Lompat ke isi

Europalia 2017: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 28: Baris 28:


=== Seni Peran ===
=== Seni Peran ===
[[Berkas:Nia Dinata.jpg|jmpl|Nia Dinata|271x271px]]
[[Berkas:Nia Dinata.jpg|jmpl|Nia Dinata|272x272px]]
Pada bidang seni peran, Indonesia hanya mengirimkan 3 perwakilan. Mereka adalah [[Nan Achnas]], [[Nia Dinata]] dan [[Teater Payung Hitam]]. Nan Achnas merupakan lulusan sutradara dari sejumlah [[film dokumenter]], seperti 'Bromo', 'Kliwon' dan 'Penyanyi Kecil Gayo' yang telah diputarkan di sejumlah festival film internasional. Nia Dinata adalah sutradara film '[[Arisan!|Arisan]]!' yang telah mendapatkan penghargaan Golden Award for Best Pictures di [[Festival Film Internasional Hawaii]] 2006. Sementara itu Teater Payung Hitam adalah kelompok teater dari Bandung yang telah berdiri sejak 1982.
Pada bidang seni peran, Indonesia hanya mengirimkan 3 perwakilan. Mereka adalah [[Nan Achnas]], [[Nia Dinata]] dan [[Teater Payung Hitam]]. Nan Achnas merupakan lulusan sutradara dari sejumlah [[film dokumenter]], seperti 'Bromo', 'Kliwon' dan 'Penyanyi Kecil Gayo' yang telah diputarkan di sejumlah festival film internasional. Nia Dinata adalah sutradara film '[[Arisan!|Arisan]]!' yang telah mendapatkan penghargaan Golden Award for Best Pictures di [[Festival Film Internasional Hawaii]] 2006. Sementara itu Teater Payung Hitam adalah kelompok teater dari Bandung yang telah berdiri sejak 1982.



Revisi per 9 November 2017 11.41

Logo Europalia 2017 (sumber: europalia.id)

Europalia 2017 merujuk pada festival budaya dan seni internasional yang diselenggarakan di Belgia dan negara-negara tetangga edisi ketujuh belas yang berlangsung dari 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari 2018. Pada edisi kali ini Indonesia terpilih sebagai tamu kehormatan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara Asia keempat sekaligus negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tamu kehormatan.[1]

Sejarah

Terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan Europalia 2017 tak terlepas dari penandatanganan nota kesepakatan kerja yang dilakukan oleh Kemendikbud dan lembaga Europalia Internasional “Cooperation in Organizing the Festival Europalia Indonesia 2017” pada 14 Juli 2015. Setelah melakukan penandatanganan, kedua belah pihak kemudian melakukan penandatanganan perjanjian kerangka kerja lagi pada 7 Desember 2015 terkait

Penandatanganan Perjanjian Kerangka Kerja Antara Kemdikbud – Europalia Internasional “Organisasi Festival Europalia Indonesia 2017/2018”

Seniman

Dalam rangka menyukseskan Europalia 2017, Indonesia mengirimkan 61 orang seniman yang terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang berbeda. Tak hanya pada bidang musik, namun ada pula bidang sastra, tari-tarian bahkan hingga film.[2]

Musik

Gamelan, salah satu kesenian musik yang ditampilkan pada Europalia 2017

Aloysius Suwardi merupakan salah satu delegasi Indonesia asal Solo, Jawa Tengah yang dikirim pada Europalia 2017. Pengalamannya sebagai komposer, pengajar gamelan di Universitas Simon Fesher, Kanada dan Universitas Monash, Australia dan keterlibatannya dalam menampilkan gamelan dalam festival-festival musik di berbagai negara membuatnya terpilih menjadi seniman Indonesia pada Europalia 2017.

