Lompat ke isi

Sraten, Tuntang, Semarang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 243: Baris 243:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} http://sraten.multiply.com
* {{id}} http://sraten.multiply.com
* http://semarangsraten.desa.kemendesa.go.id
* {{Id}} http://semarangsraten.desa.kemendesa.go.id


{{Tuntang, Semarang}}
{{Tuntang, Semarang}}

Revisi per 16 Mei 2017 09.48

Sraten
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenSemarang
KecamatanTuntang
Kode pos
50773
Kode Kemendagri33.22.06.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas1.688.590 m²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°19′1.45″S 110°27′35.21″E / 7.3170694°S 110.4597806°E / -7.3170694; 110.4597806

Sraten adalah nama salah satu desa yang terletak di kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang.

Pada mulanya suatu wilayah yang sekarang bernama Desa Sraten tidak ada namanya, Tahun 1770 pada suatu ketika ada seorang punggowo keraton Surakarta Hardiningrat yang dikawal oleh beberapa orang  prajurit datang di desa ini. Punggawa Keraton Surakarta itu dalam rangka mengembann tugas raja Surakarta. Untuk pemantauan wilayah. Hal ini salah satu bukti bahwa wilayah semasa kejayaan kerajaan Surakarta menjadi wilayahnya / wewenangnya.

Punggawa Keraton Surakarta itu ketika datang di desa ini mengendarai seekor gajah yang dikawal prajurit berkuda. Dalam perjalanan yang melelahkan  dari Surakarta Punggawa Keraton dan Para Pengawal beristirahat di tengah – tengah desa di bawah rerimbunan pepohonan.

Saat Punggawa Keraton dan para pengawal berisirahat, tiba – tiba dikejutkan dengan suara gajah yang keras, gajah berlari kesana – kemari menerjang apa saja yang ada  di sekelilingnya. Warga di desa ini berlarian ketakutan, Sang Punggawa dan Prajurit kepanikan tidak bisa mengatasi amukan gajah, Dalam situasi kepanikan dan ketakutan itu Sang Punggawa kemudian mengumpulkan semua warga desa di suatu tempat yang lapang, Sang Punggawa itu mengumumkan sayembara siapapun orangnya yang bisa menakhlukkan / nyrateni gajah yang ngamuk itu akan diberikan hadiah dari Keraton.

Mendengar sayembara tersebut banyak pemuda yang mencoba  untuk nyrateni ( menaklukkan ) gajah, Akhirnya muncullah seorang pemuda bernama Truno mohon ijin kepada Punggawa untuk mencoba menakhlukkkan gajah yang sedang mengamuk itu. Seorang pemuda bernama Truno itu  dengan berbekal ilmu kanuragan yang dimiliki  mencoba menakhlukkan gajah tersebut. Memang tidak mudah mengalahkan gajah itu  dengan segala kesaktian yang dimiliki, gajah yang garang mengamuk itu dapat dikalahkan dan dijinakkan oleh Truno.

Sang Punggawa Keraton kemudian mengumpulkan warga lagi untuk mendengarkan pernyataannya ;

  1. Sang Punggawa atas nama Keraton memberikan penghargaan kepada Truno
  2. Sang Punggawa  memberikan nama untuk desa ini dengan sebutan “SRATEN “ yang diambil dari kata “SRATI” yang berarti pawang gajah.

Legenda gajah ngamuk yang dapat disrateni ( dijinakkan ) oleh Truno dari generasi ke generasi hanya menjadi cerita untuk generasi berikutnya. Pada masa desa Srarten dipimpin oleh kepala desa Sastro Suharjo ( 1950 ) dibangun patung gajah untuk mengabadikan peristiwa yang pernah terjadi  di desa Sraten. Patung gajah didirikan di pintu gerbang masuk desa  Sraten  patung gajah dibangun tidak cukup besar, hanya kira – kira sebesar kambing jantan. Pada masa pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala desa bernama Isbandi ( 1980 )  patung gajah dipugar. Pemugaran diprakarsai oleh mahasiswa IKIP Semarang yang mengadakan KKN di desa Sraten. Patung dibuat sesuai dengan ukuran gajah sebenarnya, pembuatan patung  dibuat oleh seorang arsitek dari IKIP Semarang. Kini patung gajah berdiri kokoh di gerbang masuk ke desa Sraten dari arah timur. Bangunan ini menjadi kebanggaan masyarakat desa Sraten bahkan menjadi simbol untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti klep sepak bola dan merk – merk produk tertentu dari Sraten.

Kondisi Geografis

Batas Administratif

Desa Sraten terletak di sebelah selatan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jarak tempuh kurang lebih 7 Km atau ditempuh dengan kendaraan umum 20 menit sudah sampai di Desa Sraten. Secara administratif letak geografis Desa Sraten dibatasi oleh 4 Desa pada sisi-sisinya. Di sisi barat berbatasan dengan Desa Rowosari di sisi selatan berbatasan dengan Desa Gedangan sementara di sisi timur juga berbatasan dengan Desa Gedangan dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jombor.

Luas Wilayah

Desa Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Luas secara keseluruhan sebesar  1.688.590 M2, secara administratif terdiri 7 wilayah Dusun, 7 RW, dan 26 RT.

Wilayah Desa Sraten Menurut Dusun

NO. DUSUN RT RW
1 Sraten I 3 1
2 Sraten II 3 2
3 Sraten III 3 3
4 Sraten IV 4 4
5 Sraten V 2 5
6 Sraten VI 3 6
7 Sraten VII 8 7
  Jumlah 26 7

Topografis

Ketinggian wilayah Desa Sraten berada pada kisaran antara 140 meter di atas permukaan laut ( dpl )

Kondisi Demografis

Penduduk Desa Sraten pada akhir tahun 2014 sebanyak 4.148 jiwa Laki-laki 2.064 Perempuan 2.084 .

Kondisi Sosial Budaya Desa

No Uraian Jumlah Keterangan
1 Kependudukan
  1. Jumlah Penduduk (Jiwa)
  2. Jumlah KK
  3. Jumlah laki-laki
  1. 0 – 15 tahun
  2. 16 – 55 tahun
  3. Diatas 55 tahun
    1. Jumlah perempuan

 1. 0 – 15 tahun

2. 16 – 55 tahun

 3. Diatas 55 tahu

 

4.148

1.630 

  723

1.112

  229 

   717

1.137

   230

 
2 Kesejahteraan sosial
  1. Jumlah KK Prasejahtera
  2. Jumlah KK Sejahtera
  3. Jumlah KK Kaya
  4. Jumlah KK Sedang
  5. Jumlah KK Miskin
 

146

193

22

689

173

 
3 Tingkat Pendidikan
  1. Tidak Tamat SD
  2. SD
  3. SLTP
  4. SLTA
  5. DIPLOMA / Sarjana
 

191

1.160

647

1.117

443

 
4 Mata Pencaharian  :
  1. Buruh tani
  2. Petani
  3. Peternak
  4. Pedagang
  5. Tukang Kayu
  6. Tukang Batu
  7. Penjahit
  8. PNS
  9. Pensiunan
  10. TNI/POLRI
  11. Pegawai Swasta
  12. Perangkat Desa
  13. Pengrajin Industri kecil
  14. Buruh Industri
  15. Lain – lain
 

83

97

29

59

19

35

11 

179

84

22

340

12

3

200

446

 
5 Agama
  1. Islam
  2. Kristen
  3. Katolik
  4. Hindu
  5. Budha 
 

3.933

   142

     73

0

0

 

Pranala luar