Lompat ke isi

Tsunami Selat Sunda 2018: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "2018 Sunda Strait tsunami"
 
beri tag current event
Baris 1: Baris 1:
{{current event}}
Pada tanggal 22 Desember 2018, '''sebuah tsunami''' yang disebabkan oleh letusan [[Krakatau|Anak Krakatau]] di [[Selat Sunda]] menghantam daerah pesisir [[Banten]] dan [[Lampung]], [[Indonesia]]. Setidaknya 43 orang tewas dan lebih dari 500 terluka. Menurut [[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan tersebut.
Pada tanggal 22 Desember 2018, '''sebuah tsunami''' yang disebabkan oleh letusan [[Krakatau|Anak Krakatau]] di [[Selat Sunda]] menghantam daerah pesisir [[Banten]] dan [[Lampung]], [[Indonesia]]. Setidaknya 43 orang tewas dan lebih dari 500 terluka. Menurut [[Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika]] (BMKG) tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan tersebut.



Revisi per 23 Desember 2018 02.55

Pada tanggal 22 Desember 2018, sebuah tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Setidaknya 43 orang tewas dan lebih dari 500 terluka. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan tersebut.

Tsunami

Pada pukul 21:03 WIB (14:03 UTC), Anak Krakatau, gunung berapi aktif di Selat Sunda, meletus dan merusak peralatan seismografi terdekat, meskipun suatu stasiun lain mendeteksi getaran terus-menerus. Pada pukul 21:27 WIB, BMKG mendeteksi suatu tsunami di pesisir barat Banten, meskipun tidak ada peristiwa tektonik.[1] Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merilis sebuah pernyataan yang menghubungkan tsunami dengan pasang tinggi dan longsor bawah laut yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau.[2]

Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan sekitar selat Sunda.[3]

Korban

BNPB awalnya melaporkan 20 orang tewas dan 165 terluka, dan 2 orang dilaporkan hilang. Pada hari berikutnya, jumlah korban telah direvisi menjadi 43 tewas, 584 terluka, dan 2 hilang. Dari 43 korban jiwa, 33 tewas di Pandeglang, 7 di Lampung Selatan, dan 3 di Serang, dengan sebagian besar korban luka-luka (491) juga di Pandeglang. Wilayah yang terimbas tsunami di Pandeglang merupakan destinasi wisata seperti Pantai Carita.[4]

Kerusakan

Sekitar 400 rumah di Pandeglang yang terletak di dekat pantai roboh atau rusak berat akibat tsunami. Selain itu, 9 hotel di Pandeglang dan 30 rumah di Lampung Selatan juga rusak berat.[5] Jalan raya yang menghubungkan Serang dan Pandeglang terputus.[6]

Referensi

  1. ^ Ramdhani, Jabbar (23 December 2018). "Update Terkini BMKG: Yang Terjadi di Anyer Bukan Tsunami karena Gempa". detiknews. Diakses tanggal 23 December 2018. 
  2. ^ "Tsunami in Banten, Lampung kills at least 20: Disaster agency". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). 23 December 2018. Diakses tanggal 23 December 2018. 
  3. ^ "Air Pasang di Anyer Diduga Tsunami Karena Erupsi Krakatau". CNN Indonesia. 23 December 2018. Diakses tanggal 23 December 2018. 
  4. ^ "Tsunami terjang Selat Sunda, korban diperkirakan terus bertambah". BBC. 23 December 2018. Diakses tanggal 23 December 2018. 
  5. ^ Ma'ruf, Irfan (23 December 2018). "Sejumlah Rumah di Pandeglang Banten Roboh Diterjang Gelombang Pasang". iNews. Diakses tanggal 23 December 2018. 
  6. ^ "Tsunami di Banten, Jalan Raya Serang-Pandeglang Terputus". Tribunnews.com. 23 December 2018. Diakses tanggal 23 December 2018.