Sunarto (seniman): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Sunarto''' adalah seniman Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Dilahirkan dalam lingkungan kriyawan kulit tradisional, Sunarto tumbuh menjadi pecinta wayang kulit secara alami. Ia memang generasi kedua ahli tatah sungging wayang Yogyakarta. Sedari kecil Sunarto telah hidup bersanding wayang. |
'''Sunarto''' adalah seniman Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Dilahirkan dalam lingkungan kriyawan kulit tradisional, Sunarto tumbuh menjadi pecinta wayang kulit secara alami. Ia memang generasi kedua ahli tatah sungging wayang Yogyakarta. Sedari kecil Sunarto telah hidup bersanding wayang.<ref>{{Cite book|title=Almanak Seni Rupa|last=M. Dahlan|first=Muhidin|publisher=Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2012|isbn=|location=Jakarta|pages=512|url-status=live}}</ref> |
||
Sejak usia 10 tahun, ia memang dekat dengan dunia wayang. Ia dilatih menggambar, menatah, dan menyungging wayang kulit oleh ayahnya Ki Walidjo Pudjoatmosukarto, empu sekaligus maestro wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. |
Sejak usia 10 tahun, ia memang dekat dengan dunia wayang. Ia dilatih menggambar, menatah, dan menyungging wayang kulit oleh ayahnya Ki Walidjo Pudjoatmosukarto, empu sekaligus maestro wayang kulit purwa gaya Yogyakarta. |
Revisi per 17 Oktober 2019 04.29
Sunarto adalah seniman Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Dilahirkan dalam lingkungan kriyawan kulit tradisional, Sunarto tumbuh menjadi pecinta wayang kulit secara alami. Ia memang generasi kedua ahli tatah sungging wayang Yogyakarta. Sedari kecil Sunarto telah hidup bersanding wayang.[1]
Sejak usia 10 tahun, ia memang dekat dengan dunia wayang. Ia dilatih menggambar, menatah, dan menyungging wayang kulit oleh ayahnya Ki Walidjo Pudjoatmosukarto, empu sekaligus maestro wayang kulit purwa gaya Yogyakarta.
Pendidikan formal seni diperolehnya dengan masuk di SSRI (SMSR) di Yogyakarta yang merampungkannya pada 1977, kemudian mask STSRI "ASRI" Yogyakarta dan lulus tahun 1984. Selama bersekolah di SMSR itu, ia bekerja di toko kerajinan milik Mulyo Suhardjo, di Tamansari Yogyakarta. Di situ, ia jadi tukang tatah dan sungging.
Sunarto merupakansatu-satunya orang di desa-nya yang berhasil lulus sarjana, yang diraihnya karena kesungguhannya dalam menggeluti wayang kulit. Pada 1988, Sunarto menempuh pendidikan S2 di UGM Yogyakarta, di jurusan Ilmu-Ilmu Humaniora. Dan sekira 2007 melanjutkan studi S3 UGM pada Sni Pertunjukan dan Seni Rupa. Karena pendidikan dan kemampuannya, ISI Yogyakarta kemudian mengangkatnya sebagai tenaga pengajar tetap di Jurusan Kriya FSR sejak tahun 1985.
- ^ M. Dahlan, Muhidin (2012). Almanak Seni Rupa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 512.