Lompat ke isi

Warsito Taruno: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
{{gabung|Warsito Taruno|date=Agustus 2013}}
{{Infobox person
'''Dr. Warsito''' (Solo, 1967) adalah seorang [[penemu]] [[alat]] pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan [[ECVT]] (''electrical capacitance volume tomography'')
| name = Warsito Purwo Taruno
<!--Teknologi Dunia dari Pojok Ruko -
| other_names =
Ia menemukan teknologi tomografi yang membuat alat pemindai tubuh lebih
| image = Warsito Taruno.jpg
murah dan amat akurat. Akan dipatenkan seperti enam penemuannya yang
| ethnicity =
lain.
| birth_date = 15 Mei 1967
Dari sebuah ruko sewaan di Tangerang, terciptalah teknologi berkelas
| birth_place = [[Surakarta]]
dunia. Dr. Warsito, 39 tahun, sang penemu, berhasil menjungkirkan
| residence = [[Indonesia]]
keyakinan bahwa teknologi canggih hanya bisa diciptakan di pusat riset
| citizenship = [[Indonesia]]
maju. Temuan made in ruko itu telah membuat Warsito muncul di hampir
| occupation = [[Ilmuwan]]
semua jurnal ilmiah di dunia sepanjang Maret lalu.
| networth =
Teknologi yang ditemukan pemegang enam dokumen paten ini adalah
| spouse =
teknologi tomografi medan listrik tiga dimensi atau electrical
| children =
capacitance volume tomography (ECVT). Inilah penolong para pasien
}}
miskin bila mereka harus mengecek kesehatan dengan pemindai tubuh.
Dengan ECVT, proses pemindaian tubuh bakal lebih murah dibanding CT
Scan dan MRI. Caranya juga simpel. Tak perlu masuk tabung seperti pada
MRI. Pasien cukup dilewatkan di pintu detektor. Akurasinya, jangan
tanya. Sementara MRI menghasilkan gambar dua dimensi, citra tomografi
ini tiga dimensi.
Soal resolusi gambar, sebentar lagi ketajaman MRI bakal tertinggal
jauh. Warsito sedang menggodok patennya yang ketujuh, ECVT resolusi
tinggi. Ia akan mengajukannya ke kantor paten dan merek dagang Amerika
Serikat pada Januari mendatang.
Tak hanya pasien dan dokter yang akan terbantu dengan teknologi ini.
Alat ini hadir untuk segala yang perlu dipindai, dari gas di dalam
tabung, reaktor nuklir, hingga perut gunung api.
Alkisah, penemu CT Scan, A.M. Cormack dan G.N. Hounsfield, diganjar
Nobel Bidang Fisiologi dan Kedokteran 1979. Pada 2003, Nobel bidang ini
diberikan kepada penemu MRI, Paul C. Lauterbur dan Peter Mansfield.
Warsitokah penerima Nobel berikutnya? Dia tersenyum kecil. Ucapnya,
"Itu mimpi."
Bukan tanpa alasan jika Warsito memilih menyiapkan ECVT di rukonya.
"Saya minta hak eksklusif untuk bisa mengembangkannya tanpa terikat
dengan Universitas Ohio," katanya. Ia memang pernah intensif
menggunakan laboratorium Ohio State University, AS, saat bekerja
sebagai peneliti di sana sejak 1999.
Pilihan ruko ini penuh risiko. Suatu kali petir menghanguskan satu
komputernya. Lalu, laptop dan sebuah komputer lainnya jebol karena tak
tahan menjalankan simulasi tomografi. Seluruh dokumentasi risetnya
lenyap. "Satu minggu saya shock, tidak keluar kamar," ujarnya.
Ketidaktergantungan pada kampusnya membuat anak petani dari Solo ini
dengan enteng menampik tawaran untuk memperpanjang kontrak pada Juli
lalu. Ia bahkan bisa pulang membawa paten tomografinya. Kini ia sedang
menyiapkan pusat riset dan tempat produksi tomograf tiga dimensinya di
Tangerang, bekerja sama dengan investor dalam negeri.
Sumber : Tempo (Edisi. 44/XXXV/25 - 31 Desember 2006) -->
<ref>Tempo (Edisi. 44/XXXV/25 - 31 Desember 2006)</ref>. Warsito meraih gelar [[doktor]] dari [[Universitas Shizuoka]] [[Jepang]] tahun [[1997]]. Dia memulai [[riset]] [[tomografi]] ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi [[mahasiswa]] [[S1]]. Saat itu ia masih mengembangkan tomografi ''ultrasound'' yang bertujuan untuk mendeteksi kepekatan [[gas]] dan [[partikel]] di dalam [[reaktor]] berfasa banyak <ref>Marsudi Budi Utomo, ''ECVT, Teknologi Fotokopi 3 Dimensi''. [http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-07-08-ECVT,-Teknologi-Fotokopi-3-Dimensi.shtml Iptek Mancanegara], Sabtu, 00:25:36. 8 Juli 2006.</ref>. Selain melakukan penelitian, Warsito juga mengajar di Sekolah MIPA dan Fisika, Universitas Indonesia, mengarahkan beberapa peneliti ''postdoctoral'' dari Universitas Negeri Ohio, Universitas Negeri Washington dan Universitas Shizuoka <ref>Multa Fidrus, ''Warsito: Key researcher into a vital analytical tool'', [http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20060325.S01 Features], The Jakarta Post, Tangerang, March 25, 2006.</ref>.


