Lompat ke isi

Urang-aring: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-asterids, +asteridae
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 21: Baris 21:


== Pengenalan ==
== Pengenalan ==
[[Berkas:Eclipta prostrata in AP W2 IMG 9785.jpg|thumb|left|180px|''Close up'' bunga]]
[[Berkas:Eclipta prostrata in AP W2 IMG 9785.jpg|jmpl|kiri|180px|''Close up'' bunga]]
[[Terna]] semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap bercabang-cabang, hingga 0,8 [[meter|m]]. [[Batang]] bulat pejal, sering keunguan, dengan rambut putih. [[Daun]] berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga bundar telur memanjang, 2–12,5 × 0,5–3,5 [[sentimeter|cm]], dengan pangkal menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya berambut.<ref name="steenis1981">{{aut|[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981.}} ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 423-424</ref>
[[Terna]] semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap bercabang-cabang, hingga 0,8 [[meter|m]]. [[Batang]] bulat pejal, sering keunguan, dengan rambut putih. [[Daun]] berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga bundar telur memanjang, 2–12,5 × 0,5–3,5 [[sentimeter|cm]], dengan pangkal menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya berambut.<ref name="steenis1981">{{aut|[[Cornelis Gijsbert Gerrit Jan van Steenis|Steenis, CGGJ van]]. 1981.}} ''Flora, untuk sekolah di Indonesia''. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 423-424</ref>


Baris 27: Baris 27:


== Kegunaan ==
== Kegunaan ==
[[Berkas:Eclipta prostrata-linedrawing1.png|thumb|left|180px|Lukisan menurut Britton & Brown, 1913]]
[[Berkas:Eclipta prostrata-linedrawing1.png|jmpl|kiri|180px|Lukisan menurut Britton & Brown, 1913]]
Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya digunakan untuk menghitamkan rambut dan untuk membuat [[tato]]<ref>{{aut|Jukema, J., N.Wulijarni-Soetjipto, R.H.M.J. Lemmens & J.W.Hildebrand. 1991.}} [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=14 ''Eclipta alba'' (L.) Hassk.] Internet Record from Proseabase. Lemmens, R.H.M.J. and Wulijarni-Soetjipto, N. (Editors). PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia</ref>. Daun urang-aring diremas-remas dalam air, yang kemudian digunakan untuk mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut. Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas mendapatkan rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak [[kelapa]] digunakan sebagai minyak penyubur rambut.<ref name="heyne"/> Minyak urang-aring semacam ini populer di [[Jawa]] hingga sekitar tahun ’70-an.
Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya digunakan untuk menghitamkan rambut dan untuk membuat [[tato]]<ref>{{aut|Jukema, J., N.Wulijarni-Soetjipto, R.H.M.J. Lemmens & J.W.Hildebrand. 1991.}} [http://www.proseanet.org/prosea/e-prosea_detail.php?frt=&id=14 ''Eclipta alba'' (L.) Hassk.] Internet Record from Proseabase. Lemmens, R.H.M.J. and Wulijarni-Soetjipto, N. (Editors). PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia</ref>. Daun urang-aring diremas-remas dalam air, yang kemudian digunakan untuk mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut. Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas mendapatkan rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak [[kelapa]] digunakan sebagai minyak penyubur rambut.<ref name="heyne"/> Minyak urang-aring semacam ini populer di [[Jawa]] hingga sekitar tahun ’70-an.


Baris 37: Baris 37:


== Ekologi dan penyebaran ==
== Ekologi dan penyebaran ==
[[Berkas:Eclip alba 100221-1185 tdp.jpg|thumb|left|180px|Bongkol-bongkol buah]]
[[Berkas:Eclip alba 100221-1185 tdp.jpg|jmpl|kiri|180px|Bongkol-bongkol buah]]
Terna ini asal-usulnya tidak diketahui. Menyebar luas di seluruh dunia, di wilayah [[tropika]] dan [[subtropika]], pada banyak tempat telah berkembang menjadi [[gulma]] yang sangat mengganggu bagi beberapa banyak jenis tanaman pertanian.<ref name="soerjani"/> Di [[India]], [[Cina]], [[Thailand]], dan [[Brasil]]; didapati pula di seluruh [[Indonesia]].
Terna ini asal-usulnya tidak diketahui. Menyebar luas di seluruh dunia, di wilayah [[tropika]] dan [[subtropika]], pada banyak tempat telah berkembang menjadi [[gulma]] yang sangat mengganggu bagi beberapa banyak jenis tanaman pertanian.<ref name="soerjani"/> Di [[India]], [[Cina]], [[Thailand]], dan [[Brasil]]; didapati pula di seluruh [[Indonesia]].



