Bono (ombak): Perbedaan antara revisi
→Pranala luar: penambahan kategori |
penambahan cite |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Orphan|date=Oktober 2016}} |
{{Orphan|date=Oktober 2016}} |
||
'''Bono''' adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara [[Sungai Kampar]], [[Kabupaten Pelalawan]], [[Riau|Provinsi Riau]], [[Indonesia]]. Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang. |
'''Bono''' adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara [[Sungai Kampar]], [[Kabupaten Pelalawan]], [[Riau|Provinsi Riau]], [[Indonesia]]. Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang<ref>{{Cite web|url=http://eprints.ums.ac.id/1088/1/_5__B_Yulis-UGM__ok_.pdf|title=Fenomena Gelombang Pasang Bono di Muara Sungai Kampar|last=Yulistiyanto|first=Bambang|date=Januari 2009|website=Universitas Muhammadiyah Surakarta|access-date=6 Juli 2019}}</ref>. |
||
Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut ataupun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin. Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. |
Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut ataupun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin. Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. |
Revisi per 6 Juli 2019 06.28
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang[1].
Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut ataupun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin. Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa.
Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember.
Legenda
Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi di Provinsi Riau yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan di Kabupaten Rokan Hilir. Masyarakat setempat menyebut Bono di Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil.
Menurut kepercayaan warga, gelombang bono yang ada di sungai kampar adalah bono jantan, sementara bono betinanya berada di daerah Sungai Rokan, dekat dengan Kota Bagansiapi-api. Bono di kuala kampar tersebut berjumlah tujuh ekor, dimana bentuknya serupa kuda yang biasa disebut dengan induk Bono. Pada musim pasang mati, bono ini akan pergi ke Sungai Rokan untuk menemui bono betina. Kemudian bersantai menuju ke selat Malaka. Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, bono tidak ditemukan di kedua sungai tersebut. Jika bulan mulai besar, kembalilah bono ketempat masing-masing, lalu main memudiki sungai Kampar dan sungai Rokan. Semakin penuh bulan di langit, semakin gembira bono berpacu memudiki kedua sungai itu.
Muara Sungai Bono yang disebut penduduk sebagai KUALA KAMPAR memiliki ombak Bono yang dapat mencapai ketinggian 6-10 meter terkandung keadaan pada saat kejadian. Menurut cerita Melayu lama berjudul Sentadu Gunung Laut), setiap pendekar Melayu pesisir harus dapat menaklukkan ombak Bono untuk meningkatkan keahlian bertarung mereka. Hal ini dapat masuk akal karena "mengendarai" Bono intinya adalah menjaga keseimbangan badan, di luar masalah mistis.
Dahulu, karena masih ada sifat mistis di lokasi tersebut, maka untuk mengendarai Bono harus dengan upacara "semah" yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh BOMO atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu mendapat keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya. Selain itu ada cerita mistis (mungkin) yang berhubungan dengan gelombang Bono ini yaitu cerita tentang BANJIR DARAH DI MEMPUSUN atau MEMPUSUN BERSIMBAH DARAH dan terbentuknya Kerajaan Pelalawan 1822 Masehi.
Sekarang, masyarakat sekitar Kuala Kampar menganggap Bono sebagai "sahabat alam". Penduduk yang berani akan "mengendarai" Bono dengan sampan mereka tidak dengan menggunakan papan selancar pada umumnya. Mengendarai sampan di atas ombak Bono menjadi suatu kegiatan ketangkasan. Tetapi kegiatan ini memiliki risiko tinggi karena ketika salah mengendarai sampan, maka sampan akan dapat dihempas oleh ombak Bono, tak jarang yang sampannya hancur berkeping-keping.
Ombak Tujuh Hantu
Masyarakat sekitar memiliki cerita-cerita dongeng yang istimewa terkait dengan adanya gelombang bono tersebut. Ada banyak cerita dan kepercayaan dari masyarakat lokal yang menjadikan peristiwa alam yang langka tersebut kian istimewa. Menurut cerita masyarakat Melayu lama, ombak Bono terjadi karena perwujudan 7 (tujuh) hantu yang sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi Kuala Kampar. Ombak besar ini sangat menakutkan bagi masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan upacara semah seperti yang telah disebutkan di atas. Ombak ini sangat mematikan ketika sampan atau kapal berhadapan dengannya. Tak jarang sampan hancur berkeping-keping di hantam ombak tersebut atau hancur karena menghantam tebing sungai. Tak sedikit kapal yang diputar balik dan tenggelam akibanya.
Menurut cerita masyarakat, dahulunya gulungan ombak ini berjumlah 7 (tujuh) ombak besar dari 7 hantu. Ketika pada masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono.
Tujuh Hantu adalah 7 ombak Bono dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6 gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah diketemukan sampai sekarang.