== Publikasi ==
{{wikify}}
= Latar Belakang =
[[Warsito Purwo Taruno|'''Dr. Warsito Purwo Taruno''']] ({{lahirmati|[[Karanganyar]]|15|05|1967}}) adalah [[ilmuwan]] [[Indonesia]]. Sama seperti anak desa pada umumnya, Warsito menghabiskan masa kanak-kanaknya dengan bermain di sawah dan memelihara ternak. Meski demikian, anak keenam dari delapan bersaudara ini termasuk siswa yang cemerlang. Dia gemar membaca buku apa saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Kecerdasan Warsito juga tidak bisa dilepaskan dari peranan kedua orang tuanya. Sang ayah selalu mendorongnya untuk selalu maju. Sedangkan ibunya selalu memotivasi agar melakukan segala sesuatu pekerjaan dengan dasar ketulusan dan ketabahan.{{fact}}


* ''Neural network based multi-criterion optimization image reconstruction technique for imaging two- and three-phase flow systems using electrical capacitance tomography'', W Warsito et al 2001 Meas. Sci. Technol. 12 2198-2210 [http://dx.doi.org/10.1088/0957-0233/12/12/323 doi:10.1088/0957-0233/12/12/323]
Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Karanganyar, [[Solo]] pada tahun [[1986]], Warsito muda melanjutkan sekolah ke Jurusan Teknik Kimia [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Namun pada semester pertama karena mendapatkan beasiswa, Ia melanjutkan studi Teknik Kimia di Jepang. Studi S-1, ia tempuh di Tokyo International Japanese School, [[Tokyo]], tamat tahun [[1988]]. Kemudian ia melanjutkan studi ke jenjang S-2 di Shizouka University jurusan Chemical Engineering, lulus tahun [[1992]]. Masih di universitas yang sama, Warsito kemudian meraih gelar M. Eng tahun [[1994]] dan gelar Ph.D Electronic Science and Technology tahun [[1997]]. Di universitas tersebut, Warsito pernah menjadi staf peneliti dan asisten dosen selama 2 tahun. Saat menyelesaikan tugas akhir mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun [[1991]], Dr. Warsito mulai tertarik dengan sebuah riset tentang menembus pandang sebuah objek (sekarang disebut tomografi). Ketika itu, peraih [[Achmad Bakrie]] Award [[2009]] ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.{{fact}}
* Warsito W. Fan L.-S; ''[http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=14598789 ECT imaging of three-phase fluidized bed based on three-phase capacitance model]''


