Dzimmi: Perbedaan antara revisi
+gbr |
k ~dikit |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Maimonides-2.jpg|thumb|[[Maimonides]], seorang [[filsuf]] [[Yahudi]] terkenal, adalah seorang ''dzimmi'' di [[Al-Andalus]], [[Maroko]] dan akhirnya [[Mesir]].]] |
[[Berkas:Maimonides-2.jpg|thumb|[[Maimonides]], seorang [[filsuf]] [[Yahudi]] terkenal, adalah seorang ''dzimmi'' di [[Al-Andalus]], [[Maroko]] dan akhirnya [[Mesir]].]] |
||
Secara istilah, '''dzimmi''' ({{lang-ar|'''ذمي'''}}, majemuk: '''أهل الذمة''', ''ahlul dzimmah'', "orang-orang dzimmah") adalah orang non-Muslim merdeka yang hidup dalam negara Islam yang, sebagai balasan karena membayar pajak perorangan, menerima perlindungan dan keamanan.<ref name = "Wehr">Wehr, Arabic English Dictionary, edisi ke-4, h. 360</ref> Hukum mengenai ''dzimmi'' berlaku di sebuah negara yang menjalankan [[Syariah Islam]]. Kata dzimmi sendiri berarti "perlindungan".<ref name = "Wehr"/> Status ''dzimmi'' mulai berlaku di daerah-daerah Islam dari [[Samudera Atlantik]] hingga [[India]] sejak zaman [[Muhammad]] di [[abad ke-7]] hingga zaman modern.<ref> Lewis 1984 h. 62–66</ref> Dari waktu ke waktu, banyak orang ''dzimmi'' yang masuk Islam. Kebanyakan dari mereka pindah agama secara sukarela, kecuali pada beberapa kasus di [[abad ke-12]], misalnya zaman kekuasaan [[Muwahidun]] di [[Afrika Utara]] dan [[Al-Andalus]], serta pada masa kekuasaan [[Syiah]] di [[Persia]].<ref name="conseq">Lewis (1984), h. 17, 18, 94, 95, 151; Stillman (1979), h. 27</ref><ref>Waines (2003) h. 53</ref> |
Secara istilah, '''dzimmi''' ({{lang-ar|'''ذمي'''}}, majemuk: '''أهل الذمة''', ''ahlul dzimmah'', "orang-orang dzimmah") adalah orang non-Muslim merdeka yang hidup dalam negara Islam yang, sebagai balasan karena membayar pajak perorangan, menerima perlindungan dan keamanan.<ref name = "Wehr">Wehr, Arabic English Dictionary, edisi ke-4, h. 360</ref> Hukum mengenai ''dzimmi'' berlaku di sebuah negara yang menjalankan [[Syariah Islam]]. Kata ''dzimmi'' sendiri berarti "perlindungan".<ref name = "Wehr"/> Status ''dzimmi'' mulai berlaku di daerah-daerah Islam dari [[Samudera Atlantik]] hingga [[India]] sejak zaman [[Muhammad]] di [[abad ke-7]] hingga zaman modern.<ref> Lewis 1984 h. 62–66</ref> Dari waktu ke waktu, banyak orang ''dzimmi'' yang masuk Islam. Kebanyakan dari mereka pindah agama secara sukarela, kecuali pada beberapa kasus di [[abad ke-12]], misalnya zaman kekuasaan [[Muwahidun]] di [[Afrika Utara]] dan [[Al-Andalus]], serta pada masa kekuasaan [[Syiah]] di [[Persia]].<ref name="conseq">Lewis (1984), h. 17, 18, 94, 95, 151; Stillman (1979), h. 27</ref><ref>Waines (2003) h. 53</ref> |
||
Menurut [[Qur'an]] [[Surat At Taubah]] ayat 29,<ref name="verse929use">Al-Mawardi (2000), h. 158; Bat Ye'or (2002), h. 51; Lewis (1984), h. 14</ref> orang-orang ''dzimmi'' diharuskan membayar pajak yang disebut ''[[jizyah]]'', dan tidak boleh diperangi oleh orang Islam.<ref name="929id">[http://www.geocities.com/CapeCanaveral/3304/s009.html Surat At Taubah 29], terjemahan versi Departemen Agama RI</ref><ref name="929en">[http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/009.qmt.html#009.029 Qur'an 9:29], terjemahan versi Universitas South Carolina</ref> Orang-orang ''dzimmi'' yang membayar ''jizyah'' diperbolehkan menjalankan ibadah agama mereka, menerima otonomi komunal, harus dilindungi oleh umat Islam jika ada serangan dari luar, dibebaskan dari [[wajib militer]], dibebaskan dari membayar ''[[zakat]]'' serta pajak-pajak yang dikenakan pada umat Islam.<ref name=Esposito>[[John Esposito|John Louis Esposito]], ''Islam the Straight Path'', Oxford University Press, Jan 15, 1998, h. 34.</ref><ref>Lewis (1984), h. 10, 20</ref><ref>Ali, Abdullah Yusuf (1991). The Holy Quran. Medina: King Fahd Holy Qur-an Printing Complex, |
