Lompat ke isi

Stasiun Kedundang: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°52′51″S 110°5′41″E / 7.88083°S 110.09472°E / -7.88083; 110.09472
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:
| kode = KDG
| kode = KDG
| tinggi = +11 m
| tinggi = +11 m
| letak = km 507+615 lintas [[Stasiun Bogor|Bogor]]-[[Stasiun Bandung|Bandung]]-[[Stasiun Banjar|Banjar]]-[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]-[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]
| line = -
| line = -
| operator = [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
| operator = [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]
| class = III/kecil
| class = III/kecil
| no_stasiun = 3006
| close_type = PTKA
| close_type = PTKA
}}
}}
[[Berkas:Kedundang railway station name board.jpg|jmpl|Papan nama Stasiun Kedundang masih terpasang.]]
[[Berkas:Kedundang railway station name board.jpg|jmpl|Papan nama Stasiun Kedundang masih terpasang.]]
'''Stasiun Kedundang (KDG)''' adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/Kecil yang terletak di [[Kedundang, Temon, Kulon Progo]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian ±11 m ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]]. Stasiun ini berada paling barat di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].
'''Stasiun Kedundang (KDG)''' adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/Kecil yang terletak di [[Kedundang, Temon, Kulon Progo]], berbatasan dengan [[Kulur, Temon, Kulon Progo]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +11 m ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VI Yogyakarta]] serta merupakan stasiun yang letaknya pada paling barat di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].


Stasiun Kedundang yang berada di lintas antara [[Stasiun Wates]] dengan [[Stasiun Wojo]] ini resmi dinonaktifkan pada tanggal 21 Juli 2007, dimaksudkan untuk efisiensi setelah dibukanya jalur ganda lintas [[Yogyakarta]]-[[Kutoarjo]], dikarenakan fungsi awalnya hanya sebagai stasiun persilangan antara kereta api sewaktu masih menggunakan jalur rel tunggal. Dahulunya di antara Stasiun Kedundang dengan [[Stasiun Wates]] juga terdapat [[Halte Pakualaman]] yang berlokasi di [[Tawangsari, Pengasih, Kulon Progo]].<ref>{{cite news
Stasiun Kedundang yang berada di lintas antara [[Stasiun Wates]] dengan [[Stasiun Wojo]] ini resmi dinonaktifkan pada tanggal 21 Juli 2007, dimaksudkan untuk efisiensi setelah dibukanya jalur ganda lintas [[Yogyakarta]]-[[Kutoarjo]], dikarenakan fungsi awalnya hanya sebagai stasiun persilangan antara kereta api sewaktu masih menggunakan jalur rel tunggal.<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/102082/dua-stasiun-ka-daop-vi-yogyakarta-ditutup-selamanya|title=Dua Stasiun KA Daop VI Yogyakarta Ditutup Selamanya|date=2007-06-16|website=Tempo|language=en|access-date=2018-12-09}}</ref> Sekitar 2 km ke timur stasiun ini, antara Stasiun Kedundang dengan [[Stasiun Wates]], terdapat [[Halte Pakualaman|Halte Pakualam]] yang berlokasi di [[Hargorejo, Kokap, Kulon Progo]].
|first =Syaiful
|last = Amin
|url = https://m.tempo.co/read/news/2007/06/16/058102082/dua-stasiun-ka-daop-vi-yogyakarta-ditutup-selamanya
|title = Dua Stasiun KA Daop VI Yogyakarta Ditutup Selamanya
|date = 16 Juni 2007
|publisher = Tempo.co
|accessdate = 31 Juli 2017
}}</ref>