* Bing Du, W. Warsito, and Liang-Shih Fan, ''[http://pubs.acs.org/cgi-bin/abstract.cgi/iecred/2005/44/i14/abs/ie049025n.html ECT Studies of Gas-Solid Fluidized Beds of Different Diameters]'', 2004
Setelah menyelesaikan pendidikan S-3, Dr. Warsito menghadiri sebuah konferensi di [[Belanda]] dan bertemu dengan seorang profesor dari [[Amerika Serikat]] yang kemudian mengajaknya melakukan riset di Amerika Serikat. Pada tahun [[1999]], dia hijrah ke Amerika Serikat dan bertemu dengan Professor Liang-Shih Fan dari Ohio State University (OSU). Keduanya bekerja sama di laboratorium Industrial Research Consortium milik OSU dan mengembangkan riset tomografi volumetrik. Di tengah kesibukan melakukan riset bersama 15 ilmuwan lain di OSU, Dr. Warsito meluangkan waktu menulis di sejumlah jurnal ilmiah bertaraf internasional. Tak jarang, ia juga dipercaya menjadi pembicara utama dalam sejumlah forum ilmuwan dunia. Sepanjang tahun [[2003]]-[[2006]] itu, ia mencurahkan waktu dan tenaga melakukan riset di [[Amerika Serikat]] dan sesekali pulang ke Indonesia.{{fact}}


* W. Warsito and Liang-Shih Fan. ''[http://pubs.nrc-cnrc.gc.ca/cjche/ch81875-3.html 3D-ECT Velocimetry for Flow Structure Quantification of Gas-Liquid-Solid Fluidized Beds]'', Canadian Journal of Chemical Engineering
=== Pendidikan ===
* Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM Yogyakarta ([[1986]]).
* S1 Tokyo International Japanese School Tokyo ([[1988]]).
* S2 Teknik Kimia di Shizouka University Jepang ([[1992]]).
* S3 Ph.D Teknik Elektro di Shizouka University Jepang ([[1997]]).

== Penemuan ECVT ==

Dr. Warsito kemudian mengembangkan Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology, pusat riset dan produksi sistem tomografi 4D yang pertama di dunia, di sebuah ruko dua lantai yang berpusat di [[Tangerang]], [[Banten]]. Lantai pertama ruko itu dijadikan warnet dan lantai ke dua adalah labs. Di ruko inilah, Dr Warsito bersama kawan-kawannya ingin mewujudkan cita-cita membangun institusi riset yang tidak kalah dengan institusi riset mana pun di dunia. Dari tempat itu pulalah, lahir teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Langkah Dr. Warsito sebagai peneliti sempat goyah karena hasil risetnya hilang tak berbekas. Komputer kerjanya hangus terbakar tersambar petir dan laptopnya pun tiba-tiba jebol. Riset bertahun-tahun untuk menciptakan alat pemindai empat dimensi (4D) berbasis teknologi ECVT, hilang begitu saja. Hal itu membuat Dr. Warsito menjadi stres dan bingung. Tetapi Dr. Warsito tidak mau terpuruk terlalu lama. Ia membongkar arsip dan catatan risetnya mulai dari awal. Untuk mewujudkan impiannya kembali, ia membentuk satu tim ahli dari CTECH Labs.

Kerja keras Dr. Warsito akhirnya menuai hasil. Pada tahun 2004, risetnya selesai tapi masih dalam bentuk prototipe. Meski begitu, temuannya segera menjadi incaran sejumlah perusahaan minyak terkemuka di Amerika Serikat dan lembaga antariksa [[NASA]]. Sebab teknologi temuan Dr. Warsito mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI. Teknologi pemindai 4D pertama di dunia itu kemudian dipatenkan Dr. Warsito di Amerika Serikat pada lembaga paten internasional PTO/WO bernomor 60/664,026 tahun [[2005]] dan 60/760,529 tahun [[2006]].{{fact}}

Teknologi ECVT ciptaan Dr. Warsito itu kemudian menjadi berita utama di mana-mana. Di antaranya, berita yang dirilis oleh Ohio State Research News pada [[27 Maret]] [[2006]] dan kemudian dikutip oleh Science Daily (Amerika Serikat), Scenta (Inggris), Chemical Online, Electronics Weekly dan hampir seluruh media pemberitaan iptek di segala bidang dari [[energi]], [[kedokteran]], [[fisika]], [[biologi]], [[kimia]], industri, elektronika hingga nano-teknologi dan antariksa di seluruh dunia.{{fact}}
Pada dasarnya, ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography mirip dengan USG / CT Scan dan MRI yang banyak digunakan di dunia medis. Namun tak seperti CT Scan dan MRI yang hanya digunakan untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuh manusia, ECVT jauh lebih canggih karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua dimensi. Sistem ECVT ini terdiri dari sistem sensor, sistem data akuisisi dan perangkat komputer untuk kontrol, rekonstruksi data dan display.
Dengan teknologi ini, pemindaian bisa dilakukan dari luar, tanpa menyentuh obyek bahkan obyek skala [[nano]] dan obyek yang bergerak dengan kecepatan tinggi bisa terlihat.{{fact}}
== Catatan ==
Dalam pengembangannya, teknologi ECVT sudah diakui bahkan dipakai lembaga antariksa Amerika (NASA), [[Exxon Mobil]], BP Oil, [[Shell (perusahaan)]], [[ConocoPhillips]], Dow Chemical, mistubishi Kimia termasuk Departemen Energi AS (Morgantown National Laboratory). Sedangkan di Indonesia sendiri, teknologi ini digunakan untuk pemindaian tabung gas bertekanan tinggi, seperti kendaraan berbahan bakar gas Bus [[Transjakarta]].
<references />