Menurut [[Qur'an]] [[Surat At Taubah]] ayat 29,<ref name="verse929use">Al-Mawardi (2000), h. 158; Bat Ye'or (2002), h. 51; Lewis (1984), h. 14</ref> orang-orang ''dzimmi'' diharuskan membayar pajak yang disebut ''[[jizyah]]'', dan tidak boleh diperangi oleh orang Islam.<ref name="929id">[http://www.geocities.com/CapeCanaveral/3304/s009.html Surat At Taubah 29], terjemahan versi Departemen Agama RI</ref><ref name="929en">[http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/009.qmt.html#009.029 Qur'an 9:29], terjemahan versi Universitas South Carolina</ref> Orang-orang ''dzimmi'' yang membayar ''jizyah'' diperbolehkan menjalankan ibadah agama mereka, menerima otonomi komunal, harus dilindungi oleh umat Islam jika ada serangan dari luar, dibebaskan dari [[wajib militer]], dibebaskan dari membayar ''[[zakat]]'' serta pajak-pajak yang dikenakan pada umat Islam.<ref name=Esposito>[[John Esposito|John Louis Esposito]], ''Islam the Straight Path'', Oxford University Press, Jan 15, 1998, h. 34.</ref><ref>Lewis (1984), h. 10, 20</ref><ref>Ali, Abdullah Yusuf (1991). The Holy Quran. Medina: King Fahd Holy Qur-an Printing Complex, h. 507</ref><ref>Malik bin Anas, [[Al-Muwatta]], Kitab 17 No. 17.24.46</ref> |
||
==Lihat pula== |
==Lihat pula== |
||
*[[Jizyah]] |
*[[Jizyah]] |
Revisi per 24 Oktober 2007 17.11
Secara istilah, dzimmi (bahasa Arab: ذمي, majemuk: أهل الذمة, ahlul dzimmah, "orang-orang dzimmah") adalah orang non-Muslim merdeka yang hidup dalam negara Islam yang, sebagai balasan karena membayar pajak perorangan, menerima perlindungan dan keamanan.[1] Hukum mengenai dzimmi berlaku di sebuah negara yang menjalankan Syariah Islam. Kata dzimmi sendiri berarti "perlindungan".[1] Status dzimmi mulai berlaku di daerah-daerah Islam dari Samudera Atlantik hingga India sejak zaman Muhammad di abad ke-7 hingga zaman modern.[2] Dari waktu ke waktu, banyak orang dzimmi yang masuk Islam. Kebanyakan dari mereka pindah agama secara sukarela, kecuali pada beberapa kasus di abad ke-12, misalnya zaman kekuasaan Muwahidun di Afrika Utara dan Al-Andalus, serta pada masa kekuasaan Syiah di Persia.[3][4]
Menurut Qur'an Surat At Taubah ayat 29,[5] orang-orang dzimmi diharuskan membayar pajak yang disebut jizyah, dan tidak boleh diperangi oleh orang Islam.[6][7] Orang-orang dzimmi yang membayar jizyah diperbolehkan menjalankan ibadah agama mereka, menerima otonomi komunal, harus dilindungi oleh umat Islam jika ada serangan dari luar, dibebaskan dari wajib militer, dibebaskan dari membayar zakat serta pajak-pajak yang dikenakan pada umat Islam.[8][9][10][11]
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b Wehr, Arabic English Dictionary, edisi ke-4, h. 360
- ^ Lewis 1984 h. 62–66
- ^ Lewis (1984), h. 17, 18, 94, 95, 151; Stillman (1979), h. 27
- ^ Waines (2003) h. 53
- ^ Al-Mawardi (2000), h. 158; Bat Ye'or (2002), h. 51; Lewis (1984), h. 14
- ^ Surat At Taubah 29, terjemahan versi Departemen Agama RI
- ^ Qur'an 9:29, terjemahan versi Universitas South Carolina
- ^ John Louis Esposito, Islam the Straight Path, Oxford University Press, Jan 15, 1998, h. 34.
- ^ Lewis (1984), h. 10, 20
- ^ Ali, Abdullah Yusuf (1991). The Holy Quran. Medina: King Fahd Holy Qur-an Printing Complex, h. 507
- ^ Malik bin Anas, Al-Muwatta, Kitab 17 No. 17.24.46
Referensi
- Bat Ye'or (2002). Islam and Dhimmitude. Where Civilizations Collide. Madison/Teaneck, NJ: Fairleigh Dickinson University Press/Associated University Presses. ISBN 0-8386-3943-7.
- Lewis, Bernard (1984). The Jews of Islam. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-00807-8.
- Al-Mawardi (2000). The Ordnances of Government (Al-Ahkam al-Sultaniyya w’al-Wilayat al-Diniyya). Lebanon: Garnet Publishing. ISBN 1-85964-140-7.
- Stillman, Norman (1979). The Jews of Arab Lands: A History and Source Book. Philadelphia: Jewish Publication Society of America. ISBN 1-82760-198-1.
- Waines, David (2003). An Introduction to Islam. Cambridge University Press. ISBN 0521539064.
- Wehr, Hans (1976). J. Milton Cowan, ed., ed. A Dictionary of Modern Written Arabic. Ithaca, New York: Spoken Language Services, Inc. ISBN 0-87950-001-8.