative.
Pembelajaran di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Oleh sebab itu pemerintah memiliki ''[[Framework]]''<ref>{{Cite journal|last=Mara|first=Destiningrum|year=2017|title=SISTEM INFORMASI PENJADWALAN DOKTER BERBASSIS WEB
DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER
(STUDI KASUS: RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL CENTRE)|url=file:///C:/Users/DELL/Downloads/24-124-3-PB.pdf|journal=TEKNOINFO|volume=11|issue=2|pages=30-37|doi=}}</ref> yang mampu menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai agar siswa sukses dalam kehidupannya kelak. Sejalan dengan itu, [[Kemdikbud]] merumuskan paradigma pembelajaran yang memiliki empat pilar pendidikan yaitu 4C, critical thinking, communication, colaboration dan creative.


=== Critical Thinking (berfikir kritis) ===
=== Critical Thinking (berfikir kritis) ===
Merupakan kemampuan siswa dalam hal membiasakan diri berpikir kritis berupa bernalar, menyampaikan pendapat, menganalisa dan menyelesaikan masalah dengan bijak. Selain itu berfikir kritis, juga digunakan untuk menangkal dan menyaring pandangan fanatik terhadap suatu hal yang tidak masuk akal. Berpikir kritis biasanya dimulai dengan membiasakan diri detail terhadap fenomena di sekitar sehingga mampu mengkritisi sekaligus memberikan solusi atas fenomena di sekitarnya tersebut, Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat menjadi situasi yang tepat (sesuai dengan kondisinya).
Merupakan kemampuan peserta didik dalam hal membiasakan diri berpikir kritis berupa bernalar, menyampaikan pendapat, menganalisa dan menyelesaikan masalah dengan bijak. Selain itu berfikir kritis, juga digunakan untuk menangkal dan menyaring pandangan fanatik terhadap suatu hal yang tidak masuk akal. Berpikir kritis biasanya dimulai dengan membiasakan diri detail terhadap fenomena di sekitar sehingga mampu mengkritisi sekaligus memberikan solusi atas fenomena tersebut, Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat menjadi situasi yang tepat (sesuai dengan kondisinya).


=== Communication (komunikasi) ===
=== Communication (komunikasi) ===
Merupakan salah satu keberhasilan jika unsur - unsur pendidikan (peserta didik, tenaga pendidik dan pelaku - pelaku pendidikan yang lain) mampu berkomunikasi dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Komunikasi yang harmonis akan terealisasi jika saling memahami satu dengan yang lainnya.
Merupakan salah satu keberhasilan jika unsur - unsur pendidikan (peserta didik, tenaga pendidik dan pelaku - pelaku pendidikan yang lain) mampu berkomunikasi dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Komunikasi yang harmonis akan terealisasi jika saling memahami satu dengan yang lainnya dan mengganggap bahwa perbedaan itu sebagai suatu keunikan tersendiri. Bukankah sudah dijelaskan bahwa perbedaan itu merupakan rahmat ?

=== Collaboration (kolaborasi) ===
Merupakan kemampuan bekerja sama, saling bersinergi dengan pihak - pihak terkait dan selalu bertanggung jawab dengan diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian ia akan senantiasa bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Membiasakan diri untuk selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah ataupun masyarakat untuk pencapaian mufakat. Pembiasaan musyawarah telah dituangkan dan diatur dalam pancasila sila ke 4.

=== Creativity (kreativitas) ===
Merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas itu butuh pembiasaan dan ketelatenan. Dalam hal ini peserta didik perlu diasah setiap hari agar menghasilkan produk dan inovasi baru bagi dunia pendidikan. Kreatifitas membekali seorang peserta didik agar mampu memiliki daya saing dan senantiasa memberikan sejumlah peluang baginya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya kelak.

