Sambas Mangundikarta: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{noref}} |
{{noref}} |
||
'''Sambas Mangundikarta''' Penyiar dan pencipta lagu, lahir di Bandung 21 September 1926 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 1999. Ia memulai karirnya sebagai penyiar di RRI Bandung pada bulan Agustus 1952. Bahkan jauh sebelum itu, pada tahun 1946 s/d 1949 sebagai anak buah Jenderal Dr. Mustopo ia sudah bertugas pada "Radio Perjuangan Jawa Barat" yang berkedudukan di Subang (Jawa Barat), kemudian pindah ke Madiun dan Blitar (Jawa Timur). |
|||
'''Sambas Mangundikarta''' ([[21 September]] [[1926]] - [[30 Maret]] [[1999]]) adalah pembawa acara [[radio]], [[televisi]] dan penulis lagu ber[[bahasa Sunda]] dari [[Bandung]], [[Jawa Barat]]. Awalnya aktif sebagai komentator siaran [[olahraga]] di [[RRI]], kemudian pindah ke [[TVRI]] pada tahun [[1962]] dan langsung terjun di bidang penyiaran (terutama [[sepak bola]] dan [[bulu tangkis]]), ia juga lantas membawakan acara ''[[Dari Desa Ke Desa]]''. |
|||
Pada tahun 1950 dan 1951, walau saat itu ia belum bekerja pada Jawatan Radio (istilah dulu demikian), ia sudah sering membantu RRI Studio Jakarta dalam bidang seni suara. Bersama Ping Astono dan Hamid Arif ia menyanyi dalam "Orkes Dupa Nirmala" pimpinan Ping Astono di RRI. Yang merupakan kebanggaan baginya adalah, bahwa ketika RRl mengadakan Pemilihan Bintang Radio yang pertama (1951) ia berhasil memasuki babak final. Setelah itu ia berulang kali mengikuti pemilihan Bintang Radio sebagai wakil dari RRI Bandung, Samarinda (dua tahun di RRI Samarinda) dan Cirebon (3 tahun), ia mulai tertarik pada penciptaan lagu, baik lagu Indonesia maupun Sunda. Tapi ternyata, lagu-lagu daerah ciptaannya lebih berhasil dan banyak dinyanyikan oleh penyanyi terkenal pada zamannya, seperti Upit Sarimanah, Fenty Effendy, Etty Kusumah, dll. Lagu-lagu tersebut adalah: Manuk Dadali, Sapunyere, Pegat Simpay, Ka Huma, Pepeling, Peunyem Bandung, dll. |
|||
Beberapa lagu ciptaannya adalah ''[[Manuk Dadali]]'', ''Pileuleuyan'', ''Peuyeum Bandung'' dan ''Pepeling'' ''Bubuy Bulan'' |
|||
Pada tahun 1962, dalam pemilihan tangga lagu-lagu baru, lagu Manuk Dadali selama 6 bulan menempati urutan teratas pada RRI Bandung, bahkan kesebelasan Persib menjadikan lagu pengiring setiap memasuki lapangan sepak bola di Stadion Siliwangi Bandung. Sebagai penyiar yang gemar olah raga, tahun 1953/1954 ia mulai menaruh minat pada bidang reportase olah raga yang saat itu masih terbatas pada cabang olah raga sepak bola dan bulu tangkis. Pada saat stadion Ikada masih ada, sering kali ia bertugas di sana sebagai reporter. Pengalaman yang paling berkesan baginya ia peroleh ketika meliput perebutan Piala Thomas yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia (1961), sebagai Juara Bertahan setelah merebut Piala itu dari Malaya (sekarang Malaysia). |
|||
Selain itu, ia pernah bermain dalam sinetron RCTI berjudul "Bundaku Terpidana" |
|||
Setelah lulus dari Akademi Penerangan di Jakarta (1962) ia dipindahkan ke RRl ke TVRI, dan menjabat Kepala Seksi Hiburan dan Olah raga sejak 1963 s/d 1967. Kemudian dia diserahi tugas sebagai Koordinator Penyiar selama lebih kurang Lima tahun. Selain sebagai reporter, ia juga pernah tampil sebagai pembaca Warta Berita. Beberapa peristiwa olah raga Internasional yang telah diliputnya selama ini, antara lain Thomas Cup di Kuala Lumpur (1970), All England (1976, 1977 dan 1981), Pre World Cup di Singapura (1977) dan Uber Cup di Tokyo (1981). Sejak penyiaran iklan di TVRI dihapuskan (1981) ia bertugas sebagai Koordinator acara "Dari Desa Ke Desa" di samping reporter olah raga, dengan catatan tidak lagi membaca berita.{{indo-bio-stub}} |
|||
{{lifetime|1926|1999|}} |
|||
{{indo-bio-stub}} |
|||
[[Kategori:Pembawa acara Indonesia]] |
[[Kategori:Pembawa acara Indonesia]] |
Revisi per 9 Mei 2017 04.27
Sambas Mangundikarta Penyiar dan pencipta lagu, lahir di Bandung 21 September 1926 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 1999. Ia memulai karirnya sebagai penyiar di RRI Bandung pada bulan Agustus 1952. Bahkan jauh sebelum itu, pada tahun 1946 s/d 1949 sebagai anak buah Jenderal Dr. Mustopo ia sudah bertugas pada "Radio Perjuangan Jawa Barat" yang berkedudukan di Subang (Jawa Barat), kemudian pindah ke Madiun dan Blitar (Jawa Timur).