Hingga saat ini, CTECH Labs Edwar Technology masih terus mengembangkan teknologi tomografi volumetric untuk berbagai aplikasi. Meskipun masih berskala kecil, institusi yang dibangunnya mempunyai reputasi tinggi di dunia dan telah mampu menjalin kerja sama riset dengan lembaga riset dan universitas kelas dunia seperti Ohio State University (Amerika Serikat), National Natural Science Laboratory of Japan (RIKEN, Japan), [[Universitas Teknologi Nanyang]] (Singapore) dan [[Universiti Kebangsaan Malaysia]] (Malaysia).{{fact}}

== Penemuan Alat Pembasmi Kanker ==

Alat terbaru yang sedang dikembangkan Dr. Warsito dan timnya adalah alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara. Alat yang berbasis teknologi ECVT itu terdiri dari empat perangkat yakni brain activity scanner, breast activity scanner, brain cancer electro capacitive therapy, dan breast cancer electro capacitive therapy. Brain activity scanner dibuat Dr. Warsito sejak Juni 2010. Alat tersebut berfungsi mempelajari aktivitas [[otak]] manusia secara tiga dimensi. Bentuk alat tersebut mirip helm dengan puluhan lubang connector yang dihubungkan dengan sebuah stasiun data akuisisi yang tersambung dengan sebuah komputer. Alat itu bisa mendeteksi ada tidaknya sel [[kanker]] di otak. Dengan alat itu, dokter juga bisa melihat seberapa parah kanker otak yang diderita pasien. Sementara itu, breast activity scanner diciptakan pada September 2011 juga berfungsi mendeteksi adanya sel [[kanker]] di tubuh. Selain dua alat tersebut, Dr. Warsito melengkapinya dengan membuat brain cancer electro capacitive therapy dan breast cancer electro capacitive therapy. Dua alat berbasis gelombang listrik statis dengan tenaga baterai itu terbukti dapat membunuh sel kanker hingga tuntas hanya dalam waktu dua bulan. Setelah menggunakan alat ini, reaksi tubuh pasien mengeluarkan keringat bukti alat tersebut bekerja baik. Warsito telah membuktikan keampuhan alat ciptaannya kepada kakak perempuannya yang menderita kanker payudara stadium IV. Dalam waktu beberapa bulan setelah pemakaian, hasil tes laboratorium menyatakan bahwa sang kakak dinyatakan bersih dari sel kanker yang hampir merenggut nyawa itu. Untuk brain cancer electro capacitive therapy, Dr. Warsito mencoba mengenakannya kepada seorang pemuda berusia 21 tahun yang menderita penyakit kanker otak kecil (cerebellum). Kondisi pemuda itu sudah parah, lumpuh total dan tidak bisa menelan makanan atau minuman. Dalam terapi ini, Dr. Warsito bekerja sama dengan tim dokter ahli radiologi dan onkologi dari sebuah rumah sakit besar di Jakarta. Setelah seminggu pemakaian alat tersebut, pemuda itu sudah bisa bangun dari tempat tidur serta menggerakkan tangan dan kaki. Setelah dua bulan pemakaian, pemuda tersebut sudah dinyatakan sembuh total.{{fact}}

