Lompat ke isi

Bank Central Asia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
H thepotter (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor-alih menghilangkan referensi [ * ]
Baris 20: Baris 20:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA). BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah [[krisis moneter]] yang terjadi pada tahun 1997.


Sekitar tahun 1980-an BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN) lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998.


Di tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine). Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke [[Bank Indonesia]] pada tahun 2000.


Di tahun 2002, FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement. Tahun 2004, BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas dan tahun 2005, Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02%.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi [[perusahaan publik]]. [[Penawaran Saham Perdana]] berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA.


Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di [[Mauritius]], memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi [[tata kelola perusahaan yang baik]], kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.


Pada periode 2000-an BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA, mobile banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura. BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance. Tahun 2007, BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi. BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. Tahun 2008 & 2009, BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.
== Daftar produk BCA ==
{{main|Daftar Produk BCA}}
{{Sect-stub}}


== Pemegang Saham ==
Komposisi pemegang saham pada tanggal 9 Agustus 2017<ref>{{Cite web|url=https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Hubungan-Investor/Saham-BCA|title=BCA - Saham BCA|website=BCA|access-date=2017-12-20}}</ref> adalah sebagai berikut:
* [[PT Dwimuria Investama Andalan]] ([[Djarum]]) *) - 54,94%
* [[Anthony Salim]] - 1,76%
* Masyarakat**) - 43.30%
<nowiki>*</nowiki>) Pemegang Saham PT Dwimuria Investama Andalan adalah Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono, sehingga pemegang saham pengendali terakhir BCA adalah Sdr. Robert Budi Hartono dan Sdr. Bambang Hartono.


== Persentasi Kepemilikan Saham ==
<nowiki>**</nowiki>) Pada komposisi saham yang dimiliki masyarakat, sebesar 2,49% dimiliki oleh pihak-pihak yang terafiliasi dengan PT Dwimuria Investama Andalan.
{| {{prettytable}}
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big>
|-
| Nama Perusahaan || Persentase Kepemilikan Saham
|-
| PT BCA Finance || PT Bank Central Asia 99.576% ; BCA Finance Limited 0.424%
|-
| BCA Finance Limited || PT Bank Central Asia 100%
|-
| PT Bank BCA Syariah || PT Bank Central Asia 99.9999% ; PT BCA Finance 0.0001%
|-
| PT BCA Sekuritas || PT Bank Central Asia 75% ; PT Poly Kapitalindo 15% ; Chandra Adisusanto 10%
|-
| PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance) || PT Bank Central Asia Tbk 75% ; PT BCA Finance 25%
|-
| PT Central Santosa Finance || PT Bank Central Asia Tbk 45% ; PT BCA Finance 25% ; PT Multikem Suplindo 30%
|-
| PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) || PT BCA Sekuritas 99.99996% ; PT Asuransi Umum BCA 0.00004%
|}


