Kapal induk Jepang Ryūhō: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
| Ship identification= |
| Ship identification= |
||
| Ship fate= Dikonversi menjadi sebuah [[kapal induk ringan]] |
| Ship fate= Dikonversi menjadi sebuah [[kapal induk ringan]] |
||
}} |
}} |
||
{{Infobox ship career |
{{Infobox ship career |
||
|Hide header=yes |
|Hide header=yes |
||
|Ship name=''Ryūhō'' |
|Ship name=''Ryūhō'' |
||
|Ship namesake= |
|||
|Ship namesake=Japanese for [[Japanese dragon|Dragon]] [[Fenghuang|Phoenix]] |
|||
|Ship refit= |
|Ship refit= |
||
|Ship recommissioned=30 November 1942 |
|Ship recommissioned=30 November 1942 |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
|Ship honors= |
|Ship honors= |
||
|Ship captured= |
|Ship captured= |
||
|Ship fate= |
|Ship fate=Dibongkar pada 1946 |
||
|Ship status= |
|Ship status= |
||
|Ship notes= |
|Ship notes= |
||
|Ship badge= |
|Ship badge= |
||
}} |
}}<!-- |
||
{{Infobox ship characteristics |
{{Infobox ship characteristics |
||
|Hide header= |
|Hide header= |
||
Baris 57: | Baris 57: | ||
|Ship type= |
|Ship type= |
||
|Ship tonnage= |
|Ship tonnage= |
||
|Ship displacement= {{convert|16700|t|LT}} ( |
|Ship displacement= {{convert|16700|t|LT}} (standar) |
||
|Ship length= |
|Ship length= |
||
*{{convert|215,65|m|ftin|abbr=on}} (keseluruhan) |
|||
*{{convert|212,074|m|ftin|abbr=on}} (garis air) |
|||
* {{convert|197,30|m|ftin|abbr=on}} (perpendikuler) |
|||
|Ship beam={{convert|19,58|m|ftin|abbr=on}} |
|||
|Ship draft={{convert|6,67|m|ftin|abbr=on}} |
|||
|Ship depth= |
|Ship depth= |
||
|Ship hold depth= |
|Ship hold depth= |
||
Baris 70: | Baris 73: | ||
|Ship propulsion=*2 shafts |
|Ship propulsion=*2 shafts |
||
*2 geared [[steam turbine]] sets |
*2 geared [[steam turbine]] sets |
||
*4 Kampon [[water-tube boiler]] |
*4 Kampon [[water-tube boiler]] |
||
|Ship speed={{convert|26 |
|Ship speed={{convert|26,5|kn|lk=in}} (desain) |
||
|Ship range={{convert|8000|nmi|lk=in|abbr=on}} |
|Ship range={{convert|8000|nmi|lk=in|abbr=on}} pada {{convert|18|kn}} |
||
|Ship endurance= |
|Ship endurance= |
||
|Ship test depth= |
|Ship test depth= |
||
Baris 81: | Baris 84: | ||
|Ship crew= |
|Ship crew= |
||
|Ship time to activate= |
|Ship time to activate= |
||
|Ship sensors=1 × |
|Ship sensors=1 × Radar udara Tipe 2, Mark 2, Model 1 |
||
|Ship EW= |
|Ship EW= |
||
|Ship armament=*(in 1942) 4 x twin [[12.7 cm/40 Type 89 naval gun]]s |
|Ship armament=*(in 1942) 4 x twin [[12.7 cm/40 Type 89 naval gun]]s |
||
Baris 101: | Baris 104: | ||
[[File:Japanese submarine depot ship Taigei in 1935.jpg|thumb|right|280px|Kapal perawat kapal selam ''Taigei'', dekat Kure pada tahun 1935.]] |
[[File:Japanese submarine depot ship Taigei in 1935.jpg|thumb|right|280px|Kapal perawat kapal selam ''Taigei'', dekat Kure pada tahun 1935.]] |
||
{{nihongo|'''''Ryūhō'''''|龍鳳||"Dragon phoenix"}} pertama kali terlahir sebagai Submarine Tender pada tahun 1934, tugas utama Taigei yang sering dipanggil sebagai 'Mama Paus' karena asal namanya ini adalah menjadi kapal pemimpin sekaligus pendukung para kapal selam dalam hal pasokan amunisi dan dilengkapi dengan fasilitas pesawat pengintai untuk membantu armada nya mengetahui lokasi musuh terlebih dahulu dari udara. |
