Lompat ke isi

Perang Kotor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
*drew (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
Perdebatan telah berlangsung lama di Argentina menyangkut masalah [[amnesti]] untuk para perwira yang tersangkut dalam Perang Kotor ini. Suatu bentuk amnesti secara kontroversial disahkan sebagai hukum setelah pemerintahan demokratis dipulihkan dan proses peradilan dilakukan terhadap para pemimpin tertinggi junta militer pada [[1984]], pada masa kepresidenan [[Raúl Alfonsín]] (1983–1989), namun hal ini tetap tidak populer. Pada [[2005|Juni 2005]], [[Mahkamah Agung Argentina]] membatalkan undang-undang Amnesti yang disebut ''[[:es:Ley de Punto Final|Ley de Punto Final]]'' Undang-undang "Titik" dan ''Ley de Obediencia Debida'' ("Undang-undang Ketaatan"), sehingga membuka pintu bagi tuntutan terhadap para bekas perwira Junta {{ref|Puntofinal}}. Undang-undang ''Punto Final'' disahkan pada [[24 Desember]] [[1986]], di bawah kepresidenan [[Raul Alfonsin]] dan menghapuskan segala tuntutan terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan sebelum [[10 Desember]] [[1983]]. [http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4093018.stm]
Perdebatan telah berlangsung lama di Argentina menyangkut masalah [[amnesti]] untuk para perwira yang tersangkut dalam Perang Kotor ini. Suatu bentuk amnesti secara kontroversial disahkan sebagai hukum setelah pemerintahan demokratis dipulihkan dan proses peradilan dilakukan terhadap para pemimpin tertinggi junta militer pada [[1984]], pada masa kepresidenan [[Raúl Alfonsín]] (1983–1989), namun hal ini tetap tidak populer. Pada [[2005|Juni 2005]], [[Mahkamah Agung Argentina]] membatalkan undang-undang Amnesti yang disebut ''[[:es:Ley de Punto Final|Ley de Punto Final]]'' Undang-undang "Titik" dan ''Ley de Obediencia Debida'' ("Undang-undang Ketaatan"), sehingga membuka pintu bagi tuntutan terhadap para bekas perwira Junta {{ref|Puntofinal}}. Undang-undang ''Punto Final'' disahkan pada [[24 Desember]] [[1986]], di bawah kepresidenan [[Raul Alfonsin]] dan menghapuskan segala tuntutan terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan sebelum [[10 Desember]] [[1983]]. [http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4093018.stm]


<!--== Kembalinya Peronisme ==
== Kembalinya Peronisme ==
Ever since former army officer [[Juan Domingo Perón]] was ousted from the [[president of Argentina|presidency]] by a coup in [[1955]] (''[[Revolución Libertadora]]''), military hostility to his [[populism|populist]] political movement ([[Peronism]]) had dominated Argentine politics. Following nearly two decades of weak civilian governments, economic decline and military interventionism, Perón returned from exile and was re-elected in [[1973]], backed by a broad coalition that ranged from [[trade union]]ists in the center to [[fascism|fascist]] [[nationalism|nationalist]]s on the right and [[socialism|socialist]] radicals like the [[Montoneros]] led by [[Mario Firmenich]] on the left. Once back in power, however, Perón could no longer be all things to all people.
Sejak [[Juan Domingo Perón]], seorang bekas perwira Angkatan Darat digulingkan dari jabatannya sebagai [[presiden Argentina]] oleh sebuah [[kudeta]] pada [[1955]] (''[[Revolución Libertadora]]'') (''Revolusi Pembebasan''), kebencian militer terhadap gerakannya yang merakyat ([[Peronism]]) telah mendominasi politik Argentina. Setelah hampir dua dasawarsa pemerintahan sipil yang lemah, kemerosotan ekonomi dan intervensi militer, Perón kembali dari pembuangan dan terpilih kembali pada [[1973]], didukung oleh sebuah koalisi luas yang merentang dari para anggota [[serikat buruh]] di tengah hingga kaum [[nasionalisme|nasionalis]] [[fasisme|fasis]] di sayap kanan dan kaum radikal [[sosialisme|sosialis]] seperti kelompok [[Montoneros]] yang dipimpin oleh [[Mario Firmenich]] di sayap kiri. Namun, setelah ia kembali ke tampuk kekuasaan, Peron tidak lagi dapat memuaskan semua orang.