Tinjauan ilmiah
Gelombang Bono atau Ombak Bono atau Bono Wave yang merupakan suatu fenomena alam, secara sederhana dapat disampaikan bahwa terjadinya Ombak Bono adalah pertemuan arus pasang air laut dengan arus sungai dari hulu menuju muara (hilir). Di dalam kajian Lingkungan Mekanika Fluida (Environmental Fluid Mechanics), Bono disebut Tidal bore atau bore/aegir/eagre/eygre. Secara ilmiah, gelombang bono merupakan salah satu peristiwa alam yang cukup langka dan jarang terjadi. Dimana kita akan menyaksikan sebuah gelombang besar yang layaknya terjadi di tengah laut, namun ini terjadi di sebuah sungai air tawar. Gelombang bono terjadi diakibatkan benturan tiga arus air yang berasal dari Selat Melaka, Laut Cina Selatan dan aliran air Sungai Kampar. Akibat benturan ini, menjadikan gelombang air di muara sungai Kampar bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dengan ditandai sebelumnya dengan suara gemuruh yang hebat. Ini merupakan fenomena ilmiah yang akan dipercayai oleh kaum intelektual saja.
Penyebab Terjadinya Ombak Bono
Ombak Bono atau kadang biasa juga disebut Gelombang Bono (Bono Wave) terjadi ketika saat terjadinya pasang (pasang naik) yang terjadi di laut memasuki Sungai Kampar. Kecepatan air Sungai Kampar menuju arah laut berbenturan dengan arus air laut yang memasuki Sungai Kampar. Benturan kedua arus itulah yang menyebabkan gelombang atau ombak tersebut. Bono akan terjadi hanya ketika air laut pasang. Dan akan menjadi lebih besar lagi jika pada saat air laut mengalami pasang besar (bulan besar) diiringi hujan deras di hulu Sungai Kampar. Derasnya arus sungai akibat hujan akan berbenturan dengan derasnya pasang air laut yang masuk ke Kuala Kampar.
Faktor Penyebab Timbulnya Ombak Bono:
- Aliran air sungai menuju muara
- Hujan
- Air pasang
- Posisi bulan
- Tinggi rendah kedalaman air
- Lingkungan hutan sekitas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Jadwal Terjadinya Ombak Bono 2013-2014-2015
Bono biasanya terjadi pada setiap tanggal 13-18 (tengah) bulan dalam penghitungan kalender Hijriyah (penduduk menyebutnya bulan Melayu dan tahun Arab). Penduduk menyebutnya sebagai "Bulan Besar" atau "Bulan Purnama". Biasanya gelombang Bono atau Ombak Bono yang besar terjadi pada tanggal 13-16 bulan Melayu tahun Arab tersebut. Ombak yang terjadi biasanya akan berwarna putih dan coklat mengikut warna air Kuala Kampar. Selain itu, Bono juga terjadi pada setiap "bulan mati" yaitu akhir bulan dan awal bulan (tanggal 1) Tahun Arab/Hijriyah.
Untuk Jadwal Bono tahun 2013-2014-2015 ini diperkirakan besar pada:
Jadwal Ombak Bono Sungai Kampar 2013
- 11 – 13 Januari 2013 (M)
- 27 – 30 Januari 2013 (P)
- 10 – 12 Februari 2013 (M)
- 26 – 28 Februari 2013 (P)
- 11 – 13 Maret 2013 (M)
- 27 – 30 Maret 2013 (P)
- 10 – 12 April 2013 (M)
- 26 – 28 April 2013 (P)
- 09 – 11 Mei 2013 (M)
- 25 – 27 Mei 2013 (P)
- 08 – 10 Juni 2013 (M)
- 24 – 26 Juni 2013 (P)
- 07 – 10 Juli 2013 (M)
- 23 – 25 Juli 2013 (P)
- 06 – 08 Agustus 2013 (M)
- 21 – 23 Agustus 2013 (P)
- 05 – 07 September 2013 (M)
- 19 – 21 September 2013 (P)
- 04 – 06 Oktober 2013 (M)
- 18 – 20 Oktober 2013 (P) (B)
- 03 – 05 November 2013 (M) (B)
- 17 – 19 November 2013 (P) (B)
- 02 – 04 Desember 2013 (M) (B)
- 17 – 19 Desember 2013 (P) (B)
Jadwal Ombak Bono Sungai Kampar Awal Tahun 2014
- 01 – 03 Januari 2014 (M) (B) – Bertepatan dengan Tahun Baru 2014
- 16 – 18 Januari 2014 (P) (B)
- 01 - 02 Februari 2014 (M)
- 13 - 15 Februari 2014 (P)
- 01 - 03 Maret 2014 (M)
- 13 - 15 Maret 2014 (P)
- 30 Maret - 1 April 2014 (M)
- 13 - 15 April 2014 (P)
Jadwal Ombak Bono Sungai Kampar Akhir Tahun 2014
- 22 - 24 OktobeR 2014 (M) (B)
- 04 - 07 NovembeR 2014 (P) (B)
- 22 - 24 NovemBer 2014 (M) (B)
- 05 - 07 Desember 2014 (P) (B)
- 21 - 23 Desember 2014 (M) (B)
Jadwal Ombak Bono Sungai Kampar Awal Tahun 2015
- 02 - 05 Januari 2015 (P) (B) Tidak bertepatan dengan Tahun Baru 2015
Lokasi
Desa Teluk Meranti terletak di posisi 0.08.39,29 lintang Utara dan 102.33.48,50 bujur timur. Ombak Bono Sungai Kampar biasanya akan membesar dan bisa dijadikan untuk kegiatan berselancar di lokasi sekitar Pulau Muda, ataupun di Muara Sungai Serkap menuju ke Desa Teluk Meranti.
