Lompat ke isi

Bumi datar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 2: Baris 2:


Model '''Bumi datar''' adalah sebuah konsepsi arkais dari bentuk [[Bumi]] sebagai [[Bidang (geometri)|bidang]] atau [[cakram]]. Beberapa budaya kuno menyebut [[kosmografi]] Bumi datar, yang meliputi [[Yunani kuno|Yunani]] sampai [[Yunani Klasik|jaman klasik]], sipilisasi [[Zaman Perunggu]] dan [[Zaman Besi]] dari [[Timur Dekat Kuno|Timur Dekat]] sampai [[periode Hellenistik]], [[India Zaman Besi|India]] sampai [[zaman Gupta]] (awal abad-abad Masehi), dan [[Tiongkok]] sampai abad ke-17. Paradigma tersebut juga biasanya dipegang dalam budaya-budaya orang asli [[benua Amerika]], dan pernyataan bahwa Bumi datar dikubahi oleh [[cakrawala]] dalam bentuk mangkuk adalah hal umum dalam masyarakat pra-saintifik.<ref>"Their cosmography as far as we know anything about it was practically of one type up til the time of the white man's arrival upon the scene. That of the Borneo Dayaks may furnish us with some idea of it. 'They consider the Earth to be a flat surface, whilst the heavens are a dome, a kind of glass shade which covers the Earth and comes in contact with it at the horizon.'" Lucien Levy-Bruhl, ''Primitive Mentality'' (repr. Boston: Beacon, 1966) 353;
Model '''Bumi datar''' adalah sebuah konsepsi arkais dari bentuk [[Bumi]] sebagai [[Bidang (geometri)|bidang]] atau [[cakram]]. Beberapa budaya kuno menyebut [[kosmografi]] Bumi datar, yang meliputi [[Yunani kuno|Yunani]] sampai [[Yunani Klasik|jaman klasik]], sipilisasi [[Zaman Perunggu]] dan [[Zaman Besi]] dari [[Timur Dekat Kuno|Timur Dekat]] sampai [[periode Hellenistik]], [[India Zaman Besi|India]] sampai [[zaman Gupta]] (awal abad-abad Masehi), dan [[Tiongkok]] sampai abad ke-17. Paradigma tersebut juga biasanya dipegang dalam budaya-budaya orang asli [[benua Amerika]], dan pernyataan bahwa Bumi datar dikubahi oleh [[cakrawala]] dalam bentuk mangkuk adalah hal umum dalam masyarakat pra-saintifik.<ref>"Their cosmography as far as we know anything about it was practically of one type up til the time of the white man's arrival upon the scene. That of the Borneo Dayaks may furnish us with some idea of it. 'They consider the Earth to be a flat surface, whilst the heavens are a dome, a kind of glass shade which covers the Earth and comes in contact with it at the horizon.'" Lucien Levy-Bruhl, ''Primitive Mentality'' (repr. Boston: Beacon, 1966) 353;
"The usual primitive conception of the world's form ... [is] flat and round below and surmounted above by a solid firmament in the shape of an inverted bowl." H. B. Alexander, ''[[The Mythology of All Races]]'' 10: North American (repr. New York: Cooper Square, 1964) 249.</ref>
"The usual primitive conception of the world's form ... [is] flat and round below and surmounted above by a solid firmament in the shape of an inverted bowl." H. B. Alexander, ''[[The Mythology of All Races]]'' 10: North American (repr. New York: Cooper Square, 1964) 249.</ref>
Dalam sebuah [[hadits]], [[Nabi]] [[Muhammad]] menjelaskan bahwa [[langit-langit]], beserta [[Arsy]] [[Allah]] memiliki bentuk kubah.<ref>[[Ibnu Taimiyah]]: Adapun Al-Arsy maka dia berupa kubah sebagimana diriwayatkan dalam As-Sunan karya [[Abu Daud]] dari jalan periwayatan [[Jubair bin Muth’im]], dia berkata: Telah datang menemui Rasulullah seorang Arab dan berkata: Wahai [[rasulullah]] jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai berkata rasulullah:
Dalam sebuah [[hadits]], [[Nabi]] [[Muhammad]] menjelaskan bahwa [[langit-langit]], beserta [[Arsy]] [[Allah]] memiliki bentuk kubah.<ref>[[Ibnu Taimiyah]]: Adapun Al-Arsy maka dia berupa kubah sebagimana diriwayatkan dalam As-Sunan karya [[Abu Daud]] dari jalan periwayatan [[Jubair bin Muth’im]], dia berkata: Telah datang menemui Rasulullah seorang Arab dan berkata: Wahai [[rasulullah]] jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai berkata rasulullah:



Revisi per 7 November 2017 18.10

Ukiran Flammarion (1888) yang menggambarkan seorang penjelajah yang sampai ke ujung Bumi datar, dan menyembulkan kepalanya ke luar kubah langit.

