Lompat ke isi

Commuter Line Bandung Raya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayat Adlan (bicara | kontrib)
k Penambahan Sejarah Pengoperasian
Hidayat Adlan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 36: Baris 36:
Kereta api ini ditarik oleh lokomotif [[CC201|CC 201]], [[CC203|CC 203]] dan terkadang [[CC206|CC 206]] milik [[Dipo Lokomotif]] [[Bandung]] pada umumnya.
Kereta api ini ditarik oleh lokomotif [[CC201|CC 201]], [[CC203|CC 203]] dan terkadang [[CC206|CC 206]] milik [[Dipo Lokomotif]] [[Bandung]] pada umumnya.


Masyarakat umum sering menyebutnya KRD dikarenakan pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel [[KRD MCW 301|MCW 302 (Produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. namun beberapa bulan Kereta api lokal Bandung Raya harus terpaksa ditarik lokomotif BB 301 terkadang menggunakan lokomotif CC 201 karena mesin KRD MCW 302 sering mengalami gangguan. pada pertengahan tahun 90an kereta tersebut dilakukan peremajaan dengan mengganti mesin KRD MCW 302 milik kereta api lokal bandung raya di PT. INKA, saat itu juga kereta tetap beroperasi namun dengan rangkaian kereta ekonomi biasa (K3) yang ditarik lokomotif, KRD MCW 302 milik kereta api lokal lokal bandung raya kembali beroperasi sekitar akhir tahun 90an, sekitar tahun 2000an muncul masalah penumpang gelap di atap kereta (atapers), untuk mengantisipasi penumpang kereta api lokal bandung raya naik ke atap kereta seluruh KRD MCW 302 dipasangi kawat berduri namun kawat berduri hanya dipasang separuh atap KRD, meski sudah dipasangi kawat berduri atapers tetap nekat naik ke atap kereta, tahun 2003 merupakan tahun terakhir KA Lokal Bandung Raya menggunakan rangkaian KRD MCW 302, seluruh KRD MCW 302 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk perbaikkan namun rangkaian tersebut masuk usulan konservasi karena kerusakan KRD tersebut yang lumayan akibat KRD MCW 302 sering membawa penumpang dengan jumlah berlebih sampai naik ke atap kereta, hal inilah yang membuat KRD sering mengalami gangguan mesin meski mesin sudah diganti dengan yang baru sejak penyehatan rangkaian KRD pertengahan 90an, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop II Bandung kedatangan rangkaian pengganti KA Lokal Bandung Raya yaitu kereta KRD MCW 301 yang]] kemudian rangkaian tersebut dimodifikasi dan ditarik oleh lokomotif, serta kedatangan 2 lokomotif BB 303 dari Dipo Lokomotif Padang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat. sebelum pada akhirnya pada tahun [[2015]] mendapatkan K3 biasa dari rangkaian [[Kereta api Patas Bandung Raya|KA Patas AC]] dan [[Kereta api Penataran Ekspres|KA Penataran Ekspres]]. Pada saat itu 2 rangkaian K3 biasa dan 2 rangkaian K3 MCW 301 dioperasikan secara bersamaan. Kemudian keberadaan K3 eks-MCW 301 perlahan mulai digantikan ketika kedatangan rangkaian K3 eks-KA Lokal Rangkas dari [[Daerah Operasi I Jakarta|Daop 1 Jakarta]] pada [[1 April]] [[2017]] ketika rute [[KRL Commuter Line]] diperpanjang sampai [[stasiun Rangkasbitung]].
Masyarakat umum sering menyebutnya KRD dikarenakan pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel MCW 302 (Produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. namun beberapa bulan Kereta api lokal Bandung Raya harus terpaksa ditarik lokomotif BB 301 terkadang menggunakan lokomotif CC 201 karena mesin KRD MCW 302 sering mengalami gangguan. pada pertengahan tahun 90an kereta tersebut dilakukan peremajaan dengan mengganti mesin KRD MCW 302 milik kereta api lokal bandung raya di PT. INKA, saat itu juga kereta tetap beroperasi namun dengan rangkaian kereta ekonomi biasa (K3) yang ditarik lokomotif, KRD MCW 302 milik kereta api lokal lokal bandung raya kembali beroperasi sekitar akhir tahun 90an, sekitar tahun 2000an muncul masalah penumpang gelap di atap kereta (atapers), untuk mengantisipasi penumpang kereta api lokal bandung raya naik ke atap kereta seluruh KRD MCW 302 dipasangi kawat berduri namun kawat berduri hanya dipasang separuh atap KRD, meski sudah dipasangi kawat berduri atapers tetap nekat naik ke atap kereta, tahun 2003 merupakan tahun terakhir KA Lokal Bandung Raya menggunakan rangkaian KRD MCW 302, seluruh KRD MCW 302 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk perbaikkan namun rangkaian tersebut masuk usulan konservasi karena kerusakan KRD tersebut yang lumayan akibat KRD MCW 302 sering membawa penumpang dengan jumlah berlebih sampai naik ke atap kereta, hal inilah yang membuat KRD sering mengalami gangguan mesin meski mesin sudah diganti dengan yang baru sejak penyehatan rangkaian KRD pertengahan 90an, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [[Daerah Operasi II Bandung|Daop II Bandung]] kedatangan rangkaian pengganti KA Lokal Bandung Raya yaitu kereta KRD MCW 301 yang kemudian rangkaian tersebut dimodifikasi dan ditarik oleh lokomotif, serta kedatangan 2 lokomotif [[Lokomotif BB303|BB 303]] dari Dipo Lokomotif Padang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) [[Divisi Regional II Sumatra Barat|Divisi Regional II Sumatera Barat]]. sebelum pada akhirnya pada tahun [[2015]] mendapatkan K3 biasa dari rangkaian [[Kereta api Patas Bandung Raya|KA Patas AC]] dan [[Kereta api Penataran Ekspres|KA Penataran Ekspres]]. Pada saat itu 2 rangkaian K3 biasa dan 2 rangkaian K3 MCW 301 dioperasikan secara bersamaan. Kemudian keberadaan K3 eks-MCW 301 perlahan mulai digantikan ketika kedatangan rangkaian K3 eks-[[Kereta api Langsam|KA Lokal Rangkas]] dari [[Daerah Operasi I Jakarta|Daop 1 Jakarta]] pada [[1 April]] [[2017]] ketika rute [[KRL Commuter Line]] diperpanjang sampai [[stasiun Rangkasbitung]].


