Gayatri Chakravorty Spivak: Perbedaan antara revisi
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
|influences = [[Immanuel Kant]], [[Jacques Derrida]], [[Karl Marx]], [[Paul de Man]], [[Michel Foucault]] |
|influences = [[Immanuel Kant]], [[Jacques Derrida]], [[Karl Marx]], [[Paul de Man]], [[Michel Foucault]] |
||
}} |
}} |
||
'''Gayatri Chakravorty Spivak''' ({{lahirmati|[[Kalkuta]]|24|2|1942}}) adalah salah seorang pemikir yang turut menjadi pelopor studi [[poskolonialisme]].<ref name="Sinaga">Martin L. Sinaga. ''Identitas Poskolonial "Gereja Suku" dalam Masyarakat Sipil''. Yogyakarta: LKiS. Hal. 19-20.</ref> Spivak melakukan kajian kritis atas pengaruh [[kolonialisme]] dalam bidang [[budaya]] dan [[sastra]].<ref name="Morton">{{en}}Stephen Morton. 2004. ''Gayatri Chakravorty Spivak''. New York: Routledge. P. 1-2.</ref> Analisis yang ia gunakan memakai perspektif [[Marxisme]], [[feminisme]], dan [[dekonstruksi]].<ref name="Morton"/><ref name="Sinaga"/> Hal-hal yang menjadi kajian Spivak adalah para imigran, kelas pekerja, kaum perempuan, dan pihak-pihak yang menjadi minoritas dan tertindas.<ref name="Morton"/> Spivak memberi kritik terhadap ide-ide yang dominan, seperti kebudayaan Barat lebih maju dari Timur, model [[demokrasi]] Barat adalah bentuk paling maju, dan sebagainya.<ref name="Morton"/> Bagi Spivak, kolonialisme [[Eropa]] tidak hilang begitu saja, ketika banyak bekas jajahannya memperoleh kemerdekaan, sebab struktur-struktur [[politik]], [[ekonomi]], hingga kebudayaan masih meneruskan kolonialisme itu.<ref name="Morton"/> Spivak berupaya melakukan dekonstruksi terhadap struktur-struktur yang menindas tersebut sehingga pihak yang tadinya tertindas dapat bersuara.<ref name="Sinaga"/> Esainya yang berjudul ''"Can the Subaltern Speak?"'' (Apakah [[subaltern]] dapat berbicara?) merupakan publikasi yang paling dikenal. |
'''Gayatri Chakravorty Spivak''' ({{lahirmati|[[Kalkuta]]|24|2|1942}}) adalah salah seorang pemikir yang turut menjadi pelopor studi [[poskolonialisme]].<ref name="Sinaga">Martin L. Sinaga. ''Identitas Poskolonial "Gereja Suku" dalam Masyarakat Sipil''. Yogyakarta: LKiS. Hal. 19-20.</ref> Spivak melakukan kajian kritis atas pengaruh [[kolonialisme]] dalam bidang [[budaya]] dan [[sastra]].<ref name="Morton">{{en}}Stephen Morton. 2004. ''Gayatri Chakravorty Spivak''. New York: Routledge. P. 1-2.</ref> Analisis yang ia gunakan memakai perspektif [[Marxisme]], [[feminisme]], dan [[dekonstruksi]].<ref name="Morton"/><ref name="Sinaga"/> Hal-hal yang menjadi kajian Spivak adalah para imigran, kelas pekerja, kaum perempuan, dan pihak-pihak yang menjadi minoritas dan tertindas.<ref name="Morton"/> Spivak memberi kritik terhadap ide-ide yang dominan, seperti kebudayaan Barat lebih maju dari Timur, model [[demokrasi]] Barat adalah bentuk paling maju, dan sebagainya.<ref name="Morton"/> Bagi Spivak, kolonialisme [[Eropa]] tidak hilang begitu saja, ketika banyak bekas jajahannya memperoleh kemerdekaan, sebab struktur-struktur [[politik]], [[ekonomi]], hingga kebudayaan masih meneruskan kolonialisme itu.<ref name="Morton"/> Spivak berupaya melakukan dekonstruksi terhadap struktur-struktur yang menindas tersebut sehingga pihak yang tadinya tertindas dapat bersuara.<ref name="Sinaga"/> Esainya yang berjudul ''"Can the Subaltern Speak?"'' (Apakah [[subaltern]] dapat berbicara?) merupakan publikasi yang paling dikenal. |
||
== Publikasi == |
== Publikasi == |
Revisi per 23 Januari 2017 15.15
Gayatri Chakravorty Spivak | |
---|---|
Lahir | 1942 Calcutta, British India |
Era | filsafat abad 20 |
Kawasan | Teori Postkolonial |
Aliran | Postkolonialisme Poststrukturalisme |
Minat utama | Sejarah ide-ide · Literatur · Dekonstruksi · Feminisme · Marxisme |
Gagasan penting | "subaltern", "esensialisme strategis" |
Dipengaruhi |
Gayatri Chakravorty Spivak (lahir 24 Februari 1942) adalah salah seorang pemikir yang turut menjadi pelopor studi poskolonialisme.[1] Spivak melakukan kajian kritis atas pengaruh kolonialisme dalam bidang budaya dan sastra.[2] Analisis yang ia gunakan memakai perspektif Marxisme, feminisme, dan dekonstruksi.[2][1] Hal-hal yang menjadi kajian Spivak adalah para imigran, kelas pekerja, kaum perempuan, dan pihak-pihak yang menjadi minoritas dan tertindas.[2] Spivak memberi kritik terhadap ide-ide yang dominan, seperti kebudayaan Barat lebih maju dari Timur, model demokrasi Barat adalah bentuk paling maju, dan sebagainya.[2] Bagi Spivak, kolonialisme Eropa tidak hilang begitu saja, ketika banyak bekas jajahannya memperoleh kemerdekaan, sebab struktur-struktur politik, ekonomi, hingga kebudayaan masih meneruskan kolonialisme itu.[2] Spivak berupaya melakukan dekonstruksi terhadap struktur-struktur yang menindas tersebut sehingga pihak yang tadinya tertindas dapat bersuara.[1] Esainya yang berjudul "Can the Subaltern Speak?" (Apakah subaltern dapat berbicara?) merupakan publikasi yang paling dikenal.
Publikasi
Akademis
- Myself, I Must Remake: The Life and Poetry of W.B. Yeats (1974).
- Of Grammatology (terjemahan dari teks Jacques Derrida, dengan pengantar kritis) (1976)
- In Other Worlds: Essays in Cultural Politics (1987).
- Selected Subaltern Studies (edited with Ranajit Guha) (1988)
- The Post-Colonial Critic – Interviews, Strategies, Dialogues (1990)
- Outside in the Teaching Machine (1993).
- The Spivak Reader (1995).
- A Critique of Postcolonial Reason: Towards a History of the Vanishing Present (1999).
- Death of a Discipline (2003).
- Other Asias (2005).
- An Aesthetic Education in the Era of Globalization (2012).
Sastra
- Imaginary Maps (terjemahan dari tiga cerita oleh Mahasweta Devi, dengan pengantar kritis) (1994)
- Breast Stories (terjemahan dari tiga cerita oleh Mahasweta Devi, dengan pengantar kritis) (1997)
- Old Women (terjemahan dari dua cerita oleh Mahasweta Devi, dengan pengantar kritis)(1999)
- Song for Kali: A Cycle (terjemahan dari cerita oleh Ramproshad Sen) (2000)
- Chotti Munda and His Arrow ((terjemahan dari novel oleh Mahasweta Devi, dengan pengantar kritis) (2002)
- Red Thread
Referensi