Marhaenisme: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Marhaenisme''' merupakan [[paham]] yang dikembangkan dari pemikiran [[Soekarno]]. Ajaran ini menggambarkan kehidupan rakyat kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah [[petani]] dan [[buruh]] yang hidupnya selalu dalam cengkraman orang orang kaya dan penguasa. |
'''Marhaenisme''' merupakan [[paham]] yang dikembangkan dari pemikiran [[Soekarno]]. Ajaran ini menggambarkan kehidupan rakyat kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah [[petani]] dan [[buruh]] yang hidupnya selalu dalam cengkraman orang orang kaya dan penguasa. |
||
Marhaenisme diambil dari nama seseorang yang hidup di [[Indonesia]]. Dia adalah seorang petani yang bernama |
Marhaenisme diambil dari nama seseorang yang hidup di [[Indonesia]]. Dia adalah seorang petani yang bernama Marhaen mempunyai lahan sendiri, lahan itu dia kerjakan sendiri dan hasilnya cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya yang sederhana. |
||
Marhaenisme pada |
Marhaenisme pada esensinya sebuah faham perlawanan yang terbentuk dari sosio-demokrasi dan sosio-ekonomi Bung Karno. |
||
Marhaenisme adalah paham yg berkuasa pada masa [[Orde Lama]] dan terjadinya banyak pemberontakan karena Soekarno hanya memusatkan pembangunan di ibukota PRRI, PERMESTA, RSM DARUL ISLAM. {{fact}} |
|||
[[nl:Marhaenisme]] |
[[nl:Marhaenisme]] |
Revisi per 16 Oktober 2009 00.47
Marhaenisme merupakan paham yang dikembangkan dari pemikiran Soekarno. Ajaran ini menggambarkan kehidupan rakyat kecil. Orang kecil yang dimaksud adalah petani dan buruh yang hidupnya selalu dalam cengkraman orang orang kaya dan penguasa.
Marhaenisme diambil dari nama seseorang yang hidup di Indonesia. Dia adalah seorang petani yang bernama Marhaen mempunyai lahan sendiri, lahan itu dia kerjakan sendiri dan hasilnya cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya yang sederhana.
Marhaenisme pada esensinya sebuah faham perlawanan yang terbentuk dari sosio-demokrasi dan sosio-ekonomi Bung Karno.