== Asal-usul nama ==
== Asal-usul nama ==

Revisi per 25 Maret 2019 11.16


Kereta api lokal Bandung Raya
Berkas:LOKAL BANDUNG RAYA.png
Kereta api lokal Bandung Raya ngebul di Stasiun Cimindi
Ikhtisar
JenisEkonomi AC
SistemKereta api lokal
StatusBeroperasi
LokasiDaop 2 Bandung
TerminusPadalarang
Purwakarta
Cicalengka
Cibatu
Stasiun12
Penumpang harian54.252 penumpang/hari
Operasi
Dibuka1980-an
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDaerah Operasi II Bandung
Karakteristik lintasLintas datar, naik turun bukit (hanya jurusan Cibatu dan Purwakarta)
DepoBandung
RangkaianCC201, CC203, CC206
Data teknis
Panjang lintas51,7 Kilometer
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi20-80 km/jam (30 km/jam di petak Bandung -Andir)
Titik tertinggi+736 m (Stasiun Cimindi) untuk reguler +848 m (Stasiun Nagreg) untuk Stasiun Padalarang - Stasiun Cibatu
Jumlah rute342-370 (PUK BD - PUK KAC) 352-386 ( PUK BD - PUK PWK - PUK CB ) rangkaian rolling
Peta rute
Kereta api Lokal Bandung Raya/rute

Kereta api lokal Bandung Raya atau KRD Ekonomi atau KRD[1] (Aksara Sunda Baku: ᮊᮛᮦᮒ ᮃᮕᮤ ᮜᮧᮊᮜ᮪ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ ᮛᮚ, Karéta api Lokal Bandung Raya) adalah rangkaian kereta api lokal komuter yang beroperasi di wilayah Daop II Bandung, Kereta api ini terdiri atas 7 rangkaian kereta api yang melayani rute Padalarang ke Cicalengka atau sebaliknya dan berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya, kecuali Stasiun Gedebage dan Stasiun Andir. kini rutenya ditambah sampai Stasiun Purwakarta dan Stasiun Cibatu tetapi beroperasinya hanya pagi dan malam hari.

Kereta api ini ditarik oleh lokomotif CC 201, CC 203 dan terkadang CC 206 milik Dipo Lokomotif Bandung pada umumnya.

Masyarakat umum sering menyebutnya KRD dikarenakan pada awal pengoperasiannya, kereta ini menggunakan rangkaian kereta rel diesel MCW 302 (Produksi tahun 1982) yang terdiri dari 6-7 kereta. namun beberapa bulan Kereta api lokal Bandung Raya harus terpaksa ditarik lokomotif BB 301 terkadang menggunakan lokomotif CC 201 karena mesin KRD MCW 302 sering mengalami gangguan. pada pertengahan tahun 90an kereta tersebut dilakukan peremajaan dengan mengganti mesin KRD MCW 302 milik kereta api lokal bandung raya di PT. INKA, saat itu juga kereta tetap beroperasi namun dengan rangkaian kereta ekonomi biasa (K3) yang ditarik lokomotif, KRD MCW 302 milik kereta api lokal lokal bandung raya kembali beroperasi sekitar akhir tahun 90an, sekitar tahun 2000an muncul masalah penumpang gelap di atap kereta (atapers), untuk mengantisipasi penumpang kereta api lokal bandung raya naik ke atap kereta seluruh KRD MCW 302 dipasangi kawat berduri namun kawat berduri hanya dipasang separuh atap KRD, meski sudah dipasangi kawat berduri atapers tetap nekat naik ke atap kereta, tahun 2003 merupakan tahun terakhir KA Lokal Bandung Raya menggunakan rangkaian KRD MCW 302, seluruh KRD MCW 302 dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk perbaikkan namun rangkaian tersebut masuk usulan konservasi karena kerusakan KRD tersebut yang lumayan akibat KRD MCW 302 sering membawa penumpang dengan jumlah berlebih sampai naik ke atap kereta, hal inilah yang membuat KRD sering mengalami gangguan mesin meski mesin sudah diganti dengan yang baru sejak penyehatan rangkaian KRD pertengahan 90an, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop II Bandung kedatangan rangkaian pengganti KA Lokal Bandung Raya yaitu kereta KRD MCW 301 yang kemudian rangkaian tersebut dimodifikasi dan ditarik oleh lokomotif, serta kedatangan 2 lokomotif BB 303 dari Dipo Lokomotif Padang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat. sebelum pada akhirnya pada tahun 2015 mendapatkan K3 biasa dari rangkaian KA Patas AC dan KA Penataran Ekspres. Pada saat itu 2 rangkaian K3 biasa dan 2 rangkaian K3 MCW 301 dioperasikan secara bersamaan. Kemudian keberadaan K3 eks-MCW 301 perlahan mulai digantikan ketika kedatangan rangkaian K3 eks-KA Lokal Rangkas dari Daop 1 Jakarta pada 1 April 2017 ketika rute KRL Commuter Line diperpanjang sampai stasiun Rangkasbitung.

