Lompat ke isi

Railfans: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 20: Baris 20:
== Aktivitas ==
== Aktivitas ==
Railfans dapat memiliki berbagai kesenangannya akan:
Railfans dapat memiliki berbagai kesenangannya akan:
*Sarana perkeretaapian
*sarana dan prasarana perkeretaapian;
*kereta bawah tanah ataupun angkutan cepat;
*Prasarana perkeretaapian
*sejarah perkeretaapian;
*Kereta bawah tanah ataupun angkutan cepat
*Sejarah kereta api
*fotografi dan videografi kereta api
*persinyalan dan semboyan
*Fotografi kereta api
*Pembuatan kompilasi video kereta api
*model kereta api
*mengumpulkan benda-benda perkeretaapian
*Persinyalan dan semboyan
*arsitektur dan seni di bidang perkeretaapian
*Model kereta api
*Mengumpulkan kereta api
*operasional kereta api
*pelestarian benda bersejarah kereta api
*Arsitektur dan seni di bidang Perkeretaapian
*Operasional kereta api
*sistem wesel dan perlintasan kereta api
*pemantauan aktivitas pegawai melalui [[radio]]
*Preservasi kereta api
*Sistem wesel dan perlintasan kereta api
*Pemantauan aktivitas kereta api melalui [[radio]]
Meskipun demikian, fotografi kereta api adalah yang paling banyak disukai oleh para railfans.
Meskipun demikian, fotografi kereta api adalah yang paling banyak disukai oleh para railfans.



Revisi per 10 April 2016 13.00

Seorang railfans yang tengah berburu kereta api.

Railfans, 'edan sepur', atau pecinta kereta api adalah seseorang yang sangat mencintai perkeretaapian dan transportasi rel.[1][2] Di berbagai belahan dunia railfan sangat mudah dijumpai, tanpa mengenal batasan usia.

Istilah lain

Istilah metrophile kadangkala digunakan untuk mengidentifikasi railfans dengan kesenangannya terhadap angkutan cepat berbasis jalan rel.

Britania Raya

Di negara Britania Raya, railfans sering disebut dengan istilah trainspotters atau anorak.

Australia

Di Australia, secara peyoratif railfans juga disebut dengan istilah gunzel.[3][4]

Jepang

Di Jepang, railfans juga disebut dengan istilah Tetsu

Railfans di Indonesia

Meskipun gerakan railfans mulai mencuat sejak tahun 1990-an, konsep railfans di Indonesia memang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat ini muncul juga gerakan railfans di dunia maya.

Aktivitas

Railfans dapat memiliki berbagai kesenangannya akan:

  • sarana dan prasarana perkeretaapian;
  • kereta bawah tanah ataupun angkutan cepat;
  • sejarah perkeretaapian;
  • fotografi dan videografi kereta api
  • persinyalan dan semboyan
  • model kereta api
  • mengumpulkan benda-benda perkeretaapian
  • arsitektur dan seni di bidang perkeretaapian
  • operasional kereta api
  • pelestarian benda bersejarah kereta api
  • sistem wesel dan perlintasan kereta api
  • pemantauan aktivitas pegawai melalui radio

Meskipun demikian, fotografi kereta api adalah yang paling banyak disukai oleh para railfans.

Keselamatan

Meskipun KA menjadi kesenangan utama bagi para railfans, kewaspadaan sangatlah diutamakan. Railfans yang akan berburu foto kereta api harus memahami risiko yang akan terjadi agar tidak menimbulkan kecelakaan. Saat ini, hampir semua operator juga sudah menyiapkan larangan melintas rel kereta api terutama di dekat stasiun, serta memperingatkan terutama kepada railfans dan masyarakat umum yang melintas agar jalur kereta api tetap aman dari kejahatan dan tindakan mencurigakan. Railfans berpengalaman memiliki banyak pengetahuan tentang operasional kereta api dan bahayanya yang dapat membantu mengamankan perjalanan KA, terutama dengan melaporkan palang ataupun peralatan lainnya yang tidak berfungsi. itu lah railfans

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Larson, Russ (1974). "Learn the lingo". N Scale Primer (edisi ke-Fourth printing, 1977). Milwaukee, WI: Kalmbach Publishing. hlm. 101. 
  2. ^ Kisor, p. 5.
  3. ^ Campbell, Don (2004-01-02). "Gunzels". Trams Down Under. Tramway Museum Society of Victoria. Diakses tanggal 2007-10-05. 
  4. ^ Moynihan, Stephen (October 1, 2007). "Rail fans celebrate own win as new line launched". The Age. Diakses tanggal 2007-10-05. 

Daftar pustaka

  • Kisor, Henry (1994). Zephyr: Tracking a Dream Across America. Holbrook, Massachusetts: Adams Publishing. ISBN 1-55850-477-X. 
  • Adams, Will (2006). Trainspotting Days. Kettering: Silver Link Publishing. ISBN 1-85794-267-1. 
  • Carter, Ian (2008). British Railway Enthusiasm. Manchester: Manchester University Press. ISBN 978-0-7190-6566-8. 
  • Harvey, Michael G. (2004). Forget the Anorak: what trainspotting was really like. Stroud: Sutton Publishing. ISBN 0-7509-3402-6. 
  • Harvie, Christopher (1992). "The English railway enthusiast". Dalam Diller, Hans-Jürgen (ed.). Englishness. Heidelberg: Carl Winter. hlm. 107–22. ISBN 3-533-04536-6. 
  • Marchant, Ian (2003). Parallel lines: or, Journeys on the Railway of Dreams. London: Bloomsbury. ISBN 0-7475-6578-3. 
  • Marsden, Colin J. (2010). Rail Guide 2010. Shepperton: Ian Allan. ISBN 978-0-7110-3457-0. 
  • Mathison, Phil (2006). Shed Bashing with the Beatles. Newport, Yorkshire: Dead Good Publications. ISBN 0-9546937-3-6. 
  • Packer, David (2003). Well Trained. Leigh: Triangle Publishing. ISBN 0-9529333-8-1. 
  • Whittaker, Nicholas (1995). Platform Souls: The Trainspotter as Twentieth Century Hero. London: Gollancz. ISBN 0-575-05981-8. 

Pranala luar