Lompat ke isi

Candi Selogriyo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
Baris 21: Baris 21:
}}
}}
[[Berkas:Candi Selogriyo Hindu Temple of Java A 2013.jpg|thumb|Candi Selogriyo]]
[[Berkas:Candi Selogriyo Hindu Temple of Java A 2013.jpg|thumb|Candi Selogriyo]]
'''Candi Selogriyo''' adalah sebuah peninggalan purbakala di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa [[Kerajaan Mataram Kuna]].
'''Candi Selogriyo''' adalah sebuah peninggalan purbakala di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa [[Kerajaan Mataram Kuno]].


== Lokasi dan aksesibilitas ==
== Lokasi dan aksesibilitas ==

Revisi per 19 Februari 2017 08.20

Candi Selogriyo
Galat Lua: .
Informasi umum
Gaya arsitekturCandi Jawa Tengahan
KotaKabupaten Magelang, Jawa Tengah.
NegaraIndonesia
Candi Selogriyo

Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, pada masa Kerajaan Mataram Kuno.

Lokasi dan aksesibilitas

Candi Selogriyo berada di lereng timur kumpulan tiga bukit, yakni Bukit Condong, Giyanti, dan Malang, dengan ketinggian 740 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi. [1]

Bangunan candi

Arsitektur Indonesia Klasik berlatar belakang agama Hindu ini menghadap ke arah timur. Di empat sisi dinding bangunan candi terdapat lima relung tempat arca-arca perwujudan dewa. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini (dinding utara), Ganesha (dinding barat), Agastya (dinding selatan), serta Nandiswara dan Mahakala (dinding timur).

Salah satu keistimewaan candi tanpa perwara ini adalah kemuncaknya yang berbentuk buah keben. Kemuncak tersebut disebut amalaka.

Pemugaran

Pada bulan Desember 1998, candi ini hancur karena bukit tempat bangunan berdiri mengalami kelongsoran. Proses rekonstruksi ulang selesai dilakukan pada tahun 2005.

Rujukan