Lompat ke isi

Golok Ciomas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
edit sumber
Baris 1: Baris 1:
'''Golok Ciomas''' adalah senjata tradisional berasal dari [[Provinsi Banten]]<ref name=":0">{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2017|last=-|first=-|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|isbn=-|location=Jakarta|pages=81}}</ref>. Golok Ciomas sudah digunakan oleh masyarakat Banten sejak zaman kesultanan dan berlanjut hingga masa penjajahan. Peninggalan leluhur paling tua dari sejarah Golok Ciomas adalah sebuah palu godam yang bernama Godam Ki Cengkuk atau terkenal dengan istilah “Si Denok” dan golok yang bernama “Si Rebo”<ref>{{Cite web|url=https://merahputih.com/post/read/golok-ciomas-senjata-khas-jawara-banten|title=Golok Ciomas Senjata Khas Jawara Banten|last=Ardiansjah|first=Noer|date=2016-02-20|website=MerahPutih|access-date=2019-03-12}}</ref>. Kedua benda tersebut menjadi benda keramat yang hanya dapat dilihat oleh masyarakat umum satu tahun sekali pada bulan [[Rabiul awal|Rabiul Awal]]. Hal yang membuat menarik dari golok Ciomas adalah, kekuatan [[magis]] yang diyakini oleh masyarakat bisa melumpuhkan musuh, serta apabila terkena sayatan dari golok tersebut bekas luka tidak mudah sembuh dan berbekas. Sesuai degan namanya, fungsi golok adalah sebagai membela diri dan identitas ''sang jawara'' di Banten. Pada tahun 2005 golok Ciomas berhasil memecahkan [[rekor muri]] sebagai golok terpanjang dengan nama ''[[Golok Salam Nunggal]]'' yang memiliki panjang 7 m, lebar 40 cm, dan beran 40 ton<ref>{{Cite web|url=http://muri.org/Golok-Ciomas-Terpanjang/|title=MURI » Golok Ciomas Terpanjang|last=MURIWeb|language=en-US|access-date=2019-03-12}}</ref>.
{{Sedang ditulis|Wiki Jelajah=Peserta Wiki Jelajah}}


== Perawatan Golok Ciomas<ref name=":0" /> ==
'''Golok Ciomas''' berasal dari [[Provinsi Banten]]<ref name=":0">{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2017|last=-|first=-|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|isbn=-|location=Jakarta|pages=81}}</ref>. Golok Ciomas sudah digunakan oleh masyarakat Banten sejak zaman kesultanan dan berlanjut hingga masa penjajahan. Peninggalan leluhur paling tua dari sejarah Golok Ciomas adalah sebuah palu godam yang bernama Godam Ki Cengkuk atau terkenal dengan istilah “Si Denok” dan golok yang bernama “Si Rebo”<ref>{{Cite web|url=https://merahputih.com/post/read/golok-ciomas-senjata-khas-jawara-banten|title=Golok Ciomas Senjata Khas Jawara Banten|last=Ardiansjah|first=Noer|date=2016-02-20|website=MerahPutih|access-date=2019-03-12}}</ref>. Kedua benda tersebut menjadi benda keramat yang hanya dapat dilihat oleh masyarakat umum satu tahun sekali pada bulan [[Rabiul awal|Rabiul Awal]]. Hal yang membuat menarik dari golok Ciomas adalah, kekuatan [[magis]] yang diyakini oleh masyarakat bisa melumpuhkan musuh, serta apabila terkena sayatan dari golok tersebut bekas luka tidak mudah sembuh dan berbekas. Sesuai degan namanya, fungsi golok adalah sebagai membela diri dan identitas ''sang jawara'' di Banten. Pada tahun 2005 golok Ciomas berhasil memecahkan [[rekor muri]] sebagai golok terpanjang dengan nama ''[[Golok Salam Nunggal]]'' yang memiliki panjang 7 m, lebar 40 cm, dan beran 40 ton<ref>{{Cite web|url=http://muri.org/Golok-Ciomas-Terpanjang/|title=MURI » Golok Ciomas Terpanjang|last=MURIWeb|language=en-US|access-date=2019-03-12}}</ref>.

