Nasi gemuk: Perbedaan antara revisi

← Revisi sebelumnya Revisi selanjutnya →

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi per 5 Juli 2019 17.41

Nasi gemuk adalah nasi yang ditanak bersama santan kelapa dan daun pandan. Nasi gemuk merupakan salah satu hidangan tradisional yang bisa ditemukan di daerah Provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Jambi, Nasi Gemuk biasa disantap sebagai menu sarapan^[1]. Dari segi rasa, Nasi Gemuk mirip dengan nasi uduk Betawi dan Nasi Lemak yang biasa ditemukan di wilayah Kepulauan Riau, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia, yang membedakan Nasi Gemuk dengan Nasi Lemak adalah lauk dan sambal yang digunakan untuk penyajiannya. Nasi Gemuk biasanya disajikan bersama potongan mentimun, telur rebus utuh dan telur dadar tipis yang diiris-iris, taburan tempe kering yang dirajang kecil-kecil dan renyah, kacang tanah goreng, serta sambal dengan rasa manis yang khas, tidak jarang pula disajikan dengan taburan suwiran daging sapi dan siraman kuah kari sapi atau ayam di atasnya^[2]. Pada zaman dahulu, makanan tradisional ini bisa dikonsumsi setelah upacara keagamaan saja. Namun pada jaman sekarang, hidangan ini sudah bisa dikonsumsi kapan saja, tanpa harus ada upacara keagamaan, serta dapat ditemui dengan mudah di kedai-kedai sarapan pinggir jalan di daerah Sumatera Selatan dan Jambi.. Sejak tahun 2012 lalu, makanan tradisional satu ini sudah dicatat oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTB) dengan nomer registrasi 2012002268 dan termasuk ke dalam kategori kuliner tradisional.

Referensi

^ Nasi Gemuk. Diakses 2019-03-28
^ Hunting Sarapan Nasi Gemuk Kuliner Khas Jambi. Diakses 2019-03-27

Pranala Luar

http://startfmmadina.com/makanan-tradisional-khas-jambi/

https://food.detik.com/info-kuliner/d-3899864/gurih-mantap-nasi-uduk-betawi-dengan-lauk-komplet

http://www.panahmerah.id/product/Cabe

https://www.youtube.com/watch?v=CUJBM6R02mY

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2268

[web1-1] Nasi Gemuk. Diakses 2019-03-28

[web3-2] Hunting Sarapan Nasi Gemuk Kuliner Khas Jambi. Diakses 2019-03-27

[1]

[2]