== Kewajiban Tenaga Pendidik (guru) ==
Tenaga pendidik (guru) juga memiliki kewajiban selain peserta didiknya dalam menghadapi pendidikan abad 21. Tenaga pendidik dituntut untuk selalu melakukan inovasi pendidikan khususnya dalam hal proses pembelajaran. Diharapkan tenaga pendidikan mampu mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi yang selalu dinamis sebagai media pembelajaran agar materi dapat tersampaikan secara optimal. Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan tenaga pendidik atau guru di abad 21, yaitu : ''Teaching in multicultural society'', mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa, ''Teaching for the construction of meaning'', mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep), ''Teaching for active learning'', mengajar untuk pembelajaran aktif, ''Teaching and technology'', mengajar dan teknologi, ''Teaching with new view about abilities'', mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan, ''Teaching and choice'' mengajar dan pilihan dan ''Teaching and accountability'', mengajar dan akuntabilitas. Selain itu, Yahya (2010) juga menambahkan beberapa tantangan tenaga pendidik di Abad 21 yaitu: pendidikan yang berfokus pada ''character building,'' pendidikan yang peduli perubahan iklim, enterprenual mindset, membangun ''learning community'' dan kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (''hard skills- soft skills''). Selain itu tenaga pendidik juga harus memiliki 4 kompetensi utuh yang harus dimiliki demi capaian tujuan pendidikan nasional yang optimal, yaitu :

=== Kompetensi Profesional ===
Beberapa hal yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik sebagai tenaga [[profesional]]<ref>{{Cite journal|date=2020-01-24|title=Profesional|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Profesional&oldid=16479470|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> adalah menguasai keilmuannya baik dalam metodologinya maupun dalam konten materinya, menguasai struktur keilmuannya, menguasai dan mampu mengembangkan atau memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran, dapat mengorganisasi materi kurikulum keilmuannya dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penelitian - penelitian baik dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ataupun penelitian produk yang berhubungan dengan keilmuannya.

=== Kompetensi Pedagogik ===
Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan proses pembelajaran baik dalam hal metode, model, teknik dan strategi pembelajarannya. Beberapa hal yang terkait dengan kompetensi ini adalah memahami latar belakang keluarga dan lingkungan peserta didik, memahami karakteristik [[psikologi]]<ref>{{Cite journal|date=2019-09-06|title=Psikologi|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Psikologi&oldid=15534351|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> peserta didik, memahami gaya belajar dan kesulitan peserta didik, memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, mengembangan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik (student center), merancang dan sekaligus melaksanakan pembelajaran yang bersifat mendidik dan melakukan evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian pembelajaran.

=== '''Kompetensi  kepribadian''' ===
Merupakan salah satu kompetensi yang terdapat dalam pribadi tenaga pendidik. Beberapa contoh yang dapat diterapkan oleh tenaga pendidik sebagai bentuk pemenuhan kompetensi kepribadian adalah menampilkan pribadi yang berakhlak mulia atau teladan bagi peserta didik dan lingkungan, memiliki [[kepribadian]]<ref>{{Cite journal|last=Ramdhani|first=Neila|year=2015|title=Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media
Komunikasi? Metaanalisis Terhadap Hubungan
Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to
Experience dengan Penggunaan Email|url=file:///C:/Users/DELL/Downloads/7092-12328-1-PB.pdf|journal=PSIKOLOG|volume=34|issue=2|pages=112 - 129|doi=}}</ref> atau mental yang tangguh serta bijak dalam bersikap dan berfikir, memiliki [[estetika]]<ref>{{Cite journal|date=2020-02-28|title=Estetika|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Estetika&oldid=16602347|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>, [[etika]]<ref>{{Cite journal|date=2019-11-05|title=Etika|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Etika&oldid=16143491|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref>, tatacara berkomunikasi yang baik dan mampu mengevaluasi kinerja diri sendiri sekaligus mampu mengembangkan potensinya agar menjadi sumber inspirasi dan [[motivasi]]<ref>{{Cite book|title=motivasi pembelajaran perspekti guru dan mahasiswa|last=kompri|first=kompri|date=2015|publisher=rosda|isbn=9789796926343|location=cimahi|pages=|url-status=live}}</ref> bagi peserta didik.

