Eko Agus Prawoto: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
Eko Agus Prawoto adalah seseorang arsitektur Indonesia. Dia awalnya merupakan mahasiswa Jurusan Arsitektur UGM angkatan 1977. Pada tahun 1985, dia mengawali karirnya sebagai dosen dengan merintis pendirian Jurusan Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta hingga sekarang ini. Lalu melanjutkan program S2-nya di The Berlage Institute Amsterdam yang rampung pada tahun 1993. Dalam karyanya Eko selalu menonjolkan lokalitas Nusantara yang memihak kemanusiaan dan hunianan hijau. Lokalitas Nusantara yang dimaksudkan adalah penggunaan bahan-bahan bangunan dari daerah atau lokal serta menselaraskan dengan alam Indonesia.Baginya, dunia arsitektur itu mesti kontekstual. Sekarang ini banyak orang membutuhkan pekerjaan. Oleh karna itu, dalam satu proses pembangunan rumah, misalnya, sebanyak-banyaknya budget digunakan untuk upah. Itulah sebabnya Eko lebih senang menggunakan bahan-bahan yang bersifat alami, seperti kayu, bambu, batu alam, maupun recycle elements berupa batu bata bekas, pecahan kramik bekas, hingga kusen dan daun pintu jendela bekas pula. <ref>{{Cite book|title=Almanak Seni Rupa|last=Muhidin|first=M. Dahlan|publisher=Seni Rupa Indonesia|year=2012|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref> |
'''Eko Agus Prawoto''' adalah seseorang arsitektur Indonesia. Dia awalnya merupakan mahasiswa Jurusan Arsitektur UGM angkatan 1977. Pada tahun 1985, dia mengawali karirnya sebagai dosen dengan merintis pendirian Jurusan Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta hingga sekarang ini. Lalu melanjutkan program S2-nya di The Berlage Institute Amsterdam yang rampung pada tahun 1993. Dalam karyanya Eko selalu menonjolkan lokalitas Nusantara yang memihak kemanusiaan dan hunianan hijau. Lokalitas Nusantara yang dimaksudkan adalah penggunaan bahan-bahan bangunan dari daerah atau lokal serta menselaraskan dengan alam Indonesia.Baginya, dunia arsitektur itu mesti kontekstual. Sekarang ini banyak orang membutuhkan pekerjaan. Oleh karna itu, dalam satu proses pembangunan rumah, misalnya, sebanyak-banyaknya budget digunakan untuk upah. Itulah sebabnya Eko lebih senang menggunakan bahan-bahan yang bersifat alami, seperti kayu, bambu, batu alam, maupun recycle elements berupa batu bata bekas, pecahan kramik bekas, hingga kusen dan daun pintu jendela bekas pula. <ref>{{Cite book|title=Almanak Seni Rupa|last=Muhidin|first=M. Dahlan|publisher=Seni Rupa Indonesia|year=2012|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref> |
||
==Referensi== |
|||
{{reflist}} |
Revisi per 17 Oktober 2019 04.36
Eko Agus Prawoto adalah seseorang arsitektur Indonesia. Dia awalnya merupakan mahasiswa Jurusan Arsitektur UGM angkatan 1977. Pada tahun 1985, dia mengawali karirnya sebagai dosen dengan merintis pendirian Jurusan Arsitektur di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta hingga sekarang ini. Lalu melanjutkan program S2-nya di The Berlage Institute Amsterdam yang rampung pada tahun 1993. Dalam karyanya Eko selalu menonjolkan lokalitas Nusantara yang memihak kemanusiaan dan hunianan hijau. Lokalitas Nusantara yang dimaksudkan adalah penggunaan bahan-bahan bangunan dari daerah atau lokal serta menselaraskan dengan alam Indonesia.Baginya, dunia arsitektur itu mesti kontekstual. Sekarang ini banyak orang membutuhkan pekerjaan. Oleh karna itu, dalam satu proses pembangunan rumah, misalnya, sebanyak-banyaknya budget digunakan untuk upah. Itulah sebabnya Eko lebih senang menggunakan bahan-bahan yang bersifat alami, seperti kayu, bambu, batu alam, maupun recycle elements berupa batu bata bekas, pecahan kramik bekas, hingga kusen dan daun pintu jendela bekas pula. [1]
Referensi
- ^ Muhidin, M. Dahlan (2012). Almanak Seni Rupa. Jakarta: Seni Rupa Indonesia.