Lompat ke isi

Rakai Garung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: minor cosmetic change
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
Prasasti paling lama yang dikeluarkan oleh Rakai Garung yaitu [[Prasasti Pengging]] dengan angka tahun [[819]].
Prasasti paling lama yang dikeluarkan oleh Rakai Garung yaitu [[Prasasti Pengging]] dengan angka tahun [[819]].


Menurut [[Johannes Gijsbertus de Casparis|de Casparis]], Rakai Garung itu sama dengan Dang Karayan Partapan Pu Palar yang tertulis di Prasasti Gandasuli <ref>R. Soekmono. ''The Javanese Candi: Function and Meaning.'' EJ Bril. 1995</ref> Di prasasti itu, Dang Karayan lah yang mengadakan upacara [[sima]]. Nama Pu Palar juga ditemukan dalam [[Prasasti Karangtengah]], bersamaan dengan [[Pramodawardhani]] dan [[Samaratungga]]. Putri Pramodhawardhani dianggap sama dengan Sri Kaluhunnan. Oleh karena itu, de Casparis menganggap bahwa Pramodawardhani adalah menantu Rakai Garung yang menikah dengan Rakai Pikatan.
Menurut [[Johannes Gijsbertus de Casparis|de Casparis]], Rakai Garung itu sama dengan Dang Karayan Partapan Pu Palar yang tertulis di [[Prasasti Gandasuli]] <ref>R. Soekmono. ''The Javanese Candi: Function and Meaning.'' EJ Bril. 1995</ref> Di prasasti itu, Dang Karayan lah yang mengadakan upacara [[sima]]. Nama Pu Palar juga ditemukan dalam [[Prasasti Karangtengah]], bersamaan dengan [[Pramodawardhani]] dan [[Samaratungga]]. Putri Pramodhawardhani dianggap sama dengan Sri Kaluhunnan. Oleh karena itu, de Casparis menganggap bahwa Pramodawardhani adalah menantu Rakai Garung yang menikah dengan Rakai Pikatan.


Beda lagi pendapat dari [[Slamet Muljana]]. Ia menganggap bahwa Rakai Garung adalah Samaratungga. Rakai Garung tidak sama dengan Dang Karayân Partâpan Pu Plâr.<ref>Sriwijaya. Slamet Muljana. LKiS. 2006</ref> Alasannya, Dang Karayân cuma memiliki gelar ''haji'' (raja kecil), bukan maharaja. Sementara Rakai Garung disebutkan memiliki gelar Maharaja.
Beda lagi pendapat dari [[Slamet Muljana]]. Ia menganggap bahwa Rakai Garung adalah Samaratungga. Rakai Garung tidak sama dengan Dang Karayân Partâpan Pu Plâr.<ref>Sriwijaya. Slamet Muljana. LKiS. 2006</ref> Alasannya, Dang Karayân cuma memiliki gelar ''haji'' (raja kecil), bukan maharaja. Sementara Rakai Garung disebutkan memiliki gelar Maharaja.

Revisi per 10 September 2018 10.49

Rakai Garung adalah raja Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya dan merupakan pengganti dari Rakai Warak yang berkuasa antara tahun 828 sampai dengan 847. Nama Rakai Garung disebutkan dalam Prasasti Wanua Tengah III sebagai raja yang memerintah sebelum Rakai Pikatan.

Prasasti paling lama yang dikeluarkan oleh Rakai Garung yaitu Prasasti Pengging dengan angka tahun 819.

Menurut de Casparis, Rakai Garung itu sama dengan Dang Karayan Partapan Pu Palar yang tertulis di Prasasti Gandasuli [1] Di prasasti itu, Dang Karayan lah yang mengadakan upacara sima. Nama Pu Palar juga ditemukan dalam Prasasti Karangtengah, bersamaan dengan Pramodawardhani dan Samaratungga. Putri Pramodhawardhani dianggap sama dengan Sri Kaluhunnan. Oleh karena itu, de Casparis menganggap bahwa Pramodawardhani adalah menantu Rakai Garung yang menikah dengan Rakai Pikatan.

Beda lagi pendapat dari Slamet Muljana. Ia menganggap bahwa Rakai Garung adalah Samaratungga. Rakai Garung tidak sama dengan Dang Karayân Partâpan Pu Plâr.[2] Alasannya, Dang Karayân cuma memiliki gelar haji (raja kecil), bukan maharaja. Sementara Rakai Garung disebutkan memiliki gelar Maharaja.

Referensi

  1. ^ R. Soekmono. The Javanese Candi: Function and Meaning. EJ Bril. 1995
  2. ^ Sriwijaya. Slamet Muljana. LKiS. 2006


Didahului oleh:
Rakai Warak
Raja Mataram

(Wangsa Sanjaya)
828—847

Diteruskan oleh:
Rakai Pikatan