The old ''[[caudillo]]'' died on [[July 4]] [[1974]], leaving his vice-president and third wife, [[Isabel Martínez de Perón]], to deal with the ensuing violent struggle between his right-wing and left-wing supporters. The AAA ([[Argentine Anticommunist Alliance|Alianza Antiimperialista Argentina]] and later Alianza Anticomunista Argentina), created by [[José López Rega]], Isabel Perón's Minister for Social Affairs and member of [[Propaganda Due|P2]] freemasonry lodge (involved in Italy's [[strategy of tension]]) responded in kind to Montonero attacks, such as the murder of José Ignacio Rucci, the Peronist Secretary General of the [[Confederación General del Trabajo de la República Argentina|Confederación General del Trabajo]] (CGT). Meanwhile, the Marxist ''[[Ejército Revolucionario del Pueblo]]'' ("Revolutionary Army of the People" or ''ERP''), led by [[Roberto Santucho]], began a rural insurgency in the province of [[Tucumán Province|Tucumán]], in the mountainous northwest of Argentina. As a result, on February 1975 the democratic government of [[Isabel Martínez de Perón]] issued the decree 261 which ordered the army to neutralize and/or annihilate the insurgency in Tucumán.
Sang ''[[caudillo]]'' tua meninggal dunia pada [[4 Juli]] [[1974]] dan meninggalkan [[Isabel Martínez de Perón]], wakil presiden dan istri ketiganya untuk menghadapi perebutan yang penuh kekerasan antara pendukung-pendukungnya di sayap kanan dan sayap kiri. AAA (''Alianza Antiimperialista Argentina'' (Aliansi Antiimperialis Argentina) yang belakangan berganti nama menjadi ''Alianza Anticomunista Argentina''), yang dibentuk oleh [[José López Rega]], menteri sosial di bawah Isabel dan anggota loji [[freemasonry|freemason]] (yang terlibat dalam [[strategi ketegangan]] Italia) menjawab serangan-serangan kaum Montoneros dengan cara yang sama, seperti dengan membunuh José Ignacio Rucci, Sekretaris Jenderal Peronis dari [[Confederación General del Trabajo de la República Argentina|Confederación General del Trabajo]] (CGT - Serikat Buruh Argentina). Sementara itu, ''[[Ejército Revolucionario del Pueblo]]'' ("Tentara Revolusioner Rakyat" atau ''ERP''), yang Marxis, yang dipimpin oleh [[Roberto Santucho]], mulai melakukan pemberontakan di pedesaan di provinsi [[Provinsi Tucumán Province|Tucumán]], di daerah pegunungan di barat daya Argentina. akibatnya, pada Februari 1975, pemerintahan demokratis [[Isabel Martínez de Perón]] mengeluarkan Dekrit No. 261 yang memerintahkan tentara untuk menetralisir membasmi kaum pemberontak di Tucumán.