{{nihongo|'''''Ryūhō'''''|龍鳳||"Dragon phoenix"}} pertama kali terlahir sebagai Submarine Tender {{nihongo|'''''Taigei'''''|大鯨, "Big Whale" }} pada tahun 1934, tugas utama Taigei yang sering dipanggil sebagai 'Mama Paus' karena asal namanya ini adalah menjadi kapal pemimpin sekaligus pendukung para kapal selam dalam hal pasokan amunisi dan dilengkapi dengan fasilitas pesawat pengintai untuk membantu armada nya mengetahui lokasi musuh terlebih dahulu dari udara. |
||
Setelah kesuksesan penyerangan Kekaisaran Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Taigei pun direncanakan untuk segera dikonversi menjadi Light Aircraft Carrier. Namun, karena adanya peristiwa Doolittle Raid di Tokyo pada 18 April 1942 sebagai balasan Amerika Serikat atas penyerangan tersebut, Taigei ikut mengalami kerusakan dan konversinya pun mengalami kemunduran. |
Setelah kesuksesan penyerangan Kekaisaran Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Taigei pun direncanakan untuk segera dikonversi menjadi Light Aircraft Carrier. Namun, karena adanya peristiwa Doolittle Raid di Tokyo pada 18 April 1942 sebagai balasan Amerika Serikat atas penyerangan tersebut, Taigei ikut mengalami kerusakan dan konversinya pun mengalami kemunduran. |
||
Baris 112: | Baris 115: | ||
Meskipun kondisinya sebagai kapal masih dapat berlayar, ia sudah kehilangan flight deck dan hak bertempurnya karena kekalahan Kekaisaran Jepang di Perang Dunia 2. Pada 30 November 1945, namanya dihapus dari daftar militer serta ia pun menemui ajalnya setahun kemudian. |
Meskipun kondisinya sebagai kapal masih dapat berlayar, ia sudah kehilangan flight deck dan hak bertempurnya karena kekalahan Kekaisaran Jepang di Perang Dunia 2. Pada 30 November 1945, namanya dihapus dari daftar militer serta ia pun menemui ajalnya setahun kemudian. |
||
==Referensi== |
==Referensi== |
||
* {{cite book |last=Brown |first=David |authorlink =David K. Brown |title =Aircraft Carriers |publisher =Arco Publishing|year =1977 |location =New York|isbn =0-668-04164-1}} |
* {{cite book |last=Brown |first=David |authorlink =David K. Brown |title =Aircraft Carriers |publisher =Arco Publishing|year =1977 |location =New York|isbn =0-668-04164-1}} |
Revisi per 18 Januari 2018 03.17
Ryūhō pada tahun 1942
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Taigei |
Operator | Angkatan Laut Kekaisaran Jepang |
Pembangun | Yokosuka Naval Arsenal |
Pasang lunas | 12 April 1933 |
Diluncurkan | 16 November 1933 |
Selesai | 31 Maret 1934 |
Tidak beroperasi | 12 Desember 1941 |
Ganti nama | 30 November 1942 |
Nasib | Dikonversi menjadi sebuah kapal induk ringan |
Nama | Ryūhō |
Berlayar kembali | 30 November 1942 |
Dicoret | 30 November 1945 |
Nasib | Dibongkar pada 1946 |
Ryūhō (龍鳳 , "Dragon phoenix") pertama kali terlahir sebagai Submarine Tender Taigei (大鯨, "Big Whale" ) pada tahun 1934, tugas utama Taigei yang sering dipanggil sebagai 'Mama Paus' karena asal namanya ini adalah menjadi kapal pemimpin sekaligus pendukung para kapal selam dalam hal pasokan amunisi dan dilengkapi dengan fasilitas pesawat pengintai untuk membantu armada nya mengetahui lokasi musuh terlebih dahulu dari udara.