Cara Menuju Lokasi
Untuk menuju Lokasi Bono Sungai Kampar saat ini masih susah-susah mudah karena untuk mendapatkan kendaraan umum belum banyak tersedia, sehingga perlu menyewa mobil rental yang ada di Pangkalan Kerinci.
Lokasi Bono Sungai Kampar ini dari Pekanbaru dapat dicapai dengan 2 cara:
Jalan darat Pekanbaru - Pangkalan Kerinci - belok kiri di Simpang Bunut - masuk ke jalan poros Bono - Desa Teluk Meranti
Jalan Air Kendaraan darat dari Pekanbaru - Pangkalan Kerinci - dari Jembatan Pangkalan Kerinci dilanjutkan dengan menggunakan speed boat ke Desa Teluk Meranti ataupun Desa Pulau Muda.
Wisata
Bagi penyuka fotografi, dapat memotret bangunan rumah panggung yang sangat khas melayu dan pemandangan alam yang masih sangat indah dan alami. Selain itu, dapat juga memancing sambil menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan. Bercengkerama dengan penduduk lokal pun bisa menjadi sebuah hal menarik yang bisa dilakukan. Melihat dan menyaksikan aktivitas para nelayan, khususnya pada pagi hari menjadi sebuah pengalaman yang sangat humanis dan tak terlupakan. Jangan lupa untuk menyaksikan pagelaran seni yang biasanya digelar di gedung serbaguna yang ada di sana. Masyarakat dan penduduk lokal memang terkenal sangat ramah. Menikmati aneka pertunjukan seni seperti permainan pencak silat dan permainan alat musik seperti gendang dan kompang akan menjadi sarana untuk melepas kepenatan.
Penginapan Hotel/Wisma/Losmen
Ada beragam pilihan penginapan di Pangkalan Kerinci mulai dari wisma seperti Wisma Dinda dan Wisma Intan Bersaudara, hingga hotel kelas melati seperti Hotel Fanbinari dan Hotel Dikaraya Pratama serta bintang tiga seperti Hotel Unigraha.
Di Desa Teluk Meranti juga terdapat Wisma untuk menginap. Umumnya jika tamu tidak tertampung di wisma tersebut, biasanya pengelola akan menyarankan serta menunjukkan beberapa rumah penduduk untuk tempat menginap yang juga dapat menyediakan makanan dan minuman.
Warung atau kedai atau toko kelontong yang menyediakan perlengkapan mandi maupun makanan ringan serta rumah makan juga terdapat di Desa Teluk Meranti.
Pranala luar
- Fenomena Gelombang Pasang Bono di Muara Sungai Kampar
- http://bappeda.pekanbaru.go.id/artikel/17/ombak-bono-sungai-kampar/page/1/
- http://www.bonokampar.com/
- http://www.attayaya.net/search/label/Ombak%20Bono%20Kampar
- https://www.bertuah.or.id/2016/10/ombak-terpanjang-untuk-berselancar-di.html
- http://www.riaumagz.com/2017/07/peta-wisata-riau-riau-tourism-map.html
- https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79710
- https://www.researchgate.net/publication/327097605_Mitos_dan_Bencana_Ombak_Bono
- http://repository.uin-suska.ac.id/4769/3/BAB%20I.pdf
- https://www.academia.edu/36295077/Proposal_wisata_bono
- http://www.riaudailyphoto.com/2013/05/tinjauan-ilmiah-terjadinya-ombak-bono.html
- http://www.sagangonline.com/baca/Artikel/129/penyebab-dan-waktu-terjadinya-ombak-bono-
- ^ Yulistiyanto, Bambang (Januari 2009). "Fenomena Gelombang Pasang Bono di Muara Sungai Kampar" (PDF). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses tanggal 6 Juli 2019.