==The military's rise to power==
<!--==The military's rise to power==
By mid-[[1975]], the country was a stage for widespread violence. Extreme right-wing death squads, such as the [[Argentine Anticommunist Alliance]], created by [[José López Rega]], [[Juan Perón]]'s Minister of Social Welfare and a [[Propaganda Due|P2 member]], used their hunt for far-left [[guerrilla warfare|guerrilla]]s as a pretext to exterminate any and all ideological opponents on the left and as a cover for common crimes. Assassinations and kidnappings by the [[Montoneros]] and the [[People's Revolutionary Army (Argentina)|ERP]] (''Ejército Revolucionario del Pueblo'' - "People's Revolutionary Army") contributed to the general climate of fear. In July, there was a general [[strike]]. On [[October 6]], 1975, the government, presided temporarily by Italo Luder from the Peronist party, issued three decrees to combat the guerrillas. The decrees 2770, 2771 and 2772 created a Defense Council headed by the president and including his ministers and the chiefs of the armed forces. It was given the command of the national and provincial police and correctional facilities and its mission was to annihilate the guerrillas in the whole territory of Argentina.
By mid-[[1975]], the country was a stage for widespread violence. Extreme right-wing death squads, such as the [[Argentine Anticommunist Alliance]], created by [[José López Rega]], [[Juan Perón]]'s Minister of Social Welfare and a [[Propaganda Due|P2 member]], used their hunt for far-left [[guerrilla warfare|guerrilla]]s as a pretext to exterminate any and all ideological opponents on the left and as a cover for common crimes. Assassinations and kidnappings by the [[Montoneros]] and the [[People's Revolutionary Army (Argentina)|ERP]] (''Ejército Revolucionario del Pueblo'' - "People's Revolutionary Army") contributed to the general climate of fear. In July, there was a general [[strike]]. On [[October 6]], 1975, the government, presided temporarily by Italo Luder from the Peronist party, issued three decrees to combat the guerrillas. The decrees 2770, 2771 and 2772 created a Defense Council headed by the president and including his ministers and the chiefs of the armed forces. It was given the command of the national and provincial police and correctional facilities and its mission was to annihilate the guerrillas in the whole territory of Argentina.



Revisi per 17 Januari 2006 01.23

Istilah perang kotor pada umumnya mengacu pada program terorisme negara dalam menanggapi apa yang dipahami sebagai subversi sayap kiri yang dituduh mengancam kestabilan negara. Para penentang langkah-langkah ini sebaliknya menganggapnya sebagai strategi ketegangan yang sengaja dikembangkan untuk membenarkan suatu program rezim otoriter yang menindas.

Nama Perang Kotor (dalam bahasa Spanyol: Guerra Sucia) seringkali digunakan khususnya untuk mengacu pada pembersihan terhadap warga negara pembangkang yang dilakukan antara 1976 dan 1983 oleh pemerintahan militer Jorge Rafael Videla di Argentina (pada apa yang disebut Proses Re-organisasi Nasional). Pada masa ini, pemerintahan junta yang dipimpin oleh Videla hingga 1981, kemudian oleh Roberto Viola dan Leopoldo Galtieri, bertanggung jawab atas penangkapan ilegal, penyiksaan, pembunuhan, atau penghilangan paksa atas sekitar 10.000 hingga 3.000 orang Argentina. Kejahatan-kejahatan ini adalah bagian dari suatu rencana terorisme negara yang lebih luas — hingga mencakup seluruh Amerika Selatan — yang disebut Operasi Burung Kondor, yang keberadaannya sekurang-kruangnya diketahui oleh Departemen Luar Negeri AS, yang dipimpin oleh Henry Kissinger di bawah Presiden Richard Nixon.

Perdebatan telah berlangsung lama di Argentina menyangkut masalah amnesti untuk para perwira yang tersangkut dalam Perang Kotor ini. Suatu bentuk amnesti secara kontroversial disahkan sebagai hukum setelah pemerintahan demokratis dipulihkan dan proses peradilan dilakukan terhadap para pemimpin tertinggi junta militer pada 1984, pada masa kepresidenan Raúl Alfonsín (1983–1989), namun hal ini tetap tidak populer. Pada Juni 2005, Mahkamah Agung Argentina membatalkan undang-undang Amnesti yang disebut Ley de Punto Final Undang-undang "Titik" dan Ley de Obediencia Debida ("Undang-undang Ketaatan"), sehingga membuka pintu bagi tuntutan terhadap para bekas perwira Junta [1]. Undang-undang Punto Final disahkan pada 24 Desember 1986, di bawah kepresidenan Raul Alfonsin dan menghapuskan segala tuntutan terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan sebelum 10 Desember 1983. [2]