Revisi per 2 Desember 2017 12.57


Urang-aring
Urang-aring, Eclipta alba
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
E. alba
Nama binomial
Eclipta alba
Sinonim

Eclipta erecta
Eclipta prostrata
Verbesina alba
Verbesina prostrata

Urang-aring (Eclipta alba (L.) Hassk., sin. Eclipta prostrata L.) adalah sejenis tumbuhan, kebanyakan ditemukan liar sebagai gulma, anggota suku Asteraceae. Terna ini terkenal oleh kegunaannya sebagai penyubur rambut. Di samping itu, urang-aring juga memiliki khasiat sebagai tumbuhan obat. Beberapa nama-nama lainnya, di antaranya orang-aring (Jw.); te-lenteyan (Md.); daun tinta (Banda); daun sipat, keremak jantan (Mly.); dan false daisy (Ingg.).[1]

Pengenalan

Close up bunga

Terna semusim, dengan batang tegak atau berbaring, kerap bercabang-cabang, hingga 0,8 m. Batang bulat pejal, sering keunguan, dengan rambut putih. Daun berhadapan, duduk, lanset memanjang hingga bundar telur memanjang, 2–12,5 × 0,5–3,5 cm, dengan pangkal menyempit dan ujung runcing, tepi daun bergerigi atau hampir rata, kedua permukaannya berambut.[2]

Bunga-bunga tergabung dalam bongkol bunga majemuk bertangkai panjang, selanjutnya 2-3 bongkol bersama-sama berkumpul di ujung (terminal) atau di ketiak. Daun pembalut dalam 2 lingkaran, panjang 5 mm, membentuk mangkuk. Bunga tepi dengan mahkota bentuk pita sempit, bergigi dua. Bunga cakram bentuk tabung, berwarna putih. Buah keras (achene) memanjang hingga serupa baji pendek, 2 mm, berbintil-bintil.[2]

Kegunaan

Lukisan menurut Britton & Brown, 1913

Urang-aring menghasilkan zat pewarna hitam. Cairan sarinya digunakan untuk menghitamkan rambut dan untuk membuat tato[3]. Daun urang-aring diremas-remas dalam air, yang kemudian digunakan untuk mendinginkan kepala serta untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut. Cairan urang-aring dioleskan pada kepala bayi agar lekas mendapatkan rambut yang hitam. Seduhan urang-aring dalam minyak kelapa digunakan sebagai minyak penyubur rambut.[1] Minyak urang-aring semacam ini populer di Jawa hingga sekitar tahun ’70-an.

Dalam Ayurveda (ilmu pengobatan India), urang aring diyakini sebagai semacam rasayana yang memiliki khasiat panjang usia dan awet muda. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki daya pengobatan terhadap gangguan hati (hepar) dan lambung.[4]

Di tempat-tempat lain, urang-aring digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit, eksem, "kutu air", bahkan untuk mengatasi serangan hewan berbisa seperti sengatan kalajengking atau gigitan ular.

Daun urang-aring juga dimanfaatkan sebagai lalap, atau di Bali, dicampurkan ke dalam sayur.[1]

Ekologi dan penyebaran

Bongkol-bongkol buah

Terna ini asal-usulnya tidak diketahui. Menyebar luas di seluruh dunia, di wilayah tropika dan subtropika, pada banyak tempat telah berkembang menjadi gulma yang sangat mengganggu bagi beberapa banyak jenis tanaman pertanian.[5] Di India, Cina, Thailand, dan Brasil; didapati pula di seluruh Indonesia.

Urang-aring mampu beradaptasi pada lingkungan yang berubah, terutama di tempat-tempat yang berdrainase buruk, daerah-daerah basah di sekitar sungai, parit, atau rawa, namun kaya akan sinar matahari. Mulai dari wilayah pantai –gulma ini tahan hidup di tanah bergaram– hingga ketinggian 2000 m. Kemampuan berbiaknya tinggi: berbunga di sepanjang tahun, urang-aring mampu menghasilkan 17.000 biji per individu tumbuhan.[5]

Catatan kaki

  1. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3:1833. Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
  2. ^ a b Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 423-424
  3. ^ Jukema, J., N.Wulijarni-Soetjipto, R.H.M.J. Lemmens & J.W.Hildebrand. 1991. Eclipta alba (L.) Hassk. Internet Record from Proseabase. Lemmens, R.H.M.J. and Wulijarni-Soetjipto, N. (Editors). PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia
  4. ^ Puri, HS. 2003. Rasayana: Ayurvedic Herbs for Longevity and Rejuvenation. Taylor & Francis, London, p. 80–85
  5. ^ a b Soerjani, M., AJGH Kostermans dan G. Tjitrosoepomo (Eds.). 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. p. 76-77 (illust.)

Pranala luar