Pada tahun 1950 dan 1951, walau saat itu ia belum bekerja pada Jawatan Radio (istilah dulu demikian), ia sudah sering membantu RRI Studio Jakarta dalam bidang seni suara. Bersama Ping Astono dan Hamid Arif ia menyanyi dalam "Orkes Dupa Nirmala" pimpinan Ping Astono di RRI. Yang merupakan kebanggaan baginya adalah, bahwa ketika RRl mengadakan Pemilihan Bintang Radio yang pertama (1951) ia berhasil memasuki babak final. Setelah itu ia berulang kali mengikuti pemilihan Bintang Radio sebagai wakil dari RRI Bandung, Samarinda (dua tahun di RRI Samarinda) dan Cirebon (3 tahun), ia mulai tertarik pada penciptaan lagu, baik lagu Indonesia maupun Sunda. Tapi ternyata, lagu-lagu daerah ciptaannya lebih berhasil dan banyak dinyanyikan oleh penyanyi terkenal pada zamannya, seperti Upit Sarimanah, Fenty Effendy, Etty Kusumah, dll. Lagu-lagu tersebut adalah: Manuk Dadali, Sapunyere, Pegat Simpay, Ka Huma, Pepeling, Peunyem Bandung, dll.
Pada tahun 1962, dalam pemilihan tangga lagu-lagu baru, lagu Manuk Dadali selama 6 bulan menempati urutan teratas pada RRI Bandung, bahkan kesebelasan Persib menjadikan lagu pengiring setiap memasuki lapangan sepak bola di Stadion Siliwangi Bandung. Sebagai penyiar yang gemar olah raga, tahun 1953/1954 ia mulai menaruh minat pada bidang reportase olah raga yang saat itu masih terbatas pada cabang olah raga sepak bola dan bulu tangkis. Pada saat stadion Ikada masih ada, sering kali ia bertugas di sana sebagai reporter. Pengalaman yang paling berkesan baginya ia peroleh ketika meliput perebutan Piala Thomas yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia (1961), sebagai Juara Bertahan setelah merebut Piala itu dari Malaya (sekarang Malaysia).
Setelah lulus dari Akademi Penerangan di Jakarta (1962) ia dipindahkan ke RRl ke TVRI, dan menjabat Kepala Seksi Hiburan dan Olah raga sejak 1963 s/d 1967. Kemudian dia diserahi tugas sebagai Koordinator Penyiar selama lebih kurang Lima tahun. Selain sebagai reporter, ia juga pernah tampil sebagai pembaca Warta Berita. Beberapa peristiwa olah raga Internasional yang telah diliputnya selama ini, antara lain Thomas Cup di Kuala Lumpur (1970), All England (1976, 1977 dan 1981), Pre World Cup di Singapura (1977) dan Uber Cup di Tokyo (1981). Sejak penyiaran iklan di TVRI dihapuskan (1981) ia bertugas sebagai Koordinator acara "Dari Desa Ke Desa" di samping reporter olah raga, dengan catatan tidak lagi membaca berita.