Isbedy Stiawan ZS: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Suntingan 202.73.239.22 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Jagawana |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{rapikan}} |
|||
Isbedy Stiawan ZS, lahir di [[Tanjungkarang]] [[5 Juni]] [[1958]], dan hingga kini masih menetap di Tanjungkarang (Bandar Lampung). Menulis puisi, cerpen, dan esai yang dipublikasikan di pelbagai media massa lokal dan nasional: ''Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Horison, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Riau Pos, Radar Lampung, Lampung Post'', dan lain-lain. |
'''Isbedy Stiawan ZS''', lahir di [[Tanjungkarang]] [[5 Juni]] [[1958]], dan hingga kini masih menetap di Tanjungkarang (Bandar Lampung). Menulis puisi, cerpen, dan esai yang dipublikasikan di pelbagai media massa lokal dan nasional: ''Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Horison, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Riau Pos, Radar Lampung, Lampung Post'', dan lain-lain. |
||
Sejumlah karyanya masuk dalam buku ''Seandainya Kau Jadi Ikan, Hanya untuk Satu Nama, Dawai Kembali Berdenting, Perempuan Sunyi, Selembut Angin Setajam Ranting, Bulan Rebah di Meja Diggers'' dan lain-lain (kumpulan cerpeb), ''Aku Tandai Tahi Lalatmu, Menampar Angin, Kota Cahaya, Salamku pada Malam, Laut Akhir, Lelaki yang Membawa Matahari, Setiap Baris Hujan'' dan lain-lain (kumpulan puisi). |
Sejumlah karyanya masuk dalam buku ''Seandainya Kau Jadi Ikan, Hanya untuk Satu Nama, Dawai Kembali Berdenting, Perempuan Sunyi, Selembut Angin Setajam Ranting, Bulan Rebah di Meja Diggers'' dan lain-lain (kumpulan cerpeb), ''Aku Tandai Tahi Lalatmu, Menampar Angin, Kota Cahaya, Salamku pada Malam, Laut Akhir, Lelaki yang Membawa Matahari, Setiap Baris Hujan'' dan lain-lain (kumpulan puisi). |
Revisi per 23 Juli 2008 04.12
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Isbedy Stiawan ZS, lahir di Tanjungkarang 5 Juni 1958, dan hingga kini masih menetap di Tanjungkarang (Bandar Lampung). Menulis puisi, cerpen, dan esai yang dipublikasikan di pelbagai media massa lokal dan nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Horison, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Riau Pos, Radar Lampung, Lampung Post, dan lain-lain.
Sejumlah karyanya masuk dalam buku Seandainya Kau Jadi Ikan, Hanya untuk Satu Nama, Dawai Kembali Berdenting, Perempuan Sunyi, Selembut Angin Setajam Ranting, Bulan Rebah di Meja Diggers dan lain-lain (kumpulan cerpeb), Aku Tandai Tahi Lalatmu, Menampar Angin, Kota Cahaya, Salamku pada Malam, Laut Akhir, Lelaki yang Membawa Matahari, Setiap Baris Hujan dan lain-lain (kumpulan puisi).
Pernah diundang mengikuti berbagai kegiatan sastra di berbagai kota di Tanah Air, Malaysia, Thailand: Pertemuan Sastrawan Nusantara di Johor Bahru dan Kedah (Malaysia), Dialog Utara di Thailand, Utan Kayu Literary Festival, Ubud Writers and Readers International Festival, dan lain-lain.
Kini, selain mengabdi di Dewan Kesenian Lampung sebagai Ketua Bidang Teater dan Sastra, Isbedy termasuk salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung dan menjabat sekretaris periode ke dua.