Revisi per 5 Juli 2019 17.41 sunting Bennylin (bicara \| kontrib) Pengurus antarmuka, Pengurus 255.909 suntingan -resep ← Revisi sebelumnya		Revisi per 5 Juli 2019 17.41 sunting balikkan Bennylin (bicara \| kontrib) Pengurus antarmuka, Pengurus 255.909 suntingan kTidak ada ringkasan suntingan Revisi selanjutnya →
Baris 1:		Baris 1:
	'''Nasi gemuk ~~adalah~~''' nasi yang ditanak bersama santan kelapa dan daun pandan. Nasi gemuk merupakan salah satu hidangan tradisional yang bisa ditemukan di daerah Provinsi [[Sumatra Selatan\|Sumatera Selatan]] dan provinsi [[Jambi]], Nasi Gemuk biasa disantap sebagai menu [[sarapan]]<ref name="web1">''[https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2268/ Nasi Gemuk]''. Diakses 2019-03-28</ref>. Dari segi rasa, Nasi Gemuk mirip dengan [https://food.detik.com/info-kuliner/d-3899864/gurih-mantap-nasi-uduk-betawi-dengan-lauk-komplet nasi uduk Betawi] dan [[Nasi lemak\|Nasi Lemak]] yang biasa ditemukan di wilayah [[Kepulauan Riau]], [[Brunei Darussalam]], [[Singapura]], dan [[Malaysia]], yang membedakan Nasi Gemuk dengan Nasi Lemak adalah lauk dan sambal yang digunakan untuk penyajiannya. Nasi Gemuk biasanya disajikan bersama potongan mentimun, telur rebus utuh dan [https://www.youtube.com/watch?v=CUJBM6R02mY telur dadar tipis] yang diiris-iris, taburan tempe kering yang dirajang kecil-kecil dan renyah, kacang tanah goreng, serta sambal dengan rasa manis yang khas, tidak jarang pula disajikan dengan taburan suwiran daging sapi dan siraman kuah kari sapi atau ayam di atasnya<ref name="web3">''[https://nusantaranews.co/hunting-sarapan-nasi-gemuk-kuliner-khas-jambi/// Hunting Sarapan Nasi Gemuk Kuliner Khas Jambi]''. Diakses 2019-03-27</ref>. Pada zaman dahulu, makanan tradisional ini bisa dikonsumsi setelah upacara keagamaan saja. Namun pada jaman sekarang, hidangan ini sudah bisa dikonsumsi kapan saja, tanpa harus ada upacara keagamaan, serta dapat ditemui dengan mudah di kedai-kedai sarapan pinggir jalan di daerah Sumatera Selatan dan Jambi.. Sejak tahun 2012 lalu, makanan tradisional satu ini sudah dicatat oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia\|Warisan Budaya Takbenda]] (WBTB) dengan nomer registrasi [https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2268 2012002268] dan termasuk ke dalam kategori kuliner tradisional.		'''Nasi gemuk''' adalah nasi yang ditanak bersama santan kelapa dan daun pandan. Nasi gemuk merupakan salah satu hidangan tradisional yang bisa ditemukan di daerah Provinsi [[Sumatra Selatan\|Sumatera Selatan]] dan provinsi [[Jambi]], Nasi Gemuk biasa disantap sebagai menu [[sarapan]]<ref name="web1">''[https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2268/ Nasi Gemuk]''. Diakses 2019-03-28</ref>. Dari segi rasa, Nasi Gemuk mirip dengan [https://food.detik.com/info-kuliner/d-3899864/gurih-mantap-nasi-uduk-betawi-dengan-lauk-komplet nasi uduk Betawi] dan [[Nasi lemak\|Nasi Lemak]] yang biasa ditemukan di wilayah [[Kepulauan Riau]], [[Brunei Darussalam]], [[Singapura]], dan [[Malaysia]], yang membedakan Nasi Gemuk dengan Nasi Lemak adalah lauk dan sambal yang digunakan untuk penyajiannya. Nasi Gemuk biasanya disajikan bersama potongan mentimun, telur rebus utuh dan [https://www.youtube.com/watch?v=CUJBM6R02mY telur dadar tipis] yang diiris-iris, taburan tempe kering yang dirajang kecil-kecil dan renyah, kacang tanah goreng, serta sambal dengan rasa manis yang khas, tidak jarang pula disajikan dengan taburan suwiran daging sapi dan siraman kuah kari sapi atau ayam di atasnya<ref name="web3">''[https://nusantaranews.co/hunting-sarapan-nasi-gemuk-kuliner-khas-jambi/// Hunting Sarapan Nasi Gemuk Kuliner Khas Jambi]''. Diakses 2019-03-27</ref>. Pada zaman dahulu, makanan tradisional ini bisa dikonsumsi setelah upacara keagamaan saja. Namun pada jaman sekarang, hidangan ini sudah bisa dikonsumsi kapan saja, tanpa harus ada upacara keagamaan, serta dapat ditemui dengan mudah di kedai-kedai sarapan pinggir jalan di daerah Sumatera Selatan dan Jambi.. Sejak tahun 2012 lalu, makanan tradisional satu ini sudah dicatat oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia\|Warisan Budaya Takbenda]] (WBTB) dengan nomer registrasi [https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2268 2012002268] dan termasuk ke dalam kategori kuliner tradisional.

	== Referensi ==		== Referensi ==