Sejarah Jakarta: Perbedaan antara revisi
+ |
rev |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
'''Jakarta''' adalah ibu kota dan kota terbesar [[Indonesia]]. Terletak di [[estuari]] [[Sungai Ciliwung]], di bagian barat laut [[Jawa]], daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari [[Jakarta]] berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh [[Tarumanegara]] [[India Raya|kerajaan bercorak India]], [[Kerajaan Sunda]] Hindu, [[Kesultanan Banten]] Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.<ref name="Jakarta History">{{cite web|title=History of Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |date=8 March 2011 |publisher=Jakarta.go.id |accessdate=17 June 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140608040048/http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |archivedate=June 8, 2014 }}</ref> [[Hindia Belanda]] membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh [[Kekaisaran Jepang]] semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari [[Indonesia]]. |
'''Jakarta''' adalah ibu kota dan kota terbesar [[Indonesia]]. Terletak di [[estuari]] [[Sungai Ciliwung]], di bagian barat laut [[Jawa]], daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari [[Jakarta]] berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh [[Tarumanegara]] [[India Raya|kerajaan bercorak India]], [[Kerajaan Sunda]] Hindu, [[Kesultanan Banten]] Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.<ref name="Jakarta History">{{cite web|title=History of Jakarta |url=http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |date=8 March 2011 |publisher=Jakarta.go.id |accessdate=17 June 2014 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140608040048/http://www.jakarta.go.id/eng/news/2011/03/history-of-jakarta |archivedate=June 8, 2014 }}</ref> [[Hindia Belanda]] membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh [[Kekaisaran Jepang]] semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari [[Indonesia]]. |
||
[[Jakarta]] telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut '''Sunda Kelapa''' selama periode Kerajaan Sunda dan '''Jayakarta''', '''Djajakarta''', atau '''Jacatra''' selama periode singkat [[Kesultanan Banten]]. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "[[Kota Tua Jakarta]]", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai '''Batavia''' (1619–1949), dan '''Djakarta''' (dalam bahasa Belanda) atau '''Jakarta''', selama pendudukan Jepang dan masa modern.<ref>Lihat juga [[ |
[[Jakarta]] telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut '''Sunda Kelapa''' selama periode Kerajaan Sunda dan '''Jayakarta''', '''Djajakarta''', atau '''Jacatra''' selama periode singkat [[Kesultanan Banten]]. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "[[Kota Tua Jakarta]]", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai '''Batavia''' (1619–1949), dan '''Djakarta''' (dalam bahasa Belanda) atau '''Jakarta''', selama pendudukan Jepang dan masa modern.<ref>Lihat juga [[Ejaan Yang Disempurnakan]]</ref><ref>[http://www.studyindonesian.com/lessons/oldspellings/ Lesson: Old Indonesian Spellings]. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.</ref> |
||
== Catatan dan referensi == |
== Catatan dan referensi == |
Revisi per 23 Agustus 2017 05.42
Jakarta adalah ibu kota dan kota terbesar Indonesia. Terletak di estuari Sungai Ciliwung, di bagian barat laut Jawa, daerah ini telah lama menopang pemukiman manusia. Bukti bersejarah dari Jakarta berasal dari abad ke-4 M, saat ia merupakan sebuah permukiman dan pelabuhan Hindu. Kota ini telah diklaim secara berurutan oleh Tarumanegara kerajaan bercorak India, Kerajaan Sunda Hindu, Kesultanan Banten Muslim, dan oleh pemerintahan Belanda, Jepang, dan Indonesia.[1] Hindia Belanda membangun daerah tersebut sebelum direbut oleh Kekaisaran Jepang semasa Perang Dunia II dan akhirnya menjadi merdeka sebagai bagian dari Indonesia.
Jakarta telah dikenal dengan beberapa nama. Ia disebut Sunda Kelapa selama periode Kerajaan Sunda dan Jayakarta, Djajakarta, atau Jacatra selama periode singkat Kesultanan Banten. Setelah itu, Jakarta berkembang dalam tiga tahap. "Kota Tua Jakarta", yang dekat dengan laut di utara, berkembang antara 1619 dan 1799 pada era VOC. "Kota baru" di selatan berkembang antara 1809 dan 1942 setelah pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan Batavia dari VOC yang gagal yang sewanya telah berakhir pada 1799. Yang ketiga adalah perkembangan Jakarta modern sejak proklamasi kemerdekaan pada 1945. Di bawah pemerintahan Belanda, ia dikenal sebagai Batavia (1619–1949), dan Djakarta (dalam bahasa Belanda) atau Jakarta, selama pendudukan Jepang dan masa modern.[2][3]
Catatan dan referensi
- ^ "History of Jakarta". Jakarta.go.id. 8 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 8, 2014. Diakses tanggal 17 June 2014.
- ^ Lihat juga Ejaan Yang Disempurnakan
- ^ Lesson: Old Indonesian Spellings. StudyIndonesian. Retrieved on 2013-07-16.
Bacaan lebih lanjut
- Blusse, Leonard. An Insane Administration and Insanitary Town: The Dutch East India Company and Batavia (1619–1799) (Springer Netherlands, 1985).
- de Jong, J.J.P. (1998). De waaier van het fortuin: van handelscompagnie tot koloniaal imperium : de Nederlanders in Azië en de Indonesische archipel. Sdu. ISBN 9789012086431.
- Liebenberg, Elri; Demhardt, Imre (2012). History of Cartography: International Symposium of the ICA Commission, 2010. Heidelberg: Springer. hlm. 209. ISBN 978-3-642-19087-2.
The United Dutch East India Company (Vereenigde Oost-Indische Compagnie or VOC in Dutch, literally "United East Indian Company")...
- Merrillees, Scott (2015). Jakarta: Portraits of a Capital 1950-1980. Jakarta: Equinox Publishing. ISBN 9786028397308.
- Ricklefs, Merle Calvin (1993), A History of Modern Indonesia Since c.1300, Stanford: Stanford University Press, ISBN 0-8047-2194-7.
- Schoppert, Peter; Damais, Soedarmadji & Sosrowardoyo, Tara (1998), Java Style, Tokyo: Tuttle Publishing, ISBN 962-593-232-1.
- Silver, Christopher (2007). Planning the Megacity: Jakarta in the Twentieth Century - Planning, History and Environment Series. Routledge. hlm. 101. ISBN 9781135991227.
- Siregar, Sandi (1998). "The Architecture of Modern Indonesian Cities". Dalam Tjahjono, Gunawan. Indonesian Heritage-Architecture. 6. Singapore: Archipelago Press. ISBN 981-3018-30-5.
- Witton, Patrick (2003), Indonesia, Melbourne: Lonely Planet, ISBN 1-74059-154-2.
Pranala luar
- Pictures and Map from 1733 (Homannische Erben, Nuernberg-Germany)