Aloysius bukan satu-satunya musisi yang akan mengisi acara pada Europalia 2017. Ada pula David Tarigan (seorang DJ pendiri Aksara Records), Karinding Attack (Musisi yang memainkan alat musik dari bambu), MATANIARI (kelompok musik yang menggabungkan musik dan tari tradisional Batak Toba), Saluang Dendang (kelompok musik yang memainkan alat musik tradisional Sumatera Barat) hingga Jogja Hip Hop Foundation. Nama-nama lainnya adalah Aural Archipelago, Dea Barandana, Duto Hardono, Filastine, Flower Girls, I Wayan Gde Yudane, Indische Party, Kande, Otto Sidharta, Patrick Hartono, Peni Candra Rini, Salawat Dulang, Saluang Dendang, Senyawa, Svara Samsara, Tarawangsawelas, Tesla Manaf, UWALMASSA, Voice of Papua dan Tan Lioe Ie.

Literasi

Ayu Utami

Bidang literasi tak hanya diisi oleh para penulis, melainkan juga komikus dan penyair. Dua nama di antaranya adalah Ayu Utami dan Ben Sohib. Ayu Utami sendiri merupakan penulis beberapa novel (salah satunya berjudul Saman) yang pernah mendapatkan penghargaan Prince Claus di Den Haag, Belanda pada 2000 sedangkan Ben Sohib adalah penulis buku The Da Peci Code. Selain itu, Europalia 2017 juga menghadirkan para pegiat sastra dan literasi lainnya, seperti Godi Suwarna, Hikmat Darmawan, Iksaka Bayu, Intan Paramadhita, Lily Yulianti Farid, Manneke Budiman, Margareta Astaman, Norman Erikson Pasaribu dan Zubaidah Djohar.

Tarian

Ilustrasi pencak silat ala Minang

Tercatat sejumlah nama dan penampilan tari yang akan mengisi acara pada Europalia 2017. Salah satunya adalah Saman Gayo. Sesuai namanya, Saman Gayo akan menampilkan sajian berupa tarian khas tradisional Saman dari daerah Gayo, Aceh. Ada pula Nani Topeng Losari Cirebon yang akan membawakan berbagai tarian tradisional dari Cirebon. Nama-nama lainnya yang akan dikirim adalah Darlane Litaay, Eko Supriyanto, Nan Jombang, Otniel Tasman dan Rianto.

Seni Bela Diri

Indonesia hanya menampilkan satu pertunjukan seni bela diri tradisional, yakni Silek tuo. Silek Tuo sendiri merupakan pencak silat. yang telah dipengaruhi oleh budaya Minangkabau. Silek tuo berasal dari Pariangan, Padangpanjang, Sumatera Barat yang terinspirasi dari gerakan binatang seperti harimau.

Seni Peran

Nia Dinata

Pada bidang seni peran, Indonesia hanya mengirimkan 3 perwakilan. Mereka adalah Nan Achnas, Nia Dinata dan Teater Payung Hitam. Nan Achnas merupakan lulusan sutradara dari sejumlah film dokumenter, seperti 'Bromo', 'Kliwon' dan 'Penyanyi Kecil Gayo' yang telah diputarkan di sejumlah festival film internasional. Nia Dinata adalah sutradara film 'Arisan!' yang telah mendapatkan penghargaan Golden Award for Best Pictures di Festival Film Internasional Hawaii 2006. Sementara itu Teater Payung Hitam adalah kelompok teater dari Bandung yang telah berdiri sejak 1982.

Seni Rupa Pertunjukan

Melati Suryodarmo merupakan satu-satunya delegasi yang dikirim Indonesia pada Europalia 2017 yang mewakili bidang seni rupa. Melati Suryodarmo sendiri adalah seniman yang telah memamerkan karyanya dalam berbagai festival dan pameran internasiional sejak 1996, di antaranya adalah 50th Venice Biennale 2003, Pameran Kehidupan Egon Schiele 2005, KIASMA Helsinki 2007 dan bahkan festival seni Luminato 2012. Pada 2012 ia mendirikan Studio Plesungan sebagai ruang untuk menampilkan karya-karya seni rupa.

Referensi

  1. ^ "KBRI Brussels - Europalia Indonesia 2017". www.kemlu.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-09. 
  2. ^ "EUROPALIA ARTS FESTIVAL INDONESIA". europalia.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-11-09.