Lepat: Perbedaan antara revisi
k ~cat |
k →top: Perubahan kosmetika |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
Pada masyarakat [[Gayo]], lepat khusus disajikan pada hari-hari tertentu, terutama menjelang [[puasa]] (megang) dan [[Lebaran]]. Lepat akan tahan lama jika diasapi hingga dua [[minggu]]. Sekarang lepat telah banyak di kreasikan, tidak hanya gula merah tetapi tapi bisa di tambah rasa buah seperti durian,nangka,dsb. |
Pada masyarakat [[Gayo]], lepat khusus disajikan pada hari-hari tertentu, terutama menjelang [[puasa]] (megang) dan [[Lebaran]]. Lepat akan tahan lama jika diasapi hingga dua [[minggu]]. Sekarang lepat telah banyak di kreasikan, tidak hanya gula merah tetapi tapi bisa di tambah rasa buah seperti durian,nangka,dsb. |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Hidangan Indonesia]] |
[[Kategori:Hidangan Indonesia]] |
||
[[Kategori:Hidangan Minangkabau]] |
[[Kategori:Hidangan Minangkabau]] |
||
⚫ |
Revisi per 10 September 2019 05.12
Lepat adalah makanan khas Indonesia, yang banyak dijumpai pada masyarakat Sumatra, seperti Minangkabau, Aceh, dan Melayu. Lepat terbuat dari tepung ketan yang diisi dengan gula merah hingga kalis, kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan di bagian tengahnya diberi kelapa parut yang telah digongseng dengan gula yang dinamakan inti, kemudian dikukus hingga matang. Di Minangkabau, lepat dikenal dengan sebutan lapek, salah satu jenisnya yang terkenal yaitu lapek bugih.
Pada masyarakat Gayo, lepat khusus disajikan pada hari-hari tertentu, terutama menjelang puasa (megang) dan Lebaran. Lepat akan tahan lama jika diasapi hingga dua minggu. Sekarang lepat telah banyak di kreasikan, tidak hanya gula merah tetapi tapi bisa di tambah rasa buah seperti durian,nangka,dsb.