Meski sudah mendapatkan hasil yang luar biasa, Dr. Warsito mengakui bahwa alat yang sudah dipakai oleh pasien di [[Indonesia]], [[India]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Amerika Serikat]], [[Eropa]], [[China]], dan [[Taiwan]] itu, masih dalam taraf penelitian yang perlu dielaborasi lebih jauh. Di sisi lain, para onkolog atau dokter ahli kanker juga masih berhati-hati menyikapi temuan Dr. Warsito yang diklaim bisa menyembuhkan kanker payudara itu.{{fact}}

== Penghargaan ==
Berkat kerja keras dan peranannya dalam mengharumkan dunia sains Indonesia di mata internasional, Dr. Warsito sudah dianugerahi sejumlah penghargaan. Ayah empat putra ini pernah menerima [[Achmad Bakrie]] Award 2009 ; terpilih menjadi salah satu dari “100 Tokoh Kebangkitan Indonesia” Versi Majalah [[Gatra]] tahun 2008 ; “10 Tokoh yang Mengubah Indonesia” versi majalah Tempo tahun 2006 ; Anugerah dari American Institute of Chemist Foundation Outstanding Post-doctoral Award tahun 2002. Ia juga menjadi lulusan terbaik bidang kimia di Universitas Shizouka. Bahkan di awal kariernya pada 1985, Dr. Warsito sempat meraih Baiquni Award bidang sains dan matematika dari [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Dr. Warsito juga termasuk dalam 16 [[ilmuwan]] Indonesia yang diberi kesempatan unjuk gigi di depan [[Douglas D. Osheroff]], peraih [[Nobel]] Fisika 1996 yang berkunjung ke Indonesia. Demi memajukan dunia penelitian di Indonesia, Dr. Warsito ikut mendirikan organisasi bernama Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI). Sejak tahun 2005, Dr. Warsito yang didaulat menjadi Ketua Umum MITI, telah membangun jaringan MITI di seluruh Indonesia dan luar negeri terutama MITI-Mahasiswa di lebih dari 50 kampus di 26 provinsi di seluruh Indonesia. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia dan pengembangan SDM mahasiswa Indonesia.{{fact}}

== Catatan kaki ==
<references/>


{{indo-bio-stub}}
== Referensi ==
* http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=196817
* http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/4104-terobosan-si-penemu-ecvt
* http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/24-25/i/13-29-agustus-2012/mainreview/119/lembaga-lokal-prestasi-internasional
* http://www.jpnn.com/read/2011/12/30/112676/Warsito-P.-Taruno,-Ilmuwan-Pencipta-Alat-Pembasmi-Kanker-Payudara-dan-Otak-
* http://www.tribunnews.com/2012/11/20/alat-pembunuh-kanker-diminati-pasien-dari-luar-negeri
* http://www.antaranews.com/berita/326526/kiat-warsito-taruno-bos-pembasmi-kanker-edwar-technology


[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia|Warsito]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]

Revisi per 13 Januari 2016 14.53

Dr. Warsito (Solo, 1967) adalah seorang penemu alat pemindai tubuh (tomografi) yang lebih murah dan akurat yang dinamakan ECVT (electrical capacitance volume tomography) [1]. Warsito meraih gelar doktor dari Universitas Shizuoka Jepang tahun 1997. Dia memulai riset tomografi ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Saat itu ia masih mengembangkan tomografi ultrasound yang bertujuan untuk mendeteksi kepekatan gas dan partikel di dalam reaktor berfasa banyak [2]. Selain melakukan penelitian, Warsito juga mengajar di Sekolah MIPA dan Fisika, Universitas Indonesia, mengarahkan beberapa peneliti postdoctoral dari Universitas Negeri Ohio, Universitas Negeri Washington dan Universitas Shizuoka [3].

Publikasi

  • Neural network based multi-criterion optimization image reconstruction technique for imaging two- and three-phase flow systems using electrical capacitance tomography, W Warsito et al 2001 Meas. Sci. Technol. 12 2198-2210 doi:10.1088/0957-0233/12/12/323

Catatan

  1. ^ Tempo (Edisi. 44/XXXV/25 - 31 Desember 2006)
  2. ^ Marsudi Budi Utomo, ECVT, Teknologi Fotokopi 3 Dimensi. Iptek Mancanegara, Sabtu, 00:25:36. 8 Juli 2006.
  3. ^ Multa Fidrus, Warsito: Key researcher into a vital analytical tool, Features, The Jakarta Post, Tangerang, March 25, 2006.