== Dewan Komisaris dan Direksi ==
== Dewan Komisaris dan Direksi ==
Daftar Dewan Komisaris dan Direksi untuk masa jabatan mulai [[16 Mei]] [[2012]] hingga [[2016]]:
{| {{prettytable}}
{| {{prettytable}}
|-
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big>
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Komisaris'''</big>
|-
|-
| 1 || Presiden Komisaris || [[Djohar Emir Setijoso]]
| 1 || Presiden Komisaris || [[Djohan Emir Setijoso]]
|-
|-
| 2 || Komisaris || [[Tonny Kusnadi]]
| 2 || Komisaris || [[Tonny Kusnadi]]
Baris 55: Baris 65:
| 3 || Komisaris || [[Cyrillus Harinowo]]*
| 3 || Komisaris || [[Cyrillus Harinowo]]*
|-
|-
| 4 || Komisaris || [[Sigit Pramono]]*
| 4 || Komisaris || [[Raden Pardede]]*
|-
|-
| 5 || Komisaris || [[Raden Pardede]]*
| 5 || Komisaris || [[Sumantri Slamet]]*
|-
|-
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Direksi'''</big>
| colspan = 4 | '''<big>Dewan Direksi'''</big>
Baris 65: Baris 75:
| 2 || Wakil Presiden Direktur || [[Eugene Keith Galbraith]]
| 2 || Wakil Presiden Direktur || [[Eugene Keith Galbraith]]
|-
|-
| 3 || Direktur || [[Dhalia Mansor Ariotedjo]]
| 3 || Direktur || [[Armand Wahyudi Hartono]]
|-
|-
| 4 || Direktur || [[Anthony Brent Elam]]
| 4 || Direktur || [[Suwignyo Budiman]]
|-
|-
| 5 || Direktur || [[Subur Tan]]
| 5 || Direktur || [[Subur Tan]]
|-
|-
| 6 || Direktur || [[Suwignyo Budiman]]
| 6 || Direktur || [[Henry Koenaifi]]
|-
| 7 || Direktur || [[Erwan Yuris Ang]]
|-
|-
| 7 || Direktur || [[Renaldo Hector Barros]]
| 8 || Direktur || [[Rudy Susanto]]
|-
|-
| 8 || Direktur || [[Henry Koenaifi]]
| 9 || Direktur || [[Inawaty Handoyo]]
|-
|-
| 9 || Direktur || [[Armand Wahyudi Hartono]]
| 10 || Direktur || [[Lianawaty Suwono]]
|-
|-
| 10 || Direktur || [[Erwan Yuris Ang]]
| 11 || Direktur || [[Santoso]]
|}
|}
<nowiki>*</nowiki> ''juga adalah [[Komisaris Independen]]''
<nowiki>*</nowiki> ''[[Komisaris Independen]]''


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 14 Maret 2018 08.36

BCA
PT Bank Central Asia Tbk
Jasa keuangan/publik
IDX: BBCA
DidirikanJakarta, Indonesia (1957)
PendiriLiem Sioe Liong
Kantor pusatIndonesia Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Djohan Emir Setijoso (Komisaris)

Jahja Setiaadmadja (CEO)

Armand Hartono (Direktur)
Situs webBCA.co.id
KlikBCA.com

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Group. Sekarang bank ini dimiliki oleh salah satu grup perusahaan rokok terbesar di dunia, Djarum.

Sejarah

Pada tahun 1955 NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA). BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.

Sekitar tahun 1980-an BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

Di tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine). Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.

Di tahun 2002, FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement. Tahun 2004, BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas dan tahun 2005, Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham BCA sebesar 5,02%.


Pada periode 2000-an BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet banking KlikBCA, mobile banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura. BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang pembiayaan mobil melalui anak perusahaannya, BCA Finance. Tahun 2007, BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi. BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. Tahun 2008 & 2009, BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. BCA membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.


Persentasi Kepemilikan Saham

Dewan Komisaris
Nama Perusahaan Persentase Kepemilikan Saham
PT BCA Finance PT Bank Central Asia 99.576% ; BCA Finance Limited 0.424%
BCA Finance Limited PT Bank Central Asia 100%
PT Bank BCA Syariah PT Bank Central Asia 99.9999% ; PT BCA Finance 0.0001%
PT BCA Sekuritas PT Bank Central Asia 75% ; PT Poly Kapitalindo 15% ; Chandra Adisusanto 10%
PT Asuransi Umum BCA (BCA Insurance) PT Bank Central Asia Tbk 75% ; PT BCA Finance 25%
PT Central Santosa Finance PT Bank Central Asia Tbk 45% ; PT BCA Finance 25% ; PT Multikem Suplindo 30%
PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) PT BCA Sekuritas 99.99996% ; PT Asuransi Umum BCA 0.00004%

Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris
1 Presiden Komisaris Djohan Emir Setijoso
2 Komisaris Tonny Kusnadi
3 Komisaris Cyrillus Harinowo*
4 Komisaris Raden Pardede*
5 Komisaris Sumantri Slamet*
Dewan Direksi
1 Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja
2 Wakil Presiden Direktur Eugene Keith Galbraith
3 Direktur Armand Wahyudi Hartono
4 Direktur Suwignyo Budiman
5 Direktur Subur Tan
6 Direktur Henry Koenaifi
7 Direktur Erwan Yuris Ang
8 Direktur Rudy Susanto
9 Direktur Inawaty Handoyo
10 Direktur Lianawaty Suwono
11 Direktur Santoso

* Komisaris Independen

Lihat pula

Referensi

Pranala luar