Asal-usul nama

Nama Bandung Raya sendiri berasal dari Bahasa Sunda yaitu "baraya" yang berarti saudara, yang diperpanjang menjadi Bandung Raya. Ada pula yang beranggapan bahwa nama Bandung Raya adalah karena kereta api ini melewati Wilayah Bandung Raya, yaitu :

Rangkaian

Dalam satu rangkaian KA Lokal Bandung Raya terdiri dari:

  • 1 Lokomotif (CC201/CC203/CC206)
  • 7 Kereta Ekonomi (K3) PSO BD/Kereta Ekonomi (K3)
  • 1 Kereta Penumpang Pembangkit (KMP2/KP3/KMP3)

Keterangan:

  • terkadang menggunakan pembangkit P1
  • terkadang menggunakan rangkaian milik KA lokal Cibatu
  • terkadang membawa 2 KP3/KMP3

Kapasitas KA

Kapasitas yang ditawarkan dalam satu rangkaian kereta api ini adalah sekitar 600 kursi. Dalam penyelenggaraannya dapat melebihi 50% dari kapasitas kursi yang tersedia dalam satu rangkaian kereta api dan dijual sebagai tiket tanpa tempat duduk atau berdiri, dalam hal ini pun terdapat batasan jumlah tiket yang dijual pada setiap jadwal di stasiun keberangkatan maupun stasiun persinggahan, stasiun keberangkatan awal dibatasi kurang lebih sekitar 500 tiket dan stasiun persinggahan 50 hingga 100 tiket per jadwalnya, kebijakan ini diberlakukan dalam rangka memenuhi kenyamanan yang dibutuhkan oleh penumpang kereta api ini, serta secara hukum dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Mulai 16 Januari 2015, KA Lokal Bandung Raya ditambah jadwal perjalananya menjadi 20 kali PP. Rangkaiannya menggunakan bekas KA Patas AC dan KA Penataran Ekspres.

Mulai 1 April 2017, KA Lokal Bandung Raya menambah rute perjalanan baru tujuan Purwakarta dan Cibatu, tetapi ketika pagi dan malam hari saja. Harga tiket sebesar Rp7.000,00, terdiri dari relasi Purwakarta - Cicalengka dengan no KA 359-360 dan relasi Cibatu - Padalarang dengan no KA 350-379.

Tarif KA lokal Bandung Raya

Mulai 7 Juli 2017, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung memberlakukan tarif flat Rp5.000,00 terhadap KA Lokal Bandung Raya selain tujuan/dari Purwakarta dan Cibatu. Sedangkan untuk dari dan tujuan Purwakarta/Cibatu, dikenakan tarif sebesar Rp7.000,00.

Daftar fasilitas

Interior dan Spesifikasi
No. Item Sifat Keterangan
1 Interior Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas, tidak mudah terbakar  
2 Tempat duduk K3 biasa, AC, kapasitas 106 Penumpang  
3 Pintu ruangan Sistem geser manual  
4 Jendela Kaca tetap dupleks, lapisan laminasi isolator panas Ukuran & desain disesuaikan dengan aspek keselamatan & keamanan
5 Penyegar udara 2 set pendingin ruangan (AC) tiap kereta Temperatur 21–26 °C
6 Jenis bogie K5/NT-11 dengan coil spring  
7 Fasilitas keselamatan Tabung pemadam kebakaran, rem darurat, palu darurat  
8 Fasilitas lainnya Audio (rusak), toilet (dibeberapa kereta ada tidak memiliki toilet  

Stasiun pemberhentian

Stasiun yang disinggahi oleh kereta api ini adalah

Galeri

Catatan kaki


  1. ^ Masyarakat sering menyebutnya dengan sebutan "KRD" saja

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi PT Kereta api Indonesia