== Pewatan Golok Ciomas<ref name=":0" /> ==
Tradisi pencucian golok Ciomas dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Tradisi tersebut menjadi acara rutinan yang dilaksanakan satu tahun sekali, dengan dihadiri oleh seluruh pemilik golok Ciomas. Para pemilik berkumpul di [[gunung Karang, Banten]]. Seluruh golok dikumpulkan, dan secara bergiliran dicuci dengan air yang sudah dicampur kembang tujuh rupa dan ditempa oleh palu pande pertama yang diberi nama “Si Denok”. Ritual ini harus dipimpin oleh para keturunan Ki Cengkir. Fungsi lain dengan diadakannya ritual tersebut adalah untuk memperat tali silaturahmi antar pemilik golok Ciomas.
Tradisi pencucian golok Ciomas dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Tradisi tersebut menjadi acara rutinan yang dilaksanakan satu tahun sekali, dengan dihadiri oleh seluruh pemilik golok Ciomas. Para pemilik berkumpul di [[gunung Karang, Banten]]. Seluruh golok dikumpulkan, dan secara bergiliran dicuci dengan air yang sudah dicampur kembang tujuh rupa dan ditempa oleh palu pande pertama yang diberi nama “Si Denok”. Ritual ini harus dipimpin oleh para keturunan Ki Cengkir. Fungsi lain dengan diadakannya ritual tersebut adalah untuk memperat tali silaturahmi antar pemilik golok Ciomas.


== Desain Golok Ciomas ==
== Desain Golok Ciomas<ref>{{Cite web|url=http://satupedang.blogspot.com/2015/08/sejarah-dan-jenis-golok-jawara-banten.html|title=Sejarah dan Jenis Golok Jawara Banten {{!}} ASAL USUL DAN SEJARAH|website=satupedang.blogspot.com|access-date=2019-03-12}}</ref> ==
1.    Kembang Kacang
1.    Kembang Kacang



Revisi per 18 Maret 2019 07.53

Golok Ciomas adalah senjata tradisional berasal dari Provinsi Banten[1]. Golok Ciomas sudah digunakan oleh masyarakat Banten sejak zaman kesultanan dan berlanjut hingga masa penjajahan. Peninggalan leluhur paling tua dari sejarah Golok Ciomas adalah sebuah palu godam yang bernama Godam Ki Cengkuk atau terkenal dengan istilah “Si Denok” dan golok yang bernama “Si Rebo”[2]. Kedua benda tersebut menjadi benda keramat yang hanya dapat dilihat oleh masyarakat umum satu tahun sekali pada bulan Rabiul Awal. Hal yang membuat menarik dari golok Ciomas adalah, kekuatan magis yang diyakini oleh masyarakat bisa melumpuhkan musuh, serta apabila terkena sayatan dari golok tersebut bekas luka tidak mudah sembuh dan berbekas. Sesuai degan namanya, fungsi golok adalah sebagai membela diri dan identitas sang jawara di Banten. Pada tahun 2005 golok Ciomas berhasil memecahkan rekor muri sebagai golok terpanjang dengan nama Golok Salam Nunggal yang memiliki panjang 7 m, lebar 40 cm, dan beran 40 ton[3].

Perawatan Golok Ciomas[1]

Tradisi pencucian golok Ciomas dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Tradisi tersebut menjadi acara rutinan yang dilaksanakan satu tahun sekali, dengan dihadiri oleh seluruh pemilik golok Ciomas. Para pemilik berkumpul di gunung Karang, Banten. Seluruh golok dikumpulkan, dan secara bergiliran dicuci dengan air yang sudah dicampur kembang tujuh rupa dan ditempa oleh palu pande pertama yang diberi nama “Si Denok”. Ritual ini harus dipimpin oleh para keturunan Ki Cengkir. Fungsi lain dengan diadakannya ritual tersebut adalah untuk memperat tali silaturahmi antar pemilik golok Ciomas.

Desain Golok Ciomas

1.    Kembang Kacang

2.    Mamancungan

3.    Candung

4.    Salam Nunggal

Referensi

  1. ^ a b -, - (2017). Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 81. ISBN - Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 
  2. ^ Ardiansjah, Noer (2016-02-20). "Golok Ciomas Senjata Khas Jawara Banten". MerahPutih. Diakses tanggal 2019-03-12. 
  3. ^ MURIWeb. "MURI » Golok Ciomas Terpanjang" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-12.