Model Bumi datar adalah sebuah konsepsi arkais dari bentuk Bumi sebagai bidang atau cakram. Beberapa budaya kuno menyebut kosmografi Bumi datar, yang meliputi Yunani sampai jaman klasik, sipilisasi Zaman Perunggu dan Zaman Besi dari Timur Dekat sampai periode Hellenistik, India sampai zaman Gupta (awal abad-abad Masehi), dan Tiongkok sampai abad ke-17. Paradigma tersebut juga biasanya dipegang dalam budaya-budaya orang asli benua Amerika, dan pernyataan bahwa Bumi datar dikubahi oleh cakrawala dalam bentuk mangkuk adalah hal umum dalam masyarakat pra-saintifik.[1] Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa langit-langit, beserta Arsy Allah memiliki bentuk kubah.[2]

Gagasan Bumi bulat muncul dalam filsafat Yunani dengan Pythagoras (abad ke-6 SM), meskipun kebanyakan masyarakat pra-Sokratik (abad ke 6 – 5 SM) meyakini model Bumi datar. Aristoteles memberikan bukti bentuk bulat Bumi pada sekitar 330 SM. Pengetahuan Bumi bulat secara bertahan mulai menyebar pada dunia Hellenistik sejak saat itu.[3][4][5][6]

Teori-teori Bumi datar modern, seperti hal-hal yang diutarakan oleh perhimpunan Bumi datar modern, umumnya dicap pseudosains.[7]

Referensi

  1. ^ "Their cosmography as far as we know anything about it was practically of one type up til the time of the white man's arrival upon the scene. That of the Borneo Dayaks may furnish us with some idea of it. 'They consider the Earth to be a flat surface, whilst the heavens are a dome, a kind of glass shade which covers the Earth and comes in contact with it at the horizon.'" Lucien Levy-Bruhl, Primitive Mentality (repr. Boston: Beacon, 1966) 353; "The usual primitive conception of the world's form ... [is] flat and round below and surmounted above by a solid firmament in the shape of an inverted bowl." H. B. Alexander, The Mythology of All Races 10: North American (repr. New York: Cooper Square, 1964) 249.
  2. ^ Ibnu Taimiyah: Adapun Al-Arsy maka dia berupa kubah sebagimana diriwayatkan dalam As-Sunan karya Abu Daud dari jalan periwayatan Jubair bin Muth’im, dia berkata: Telah datang menemui Rasulullah seorang Arab dan berkata: Wahai rasulullah jiwa-jiwa telah susah dan keluarga telah kelaparan- dan beliau menyebut hadits- sampai berkata rasulullah: إِنَّ الله عَلَى عَرْشِهِ وَ إِنَّ عَرْشَهُ عَلَى سَمَوَاتِهِ وَ أَرْضِهِ كَهَكَذَا وَ قَالَ بِأَصَابِعِهِ مِثْلَ اْلقُبَّةِ "Sesungguhnya Allah diatas ArsyNya dan ArsyNya diatas langit-langit dan bumi, seperti begini dan memberikan isyarat dengan jari-jemarinya seperti kubah." (Hadits shohih riwayat Ibnu Abi Ashim dalam Assunnah 1/252).
  3. ^ Continuation of Greek concept into Roman and medieval Christian thought: Reinhard Krüger: Materialien und Dokumente zur mittelalterlichen Erdkugeltheorie von der Spätantike bis zur Kolumbusfahrt (1492)
  4. ^ Direct adoption of the Greek concept by Islam: Ragep, F. Jamil: "Astronomy", in: Krämer, Gudrun (ed.) et al.: Encyclopaedia of Islam, THREE, Brill 2010, without page numbers
  5. ^ Direct adoption by India: D. Pingree: "History of Mathematical Astronomy in India", Dictionary of Scientific Biography, Vol. 15 (1978), pp. 533−633 (554f.); Glick, Thomas F., Livesey, Steven John, Wallis, Faith (eds.): "Medieval Science, Technology, and Medicine: An Encyclopedia", Routledge, New York 2005, ISBN 0-415-96930-1, p. 463
  6. ^ Adoption by China via European science: Jean-Claude Martzloff, "Space and Time in Chinese Texts of Astronomy and of Mathematical Astronomy in the Seventeenth and Eighteenth Centuries", Chinese Science 11 (1993-94): 66-92 (69) and Christopher Cullen, "A Chinese Eratosthenes of the Flat Earth: A Study of a Fragment of Cosmology in Huai Nan tzu 淮 南 子", Bulletin of the School of Oriental and African Studies, Vol. 39, No. 1 (1976), pp. 106-127 (107)
  7. ^ MacDougall, Robert. "Strange enthusiasms: a brief history of American pseudoscience". Columbia University. Diakses tanggal July 5, 2016. 

Bacaan tambahan

Pranala luar