Albigensis: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya) |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
== Konsep Albigensis tentang Allah == |
== Konsep Albigensis tentang Allah == |
||
Mereka juga percaya bahwa ada dualisme pada Sang Pencipta.<ref name="Edward Peters"/> Pertama, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang tidak kelihatan, yang disebut sebagai Allah yang baik.<ref name="Edward Peters"/> Kedua, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang |
Mereka juga percaya bahwa ada dualisme pada Sang Pencipta.<ref name="Edward Peters"/> Pertama, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang tidak kelihatan, yang disebut sebagai Allah yang baik.<ref name="Edward Peters"/> Kedua, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang tampak.<ref name="Edward Peters"/> Pencipta ini disebut sebagai Allah yang Jahat.<ref name="Edward Peters"/> Menurut aliran Albigensis, pencipta dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang Jahat.<ref name="Edward Peters"/> Pencipta dalam Perjanjian Baru adalah Allah yang Baik.<ref name="Edward Peters"/> Mereka hanya menerima sebagian kuasa Allah dalam Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hal-hal yang baik dalam Perjanjian Baru.<ref name="Edward Peters">Edward Peters. ''Heresy and authority in medieval Europe: documents in translation''. Pennsylvania: University of Pennsylvania Press. 1980. Hlm. 123.</ref> |
||
== Konsep Albigensis tentang Yesus == |
== Konsep Albigensis tentang Yesus == |
Revisi per 20 Desember 2017 01.35
Albigensis adalah sebuah aliran yang timbul dan berkembang di Albi, Languedoc, Perancis Selatan.[1] Aliran ini muncul pada akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13.[2] Albigensis mengajarkan dualisme.[1] Aliran ini dikutuk oleh Gereja Katolik Roma. Albigensis termasuk ke dalam golongan Katarisme.[3]
Konsep Dualisme yang diyakini Albigensis
Mereka percaya akan dualisme, yakni sejak awal dunia ada dua prinsip yang saling berlawanan.[1] Prinsip yang berlawanan itu adalah prinsip kebaikan (terang) dan kejahatan (gelap).[1] Pada akhirnya, menurut aliran ini prinsip terang akan dapat mengalahkan prinsip gelap.[1] Dunia diciptakan oleh prinsip kegelapan sehingga dunia pada hakikatnya adalah jahat.[1] Manusia yang ada di dunia ini terdiri dari unsur kejahatan dan kebaikan.[1] Yang baik dan kekal dalam diri manusia adalah jiwanya.[1] Sementara itu, yang jahat adalah tubuhnya.[1] Jiwa manusia yang baik dan kekal ini, terpenjara dalam tubuh.[1] Oleh karena itu, keselamatan didefinisikan sebagai lepasnya jiwa dari tubuh yang memenjarainya.[1]
Konsep Albigensis tentang Allah
Mereka juga percaya bahwa ada dualisme pada Sang Pencipta.[4] Pertama, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang tidak kelihatan, yang disebut sebagai Allah yang baik.[4] Kedua, ada Pencipta yang menciptakan hal-hal yang tampak.[4] Pencipta ini disebut sebagai Allah yang Jahat.[4] Menurut aliran Albigensis, pencipta dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang Jahat.[4] Pencipta dalam Perjanjian Baru adalah Allah yang Baik.[4] Mereka hanya menerima sebagian kuasa Allah dalam Perjanjian Lama yang berhubungan dengan hal-hal yang baik dalam Perjanjian Baru.[4]
Konsep Albigensis tentang Yesus
Yesus Kristus dipangdang sebagai malaikat yang bertubuh semu.[1] Dengan demikian, Yesus tidak sungguh-sungguh mati dan bagkit.[1] Yesus hanya mengajarkan manusia tentang ajaran yang benar.[1]
Hal-hal yang Ditentang Albigensis
Albigensis menentang sakramen.[1] Mereka juga menentang konsep penyucian, kebangkitan tubuh, dan api neraka.[1] Mereka tidak setuju dengan adanya perkawinan.[1] Mereka berpantang dengan tidak mau makan semua hal yang dihasilkan hewan seperti daging, telur, dan susu.[1]
Penentang Aliran Albigensis
Aliran ini dikutuk sebagai aliran sesat oleh beberapa konsili Katolik. Pada Konsili Lombars tahun 1165 aliran ini dikutuk. Pada Konsili Verona tahun 1184, aliran ini dicap sesat. Pada tahun 1203, Dominikus, pendiri Sarikat Dominikan bertemu dengan orang-orang dari golongan Albigensis di pengunungan Pyrene.[5] Dominikus bertekad untuk menobatkan golongan Albigensis, walaupun Paus Inocentius III sudah menyerukan agar golongan ini ditindas dengan kekerasan.[5] Dominikus berusaha menobatkan kelompok Albigensis dengan jalan yang lembut yakni dengan berkhotbah.[5] Sayangnya, usahanya hanya membuahkan sedikit hasil.[5] Kemudian pada Konsili Lateran tahun 1215 juga mengutuk aliran ini sebagai aliran sesat.[1] Puncaknya pada tahun 1233, Paus Gregorius IX memerintahkan agar aliran ini dimusnahkan melalui inkuisisi.[1] Sarikat Dominikan melaksanakan inkuisisi ini.[1][rujukan?]
Akhirnya pada akhir abad ke-14 aliran ini musnah.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v F. D. Willem. 2006. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 10-11.
- ^ F.L.Cross(ed.). The Dictionary of Christian Church. New York:Oxford University Press. hlm, 35.
- ^ Frank K. Flinn.Encyclopedia of Catholicism. New York: Facts on File Inc. 2007. hlm. 135
- ^ a b c d e f g Edward Peters. Heresy and authority in medieval Europe: documents in translation. Pennsylvania: University of Pennsylvania Press. 1980. Hlm. 123.
- ^ a b c d Wellem F.d. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003. hlm. 68.