Stasiun Kedundang memiliki arsitektur yang mirip dengan [[Stasiun Sukoharjo]], [[Stasiun Winongo]], [[Stasiun Palbapang]], dan [[Stasiun Bantul]], yaitu ciri khas desain atap dan lubang ventilasi udara yang berbentuk bulat. Stasiun ini diperkirakan juga dibangun saat pembangunan jalur rel [[Yogyakarta]]-[[Maos]]-[[Cilacap]] pada kurun waktu tahun 1876-1887 oleh perusahaan kereta api negara pemerintah [[Hindia Belanda]] atau [[Staatsspoorwegen]]. Stasiun Kedundang yang bercat putih biru bercorak khas era Perumka ini memiliki beberapa ruangan, seperti ruang tunggu penumpang, ruang pelayanan [[tiket]], ruang kepala stasiun dan ruang [[PPKA]] yang tampaknya dibangun belakangan karena bentuk bangunannya berbeda dengan bentuk asli.
Stasiun Kedundang memiliki arsitektur yang mirip dengan [[Stasiun Sukoharjo]], [[Stasiun Winongo]], [[Stasiun Palbapang]], dan [[Stasiun Bantul]], yaitu ciri khas desain atap dan lubang ventilasi udara yang berbentuk bulat. Stasiun ini diperkirakan juga dibangun saat pembangunan jalur rel [[Yogyakarta]]-[[Maos]]-[[Cilacap]] pada kurun waktu tahun 1887 oleh perusahaan kereta api negara pemerintah [[Hindia Belanda]], [[Staatsspoorwegen]].
Stasiun Kedundang yang bercat putih biru bercorak khas era Perumka ini memiliki beberapa ruangan, seperti ruang tunggu penumpang, ruang pelayanan [[tiket]], ruang kepala stasiun, dan ruang [[PPKA]] yang tampaknya dibangun belakangan karena bentuk bangunannya berbeda dengan bentuk asli (bangunan stasiun ini bergaya 1950-an).


Bahkan kondisi jendela, pintu, lantai dan ruang tunggu yang mulai rusak. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada yang merawat untuk membersihkan stasiun. Masih terdapat juga toilet, sumur, ruang sintelis di sebelah selatan bangunan stasiun dan dua rumah dinas DKA. Pada sebelah barat stasiun terdapat perlintasan sebidang dengan nomor pos jaga 667. Papan nama stasiun juga masih terpasang.
Bahkan kondisi jendela, pintu, lantai dan ruang tunggu yang mulai rusak. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada yang merawat untuk membersihkan stasiun. Masih terdapat juga toilet, sumur, ruang sintelis di sebelah selatan bangunan stasiun dan dua rumah dinas DKA. Pada sebelah barat stasiun terdapat perlintasan sebidang dengan nomor pos jaga 667. Papan nama stasiun juga masih terpasang.


Sehubungan dengan rencana pembangunan [[bandara]] di [[Temon]], [[Kulon Progo]], muncul wacana untuk mengaktifkan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun sub penghubung untuk menuju bandara baru.
Sehubungan dengan rencana pembangunan [[bandara]] di [[Temon]], [[Kulon Progo]], muncul wacana untuk mengaktifkan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun sub penghubung untuk menuju [[New Yogyakarta International Airport]]. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan untuk jalur menuju bandara tersebut.<ref>{{Cite web|url=http://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/09/17/514/940068/proyek-kereta-bandara-pemdes-di-temon-belum-peroleh-sosialisasi|title=Proyek Kereta Bandara, Pemdes di Temon Belum Peroleh Sosialisasi|last=Media|first=Harian Jogja Digital|date=2018-09-17|website=Harianjogja.com|access-date=2018-12-09}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://jogja.tribunnews.com/2016/02/29/kedundang-bakal-jadi-stasiun-sub-penghubung-bandara-baru|title=Kedundang Bakal Jadi Stasiun Sub Penghubung Bandara Baru|date=2016-02-29|website=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2018-12-09}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 43: Baris 39:
* {{id}} [http://heritage.kereta-api.co.id/?p=2830 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur, PT KAI: Observasi Stasiun Nonaktif Kedundang]
* {{id}} [http://heritage.kereta-api.co.id/?p=2830 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur, PT KAI: Observasi Stasiun Nonaktif Kedundang]
* {{id}} [http://dolanwae.wordpress.com/tag/stasiun-sedayu/ Yang Tersisihkan dalam Pekatnya Jalur Solo-Kutoarjo]
* {{id}} [http://dolanwae.wordpress.com/tag/stasiun-sedayu/ Yang Tersisihkan dalam Pekatnya Jalur Solo-Kutoarjo]
* {{id}} [http://jogja.tribunnews.com/2016/02/29/kedundang-bakal-jadi-stasiun-sub-penghubung-bandara-baru Kedundang Bakal Jadi Stasiun Sub Penghubung Bandara Baru]


