Stasiun Banda Aceh: Perbedaan antara revisi
mengganti foto |
|||
Baris 30: | Baris 30: | ||
== Galeri == |
== Galeri == |
||
<gallery> |
<gallery> |
||
File:Spoorwegstation Kraton te Kota Radja.jpg |
File:Spoorwegstation Kraton te Kota Radja..jpg |
||
</gallery> |
</gallery> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
Revisi per 30 Mei 2018 07.45
Stasiun Banda Aceh | |
---|---|
Lokasi |
|
Koordinat | 5°33′2″N 95°19′6″E / 5.55056°N 95.31833°E |
Operator | |
Letak | |
Layanan | - |
Konstruksi | |
Jenis struktur | Atas tanah |
Informasi lain | |
Kode stasiun |
|
Klasifikasi | Besar[2] |
Sejarah | |
Dibuka | 12 November 1876 |
Ditutup | 1974(?) |
Nama sebelumnya | Koeta-Radja, Banda Atjeh |
Lokasi pada peta | |
Stasiun Banda Aceh (BNA)–dikenal juga dahulu sebagai Stasiun Koeta-Radja–adalah stasiun kereta api nonaktif kelas besar yang berada di Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh, berdekatan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre I Sumatera Utara dan Aceh serta merupakan stasiun kereta api terbesar di Aceh.
Dalam sejarahnya, penataan ruang Banda Aceh dimaksudkan untuk kepentingan perang. Oleh karena itu, di Banda Aceh dibangun sejumlah fasilitas seperti kantor pemerintahan, alun-alun, kantor pos, serta stasiun kereta api. Stasiun ini dibuka oleh Atjeh Spoor (divisi dari KNIL) dan dioperasikan oleh Atjeh Tram (kelak menjadi divisi dari Staatsspoorwegen yaitu Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)) pada tanggal 12 November 1876 sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api dari pelabuhan Oelëe Lheuë ke Koetta-Radja. Tahun 1885, jalurnya diperpanjang lagi ke Lambaro.[3][4][5]
Berbeda dengan divisi lainnya dari SS, AT/ASS mengusung lebar sepur 750 mm karena diklaim lebih murah dan tidak memakan banyak tanah. Hambatan yang terjadi terkait pengembangan kereta api di Aceh adalah adanya feodalisme politik Islam yang masih kuat di Aceh. Akibatnya, terjadi perang melawan kolonialisme Belanda yang berkecamuk pada tahun 1873 hingga 1904 ketika jalur ini masih dikembangkan.[6] Oleh karena itulah, pembangunan jalur ini harus dikebut agar dapat mewujudkan program kerja SS, yaitu hubungan AT dengan DSM.
Stasiun dan jalur kereta api ini akhirnya resmi ditutup tahun 1974 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun saat ini sudah ada jalur kereta api di segmen Krueng Mane–Krueng Geukueh sejak November 2014, belum ada perpanjangan jalur kereta api ke Banda Aceh.[7]
Galeri
Referensi
- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.
- ^ Rusdi., Sufi,; (Indonesia), Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh (1996/1997 [i.e. 1997]). Sejarah Kotamadya Banda Aceh. [Banda Aceh]: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. ISBN 9799531217. OCLC 45463564.
- ^ Ibrahim, M.; Arifin, M.; Sulaiman, N.; Sufi, R.; Ahmad, Z.; Ambary, H.M.; Alfian, T.I. (1991). Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI.
- ^ Rudolf., Mrázek, (2002). Engineers of happy land : technology and nationalism in a colony. Princeton, N.J.: Princeton University Press. ISBN 0691091617. OCLC 47696825.
- ^ "1 November, Kereta Api Perintis Aceh Kembali Beroperasi | Pelita 8". pelita8.com. Diakses tanggal 2018-05-29.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
menuju Templat:KAI stations
| Templat:KAI lines eks-Atjeh Tram | menuju Templat:KAI stations
|