=== Kompetensi Sosial ===
Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya. Beberapa hal yang berkaitan dengan kompetensi tersebut adalah mampu berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap peserta didik, wali murid, dan masyarakat baik di sekolah maupun di lingkungan lain, mampu bermanfaat terhadap pendidikan di sekolah maupun di masyarakat, mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan di tingkat manapun, mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik sebagai usaha pengembangan diri dan sebagai bentuk interpretasi terhadap kedinamisan ilmu pengetahuan dan [[teknologi]].
<br />
<references />

Revisi per 3 Maret 2020 18.18

Pendidikan abad 21 merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki Revolusi Industri 4. 0. Pendidikan abad 21 mengedepankan pendidikan karakter yang bertujuan agar peserta didik mampu menghadapi tantangan di masa depan sekaligus mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan bijak. Inti dari pendidikan abad 21[1] adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang mandiri dan tangguh dan mampu menghadapi perkembangan IPTEK[2] yang serba cepat dan dinamis.

Karakteristik

Di abad 21 perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menyebar dengan cepat. Nyaris tidak ada penghalang dan tabir dalam perkembangannya. Ilmu pengetahuan saling bertaut dan bersinergi dengan harmonis untuk mencapai tujuan teknologi sebagai skala industri. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, 2010). Berdasarkan Litbang Kemdikbud (2013) Abad 21 juga ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja.

Kewajiban Peserta Didik (siswa)

Pembelajaran di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Oleh sebab itu pemerintah memiliki Framework[3] yang mampu menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai agar siswa sukses dalam kehidupannya kelak. Sejalan dengan itu, Kemdikbud merumuskan paradigma pembelajaran yang memiliki empat pilar pendidikan yaitu 4C, critical thinking, communication, colaboration dan creative.

Critical Thinking (berfikir kritis)

Merupakan kemampuan peserta didik dalam hal membiasakan diri berpikir kritis berupa bernalar, menyampaikan pendapat, menganalisa dan menyelesaikan masalah dengan bijak. Selain itu berfikir kritis, juga digunakan untuk menangkal dan menyaring pandangan fanatik terhadap suatu hal yang tidak masuk akal. Berpikir kritis biasanya dimulai dengan membiasakan diri detail terhadap fenomena di sekitar sehingga mampu mengkritisi sekaligus memberikan solusi atas fenomena tersebut, Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat menjadi situasi yang tepat (sesuai dengan kondisinya).

Communication (komunikasi)

Merupakan salah satu keberhasilan jika unsur - unsur pendidikan (peserta didik, tenaga pendidik dan pelaku - pelaku pendidikan yang lain) mampu berkomunikasi dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Komunikasi yang harmonis akan terealisasi jika saling memahami satu dengan yang lainnya dan mengganggap bahwa perbedaan itu sebagai suatu keunikan tersendiri. Bukankah sudah dijelaskan bahwa perbedaan itu merupakan rahmat ?

Collaboration (kolaborasi)

Merupakan kemampuan bekerja sama, saling bersinergi dengan pihak - pihak terkait dan selalu bertanggung jawab dengan diri sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian ia akan senantiasa bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Membiasakan diri untuk selalu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah ataupun masyarakat untuk pencapaian mufakat. Pembiasaan musyawarah telah dituangkan dan diatur dalam pancasila sila ke 4.

Creativity (kreativitas)

Merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kreativitas itu butuh pembiasaan dan ketelatenan. Dalam hal ini peserta didik perlu diasah setiap hari agar menghasilkan produk dan inovasi baru bagi dunia pendidikan. Kreatifitas membekali seorang peserta didik agar mampu memiliki daya saing dan senantiasa memberikan sejumlah peluang baginya untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya kelak.

Kewajiban Tenaga Pendidik (guru)

Tenaga pendidik (guru) juga memiliki kewajiban selain peserta didiknya dalam menghadapi pendidikan abad 21. Tenaga pendidik dituntut untuk selalu melakukan inovasi pendidikan khususnya dalam hal proses pembelajaran. Diharapkan tenaga pendidikan mampu mengikuti perkembangan teknologi dan komunikasi yang selalu dinamis sebagai media pembelajaran agar materi dapat tersampaikan secara optimal. Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan tenaga pendidik atau guru di abad 21, yaitu : Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa, Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep), Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif, Teaching and technology, mengajar dan teknologi, Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan, Teaching and choice mengajar dan pilihan dan Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas. Selain itu, Yahya (2010) juga menambahkan beberapa tantangan tenaga pendidik di Abad 21 yaitu: pendidikan yang berfokus pada character building, pendidikan yang peduli perubahan iklim, enterprenual mindset, membangun learning community dan kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills). Selain itu tenaga pendidik juga harus memiliki 4 kompetensi utuh yang harus dimiliki demi capaian tujuan pendidikan nasional yang optimal, yaitu :