{{s-rail-start}}
{{s-rail-start}}

Revisi per 9 Desember 2018 12.41

Stasiun Kedundang
Kedundang
+11 m
Berkas:Kedundang.jpg
Bekas Stasiun Kedundang pada tahun 2013.
Lokasi
Koordinat7°52′51″S 110°5′41″E / 7.88083°S 110.09472°E / -7.88083; 110.09472
Ketinggian+11 m
Operator
Letak
Layanan-
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Ditutup21 Juli 2007
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Papan nama Stasiun Kedundang masih terpasang.

Stasiun Kedundang (KDG) adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/Kecil yang terletak di Kedundang, Temon, Kulon Progo, berbatasan dengan Kulur, Temon, Kulon Progo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +11 m ini termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta serta merupakan stasiun yang letaknya pada paling barat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Stasiun Kedundang yang berada di lintas antara Stasiun Wates dengan Stasiun Wojo ini resmi dinonaktifkan pada tanggal 21 Juli 2007, dimaksudkan untuk efisiensi setelah dibukanya jalur ganda lintas Yogyakarta-Kutoarjo, dikarenakan fungsi awalnya hanya sebagai stasiun persilangan antara kereta api sewaktu masih menggunakan jalur rel tunggal.[3] Sekitar 2 km ke timur stasiun ini, antara Stasiun Kedundang dengan Stasiun Wates, terdapat Halte Pakualam yang berlokasi di Hargorejo, Kokap, Kulon Progo.

Stasiun Kedundang memiliki arsitektur yang mirip dengan Stasiun Sukoharjo, Stasiun Winongo, Stasiun Palbapang, dan Stasiun Bantul, yaitu ciri khas desain atap dan lubang ventilasi udara yang berbentuk bulat. Stasiun ini diperkirakan juga dibangun saat pembangunan jalur rel Yogyakarta-Maos-Cilacap pada kurun waktu tahun 1887 oleh perusahaan kereta api negara pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen.

Stasiun Kedundang yang bercat putih biru bercorak khas era Perumka ini memiliki beberapa ruangan, seperti ruang tunggu penumpang, ruang pelayanan tiket, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA yang tampaknya dibangun belakangan karena bentuk bangunannya berbeda dengan bentuk asli (bangunan stasiun ini bergaya 1950-an).

Bahkan kondisi jendela, pintu, lantai dan ruang tunggu yang mulai rusak. Hal ini dikarenakan sudah tidak ada yang merawat untuk membersihkan stasiun. Masih terdapat juga toilet, sumur, ruang sintelis di sebelah selatan bangunan stasiun dan dua rumah dinas DKA. Pada sebelah barat stasiun terdapat perlintasan sebidang dengan nomor pos jaga 667. Papan nama stasiun juga masih terpasang.

Sehubungan dengan rencana pembangunan bandara di Temon, Kulon Progo, muncul wacana untuk mengaktifkan kembali Stasiun Kedundang sebagai stasiun sub penghubung untuk menuju New Yogyakarta International Airport. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan untuk jalur menuju bandara tersebut.[4][5]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Dua Stasiun KA Daop VI Yogyakarta Ditutup Selamanya". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2007-06-16. Diakses tanggal 2018-12-09. 
  4. ^ Media, Harian Jogja Digital (2018-09-17). "Proyek Kereta Bandara, Pemdes di Temon Belum Peroleh Sosialisasi". Harianjogja.com. Diakses tanggal 2018-12-09. 
  5. ^ "Kedundang Bakal Jadi Stasiun Sub Penghubung Bandara Baru". Tribun Jogja. 2016-02-29. Diakses tanggal 2018-12-09. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia   Stasiun berikutnya
Templat:KAI lines