Lompat ke isi

Masjid Lawang Kidul: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ayunandasr (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Masjid di palembang menggunakan HotCat
Ayunandasr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Inuse}}
{{Inuse}}


'''Masjid Lawang Kidul''' termasuk salah satu masjid tertua di Kota Palembang [[Sumatera Selatan]]. Masjid ini berdiri pada tahun [[1890]] dan memegang peran penting baik sebagai pusat penyebaran islam maupun dijadiakan markas para pejuang setempat pada masanya. Material Masjid ini terbuat dari campuran batu kapur dengan putih telur dan pasir, sehingga membuat masjid ini dapat bertahan dengan lama. Bangunan induk masjid ini sebagian besar tetap terjaga keasliannya dan hampir 99 persen masih merupakan bangunan asli dan belum ada yang diganti.<ref>{{Cite web|url=https://sumsel.antaranews.com/berita/303904/masjid-lawang-kidul-saksi-sejarah-syiar-islam-di-palembang|title=Masjid Lawang Kidul saksi sejarah syiar Islam di Palembang|last=Ervani|first=Evan|date=17 Juni 2016|website=Antara Sumsel|publisher=|access-date=5 September 2018}}</ref>
'''Masjid Lawang Kidul''' termasuk salah satu masjid tertua di Kota Palembang [[Sumatera Selatan]]. Masjid ini berdiri pada tahun [[1890]] dan memegang peran penting baik sebagai pusat penyebaran Islam maupun dijadiakan markas para pejuang setempat pada masanya. Material Masjid ini terbuat dari campuran batu kapur dengan putih telur dan pasir, sehingga membuat masjid ini dapat bertahan dengan lama. Menurut informasi dari situs [https://sumsel.antaranews.com/berita/303904/masjid-lawang-kidul-saksi-sejarah-syiar-islam-di-palembang Antara Sumsel] bangunan induk masjid ini sebagian besar tetap terjaga keasliannya dan hampir 99 persen masih merupakan bangunan asli dan belum ada yang diganti.<ref>{{Cite web|url=https://sumsel.antaranews.com/berita/303904/masjid-lawang-kidul-saksi-sejarah-syiar-islam-di-palembang|title=Masjid Lawang Kidul saksi sejarah syiar Islam di Palembang|last=Ervani|first=Evan|date=17 Juni 2016|website=Antara Sumsel|publisher=|access-date=5 September 2018}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Menurut KH Mansyur Lawang Kidul adalah nama yang sudah sangat melekat dan dikenal oleh masyarakat sekitar, penamaan Masjid ini sendiri dinamakan oleh seorang Kiai karena kebetulan daerah ini menjadi pintu selatan berkembangnya islam pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.
Menurut KH Mansyur, Lawang Kidul adalah nama yang sudah sangat melekat dan dikenal oleh masyarakat sekitar, penamaan Masjid ini sendiri dinamakan oleh seorang Kiai karena kebetulan daerah ini menjadi pintu selatan berkembangnya islam pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.


== Wisatawan ==
== Wisatawan ==

Revisi per 5 September 2018 07.06

Masjid Lawang Kidul termasuk salah satu masjid tertua di Kota Palembang Sumatera Selatan. Masjid ini berdiri pada tahun 1890 dan memegang peran penting baik sebagai pusat penyebaran Islam maupun dijadiakan markas para pejuang setempat pada masanya. Material Masjid ini terbuat dari campuran batu kapur dengan putih telur dan pasir, sehingga membuat masjid ini dapat bertahan dengan lama. Menurut informasi dari situs Antara Sumsel bangunan induk masjid ini sebagian besar tetap terjaga keasliannya dan hampir 99 persen masih merupakan bangunan asli dan belum ada yang diganti.[1]

Sejarah

Menurut KH Mansyur, Lawang Kidul adalah nama yang sudah sangat melekat dan dikenal oleh masyarakat sekitar, penamaan Masjid ini sendiri dinamakan oleh seorang Kiai karena kebetulan daerah ini menjadi pintu selatan berkembangnya islam pada masa Kesultanan Palembang Darussalam.

Wisatawan

Berlokasi di alan Selamet Riyadi, Lorong Masjid Lawang Kidul, Kecamatan Ilir Timur II, kota Palembang Sumatera Selatan Masjid ini menjadi salah satu destinasi regili yang banyak dikunjungi oleh sebagian besar turis-turis dari negara islam didunia setiap tahunnya.

Referensi

  1. ^ Ervani, Evan (17 Juni 2016). "Masjid Lawang Kidul saksi sejarah syiar Islam di Palembang". Antara Sumsel. Diakses tanggal 5 September 2018.