Setelah kesuksesan penyerangan Kekaisaran Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Taigei pun direncanakan untuk segera dikonversi menjadi Light Aircraft Carrier. Namun, karena adanya peristiwa Doolittle Raid di Tokyo pada 18 April 1942 sebagai balasan Amerika Serikat atas penyerangan tersebut, Taigei ikut mengalami kerusakan dan konversinya pun mengalami kemunduran.
Setelah dikonversi menjadi kapal pembawa pesawat ringan, namanya berubah menjadi Ryūhō (arti: Naga-Phoenix) dengan harapan bahwa dirinya akan membawa keberuntungan. Pertarungan terbesarnya terjadi di peristiwa First Battle of Philiphine Sea atau lebih dikenal sebagai tragedi Marianas Turkey Shoot pada 19 Juni 1944, dimana pada saat itu kekuatan tempur udara Kekaisaran Jepang jatuh secara signifikan setelah sebagian besar pilot veteran dan pesawat yang bagus tertembak jatuh. Ryuuhou sendiri lolos dari tragedi itu dengan sedikit kerusakan yang tak berarti.
Misi terakhirnya yang signifikan terjadi pada 31 Desember 1944 dimana ia harus membawa 58 pesawat Ohka Kamikaze yang dilatihnya sendiri untuk menyerang Amerika Serikat di Taiwan, dan di sana Ryūhō merupakan satu-satunya kapal pembawa pesawat dan harus memimpin penyerangan tersebut bersama lima kapal destroyer dan sembilan kapal tanker kosong yang juga harus dilindunginya sampai lolos ke Singapura dan Hindia Belanda sembari menyerang Taiwan. Dua belas TBF Avenger milik Amerika yang mengeroyoknya pun tetap tak mampu menenggelamkan Ryūhō pada saat itu. Sejak tahun 1945 itulah, Ryūhō resmi disebut sebagai kapal pembawa pesawat terakhir wilayah Kekaisaran Jepang yang berlayar ke luar wilayah perairan daratan utama.
Pada akhirnya Ryūhō harus pensiun dini dari statusnya sebagai kapal pembawa pesawat setelah pada 19 Maret 1945 dek penerbangannya rusak parah dan tak mampu diperbaiki lagi, oleh karena serangan pesawat di dekat pangkalan Kure, Hiroshima. Pertempuran terakhirnya terjadi di pangkalan yang sama, 24-28 Juli 1945 atau dua minggu sebelum kota itu dijatuhi bom atom, dimana ia masih bisa berperan sebagai kapal AAA (Anti-Air Artillery). Dan pada serangan udara masif Amerika Serikat tersebut pun, ia masih dapat dikatakan bisa bertahan hidup bersama dengan beberapa kapal lainnya seperti kapal tempur Haruna.
Meskipun kondisinya sebagai kapal masih dapat berlayar, ia sudah kehilangan flight deck dan hak bertempurnya karena kekalahan Kekaisaran Jepang di Perang Dunia 2. Pada 30 November 1945, namanya dihapus dari daftar militer serta ia pun menemui ajalnya setahun kemudian.
Referensi
- Brown, David (1977). Aircraft Carriers. New York: Arco Publishing. ISBN 0-668-04164-1.
- Chesneau, Roger (1995). Aircraft Carriers of the World, 1914 to the Present: An Illustrated Encyclopedia (edisi ke-New, Revised). Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-902-2.
- Chesneau, Roger, ed. (1980). Conway's All the World's Fighting Ships 1922–1946. Greenwich, UK: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-146-7.
- Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941–1945. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1.
- Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter; Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN 0-87021-893-X.
- Peattie, Mark (2001). Sunburst: The Rise of Japanese Naval Air Power 1909–1941. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-432-6.
- Stille, Mark (2005). Imperial Japanese Aircraft Carriers 1921-1945. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-853-7.
- Watts, Anthony J. (1971). The Imperial Japanese Navy. New York: Doubleday. ISBN 0-385-01268-3.