Perang Aceh II: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Perang melibatkan Belanda menjadi Perang yang melibatkan Belanda |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
* {{cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|title=A History of Modern Indonesia since c.1300, Second Edition|publisher=MacMillan|year=1991|isbn=0-8047-2194-7}} |
* {{cite book|last=Ricklefs|first=M. C.|title=A History of Modern Indonesia since c.1300, Second Edition|publisher=MacMillan|year=1991|isbn=0-8047-2194-7}} |
||
[[Kategori:Perang melibatkan Belanda|Aceh Kedua]] |
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda|Aceh Kedua]] |
||
[[Kategori:Perang Aceh]] |
[[Kategori:Perang Aceh]] |
||
[[Kategori:Sejarah Aceh]] |
[[Kategori:Sejarah Aceh]] |
Revisi per 18 November 2017 00.48
Perang Aceh Kedua diumumkan oleh KNIL terhadap Aceh pada tanggal 20 November 1873 setelah kegagalan serangan pertama.
Pada saat itu, Belanda sedang mencoba menguasai seluruh Nusantara. Ekspedisi yang dipimpin oleh Jan van Swieten itu terdiri atas 8.500 prajurit, 4.500 pembantu dan kuli, dan belakangan ditambahkan 1.500 pasukan. Pasukan Belanda dan Aceh sama-sama menderita kolera. Sekitar 1.400 prajurit kolonial meninggal antara bulan November 1873 hingga April 1874. Setelah Banda Aceh ditinggalkan, Belanda bergerak pada bulan Januari 1874 dan berpikir mereka telah menang perang. Mereka mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh dibubarkan dan dianeksasi.
Namun, kuasa asing menahan diri ikut campur, sehingga masih ada serangan yang dilancarkan oleh pihak Aceh. Sultan Mahmud Syah dan pengikutnya menarik diri ke bukit, dan sultan meninggal di sana akibat kolera. Pihak Aceh mengumumkan cucu muda Tuanku Ibrahim yang bernama Tuanku Muhammad Daud Syah, sebagai Sultan Muhammad Daud Syah (berkuasa 1874-1903).
Rujukan
- Ricklefs, M. C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, Second Edition. MacMillan. ISBN 0-8047-2194-7.