Lompat ke isi

Jalur kereta api Tebing Tinggi–Siantar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Jalur kereta api Tebingtinggi-Siantar''' adalah jalur kereta api yang menghubungkan [[Stasiun Tebingtinggi]] dengan [[Stasiun Siantar]]. Jalur ini berada di provinsi [[Sumatera Utara]] dan berada di bawah operasional [[Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh]].
'''Jalur kereta api Tebingtinggi-Siantar''' adalah jalur kereta api yang menghubungkan [[Stasiun Tebingtinggi]] dengan [[Stasiun Siantar]]. Jalur ini berada di provinsi [[Sumatera Utara]] dan berada di bawah operasional [[Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh]].

== Sejarah ==
Sukses dengan [[jalur kereta api Medan–Tebing Tinggi]], [[Deli Spoorweg Maatschappij]] (DSM) kembali mengembangkan jalur kereta apinya. Jalur kereta apinya menjangkau kota-kota penting di Sumatera Utara serta digunakan untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan untuk diekspor ke Eropa. Pembangunan jalur kereta apinya diarahkan ke [[Teluknibung, Tanjungbalai|Teluk Nibung]], sebuah kota pelabuhan yang terletak di [[Kota Tanjungbalai]]. Dari [[Stasiun Tebing Tinggi (Tebing Tinggi)|Stasiun Tebing Tinggi]], rel dibangun melewati [[Kabupaten Simalungun]] hingga akhirnya tembus ke pusat [[Kabupaten Asahan]], yaitu [[Kisaran, Asahan|Kisaran]]. Panjangnya 100 km dan diresmikan pada tahun 1915. Setahun berikutnya, pada tanggal 5 Mei 1916, [[jalur kereta api Tebing Tinggi–Siantar]] selesai dibangun.<ref>{{Cite book|title=Oostkust van Sumatra Instituut 1916-1941|last=Dootjes|first=F.J.J.|publisher=Brill Archive|year=1941|isbn=|location=|pages=}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/243747883|title=Faktoren der Urbanisierung und die Entwicklung regionaler Städtesysteme auf Sumatra : Analyse der Siedlungsstrukturen in den Provinzen Nord-, West- und Süd-Sumatra (Indonesien)|last=Ursel.|first=Wolfram-Seifert,|date=1992|publisher=Schöningh|isbn=3506736469|location=Hamburg|oclc=243747883}}</ref>

== Jalur terhubung ==
=== Lintas aktif ===
* [[Jalur kereta api Medan–Tebing Tinggi|Medan–Tebing Tinggi]]
* [[Jalur kereta api Tebing Tinggi–Kisaran|Tebing Tinggi–Kisaran]]

== Layanan kereta api ==
=== Penumpang ===
[[kereta api Siantar Ekspres|Siantar Ekspres]], dari dan tujuan [[Stasiun Medan|Medan]] (ekonomi AC)

=== Barang ===
* [[Kereta api ketel|Angkutan ketel/BBM]], dari dan tujuan [[Stasiun Labuan (Medan)|Labuan]]<ref>{{Cite journal|last=Sudarsih|first=Amad|date=September 2014|title=Sepur Ketel BBM Jawa-Sumatera|url=|journal=Majalah KA|volume=98|issue=|pages=5-6|doi=|pmid=|access-date=}}</ref>
* [[Kereta api ketel|Angkutan ketel]]/[[Minyak sawit|CPO]], dari dan tujuan [[Stasiun Belawan|Belawan]]


== Daftar Stasiun ==
== Daftar Stasiun ==

Revisi per 19 Juni 2018 11.31

Jalur kereta api Tebingtinggi-Siantar adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Tebingtinggi dengan Stasiun Siantar. Jalur ini berada di provinsi Sumatera Utara dan berada di bawah operasional Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh.

Sejarah

Sukses dengan jalur kereta api Medan–Tebing Tinggi, Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) kembali mengembangkan jalur kereta apinya. Jalur kereta apinya menjangkau kota-kota penting di Sumatera Utara serta digunakan untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan untuk diekspor ke Eropa. Pembangunan jalur kereta apinya diarahkan ke Teluk Nibung, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Kota Tanjungbalai. Dari Stasiun Tebing Tinggi, rel dibangun melewati Kabupaten Simalungun hingga akhirnya tembus ke pusat Kabupaten Asahan, yaitu Kisaran. Panjangnya 100 km dan diresmikan pada tahun 1915. Setahun berikutnya, pada tanggal 5 Mei 1916, jalur kereta api Tebing Tinggi–Siantar selesai dibangun.[1][2]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Layanan kereta api

Penumpang

Siantar Ekspres, dari dan tujuan Medan (ekonomi AC)

Barang

Daftar Stasiun

  1. Stasiun Tebing-Tinggi (TBI)
  2. Stasiun Bajalingge (BJL)
  3. Stasiun Dolok Merangir (DMR)
  4. Stasiun Siantar (SIR)
  1. ^ Dootjes, F.J.J. (1941). Oostkust van Sumatra Instituut 1916-1941. Brill Archive. 
  2. ^ Ursel., Wolfram-Seifert, (1992). Faktoren der Urbanisierung und die Entwicklung regionaler Städtesysteme auf Sumatra : Analyse der Siedlungsstrukturen in den Provinzen Nord-, West- und Süd-Sumatra (Indonesien). Hamburg: Schöningh. ISBN 3506736469. OCLC 243747883. 
  3. ^ Sudarsih, Amad (September 2014). "Sepur Ketel BBM Jawa-Sumatera". Majalah KA. 98: 5–6.