Kompetensi Profesional

Beberapa hal yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik sebagai tenaga profesional[4] adalah menguasai keilmuannya baik dalam metodologinya maupun dalam konten materinya, menguasai struktur keilmuannya, menguasai dan mampu mengembangkan atau memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam pembelajaran, dapat mengorganisasi materi kurikulum keilmuannya dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penelitian - penelitian baik dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ataupun penelitian produk yang berhubungan dengan keilmuannya.

Kompetensi Pedagogik

Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan proses pembelajaran baik dalam hal metode, model, teknik dan strategi pembelajarannya. Beberapa hal yang terkait dengan kompetensi ini adalah memahami latar belakang keluarga dan lingkungan peserta didik, memahami karakteristik psikologi[5] peserta didik, memahami gaya belajar dan kesulitan peserta didik, memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, mengembangan metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik (student center), merancang dan sekaligus melaksanakan pembelajaran yang bersifat mendidik dan melakukan evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian pembelajaran.

Kompetensi  kepribadian

Merupakan salah satu kompetensi yang terdapat dalam pribadi tenaga pendidik. Beberapa contoh yang dapat diterapkan oleh tenaga pendidik sebagai bentuk pemenuhan kompetensi kepribadian adalah menampilkan pribadi yang berakhlak mulia atau teladan bagi peserta didik dan lingkungan, memiliki kepribadian[6] atau mental yang tangguh serta bijak dalam bersikap dan berfikir, memiliki estetika[7], etika[8], tatacara berkomunikasi yang baik dan mampu mengevaluasi kinerja diri sendiri sekaligus mampu mengembangkan potensinya agar menjadi sumber inspirasi dan motivasi[9] bagi peserta didik.

Kompetensi Sosial

Merupakan kompetensi yang berhubungan dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya. Beberapa hal yang berkaitan dengan kompetensi tersebut adalah mampu berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap peserta didik, wali murid, dan masyarakat baik di sekolah maupun di lingkungan lain, mampu bermanfaat terhadap pendidikan di sekolah maupun di masyarakat, mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan pendidikan di tingkat manapun, mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik sebagai usaha pengembangan diri dan sebagai bentuk interpretasi terhadap kedinamisan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  1. ^ daryanto, daryanto. pembelajaran abad 21. Yogyakarta: Gava Media. 
  2. ^ Wahyono, Poncojari (1991). "PERKEMBANGAN IPTEK: DAMPAK DAN KONSEKWENSINYA". Bestari. 8. 
  3. ^ Mara, Destiningrum (2017). [file:///C:/Users/DELL/Downloads/24-124-3-PB.pdf "SISTEM INFORMASI PENJADWALAN DOKTER BERBASSIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER (STUDI KASUS: RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL CENTRE)"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). TEKNOINFO. 11 (2): 30–37.  line feed character di |title= pada posisi 50 (bantuan)
  4. ^ "Profesional". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2020-01-24. 
  5. ^ "Psikologi". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2019-09-06. 
  6. ^ Ramdhani, Neila (2015). [file:///C:/Users/DELL/Downloads/7092-12328-1-PB.pdf "Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi? Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to Experience dengan Penggunaan Email"] Periksa nilai |url= (bantuan) (PDF). PSIKOLOG. 34 (2): 112 – 129.  line feed character di |title= pada posisi 46 (bantuan)
  7. ^ "Estetika". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2020-02-28. 
  8. ^ "Etika". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2019-11-05. 
  9. ^ kompri, kompri (2015). motivasi pembelajaran perspekti guru dan mahasiswa. cimahi: rosda. ISBN 9789796926343.