Kembalinya Peronisme

Sejak Juan Domingo Perón, seorang bekas perwira Angkatan Darat digulingkan dari jabatannya sebagai presiden Argentina oleh sebuah kudeta pada 1955 (Revolución Libertadora) (Revolusi Pembebasan), kebencian militer terhadap gerakannya yang merakyat (Peronism) telah mendominasi politik Argentina. Setelah hampir dua dasawarsa pemerintahan sipil yang lemah, kemerosotan ekonomi dan intervensi militer, Perón kembali dari pembuangan dan terpilih kembali pada 1973, didukung oleh sebuah koalisi luas yang merentang dari para anggota serikat buruh di tengah hingga kaum nasionalis fasis di sayap kanan dan kaum radikal sosialis seperti kelompok Montoneros yang dipimpin oleh Mario Firmenich di sayap kiri. Namun, setelah ia kembali ke tampuk kekuasaan, Peron tidak lagi dapat memuaskan semua orang.

Sang caudillo tua meninggal dunia pada 4 Juli 1974 dan meninggalkan Isabel Martínez de Perón, wakil presiden dan istri ketiganya untuk menghadapi perebutan yang penuh kekerasan antara pendukung-pendukungnya di sayap kanan dan sayap kiri. AAA (Alianza Antiimperialista Argentina (Aliansi Antiimperialis Argentina) yang belakangan berganti nama menjadi Alianza Anticomunista Argentina), yang dibentuk oleh José López Rega, menteri sosial di bawah Isabel dan anggota loji freemason (yang terlibat dalam strategi ketegangan Italia) menjawab serangan-serangan kaum Montoneros dengan cara yang sama, seperti dengan membunuh José Ignacio Rucci, Sekretaris Jenderal Peronis dari Confederación General del Trabajo (CGT - Serikat Buruh Argentina). Sementara itu, Ejército Revolucionario del Pueblo ("Tentara Revolusioner Rakyat" atau ERP), yang Marxis, yang dipimpin oleh Roberto Santucho, mulai melakukan pemberontakan di pedesaan di provinsi Tucumán, di daerah pegunungan di barat daya Argentina. akibatnya, pada Februari 1975, pemerintahan demokratis Isabel Martínez de Perón mengeluarkan Dekrit No. 261 yang memerintahkan tentara untuk menetralisir membasmi kaum pemberontak di Tucumán.


Lihat pula

Pranala luar

Buku-buku

Studi oleh Paul Lewis dari Universitas Tulane adalah karya standar masa kini yang meneliti konteks dan akibat-akibat dari Perang Kotor ini.

  • Guerrillas and Generals: The Dirty War in Argentina, by Paul H. Lewis (2001).
  • God's Assassins: State Terrorism in Argentina in the 1970s by M. Patricia Marchak (1999).
  • A Lexicon of Terror: Argentina and the Legacies of Torture, by Marguerite Feitlowitz (1999).
  • The Flight: Confessions of an Argentine Dirty Warrior, by Horacio Verbitsky (1996).
  • Argentina's Lost Patrol: Armed Struggle, 1969-1979, by María José Moyano (1995).
  • Dossier Secreto: Argentina's Desaparecidos and the Myth of the "Dirty War", by Martin Edwin Anderson (1993).
  • Argentina's "Dirty War": An Intellectual Biography, by Donald C. Hodges (1991).
  • Behind the Disappearances: Argentina's Dirty War Against Human Rights and the United Nations, by Iain Guest (1990).
  • The Little School: Tales of Disappearance & Survival in Argentina, by Alicia Partnoy (1989).
  • Argentina, 1943-1987: The National Revolution and Resistance, by Donald C. Hodges (1988).
  • Soldiers of Perón: Argentina's Montoneros, by Richard Gillespie (1982).
  • Guerrilla warfare in Argentina and Colombia, 1974-1982, by Bynum E. Weathers, Jr. (1982).
  • Prisoner without a Name, Cell without a Number, by Jacobo Timerman (1981).
  • Guerrilla politics in Argentina, by Kenneth F. Johnson (1975).

Film