Lompat ke isi

Makam Juang Mandor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
== Referensi ==
== Referensi ==
* {{Cite web |title=Peringati Hari Berkabung Daerah Kalbar |author= |work=Tribun Pontianak |date= |accessdate={{date|2016-12-17}} |url=http://pontianak.tribunnews.com/2016/06/24/peringati-hari-berkabung-daerah-kalbar |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}
* {{Cite web |title=Peringati Hari Berkabung Daerah Kalbar |author= |work=Tribun Pontianak |date= |accessdate={{date|2016-12-17}} |url=http://pontianak.tribunnews.com/2016/06/24/peringati-hari-berkabung-daerah-kalbar |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}

[[Kategori:Tempat bersejarah di Kalimantan Barat]]

Revisi per 17 Desember 2016 04.33

Makam Juang Mandor adalah salah satu situs bersejarah di kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Indonesia. Makam ini dahulu digunakan sebagai tempat pembantaian ± 21.037 orang oleh tentara Jepang pada tahun 1943 hingga 1944. Peristiwa pembantaian ini kemudian dikenal dengan istilah Tragedi Mandor Berdarah atau Peristiwa Mandor. Menurut catatan sejarah peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Juni 1994, untuk memperingati peristiwa tersebut kemudian DPRD Kalimantan Barat mengeluarkan Perda Nomor 5 Tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor sehingga tanggal 28 Juni ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah Kalimantan Barat.

Lokasi

Makam Juang Mandor berlokasi di Dusun Mandor, Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Terletak 88 kilometer dari Kota Pontianak dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Bangunan

Di dalam situs Monumen Makam Juang Mandor ini terdapat 10 makam, di mana makam 1-9 adalah makam dari rakyat biasa dari berbagai kalangan dan etnis di Kalimantan Barat, dan makam ke 10 adalah makam tempat pembantaian para Raja dan orang-orang yang berpengaruh di Kalimantan Barat saat itu. Pada situs ini terdapat dinding beton berlapis marmer dengan relief di kanan-kirinya. Relief itu menggambarkan kekejaman tentara Jepang yang sedang menyiksa penduduk pribumi sambil memegang senjata. Selain itu, terdapat pula lapangan terbuka yang dulunya dijadikan lokasi pembunuhan massal.

Referensi