Lompat ke isi

Alih teknologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lenitasubari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Lenitasubari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:


pendidikan teknologi yang melandasi pengalihan teknologi itu tidak mungkin hanya dilakukan dengan membekali manusianya dengan keterampilan teknik. perasaan terikat dengan manfaat teknologi baru dengan sikap keterbuka, reseptif atas hal-hal baru serta kreativitas dalam mencari alternatif bagi pengguna peralatan secara optimal.
pendidikan teknologi yang melandasi pengalihan teknologi itu tidak mungkin hanya dilakukan dengan membekali manusianya dengan keterampilan teknik. perasaan terikat dengan manfaat teknologi baru dengan sikap keterbuka, reseptif atas hal-hal baru serta kreativitas dalam mencari alternatif bagi pengguna peralatan secara optimal.

'''Referensi'''

Revisi per 17 Oktober 2019 07.14

Alih Teknologi adalah suatu proses mengajar-belajar suatu proses penyerahan piranti keras, piranti lemah dan proses pelimpahan keterampilan dari pihak yang menyerahkan pada pihak penerima. dalam praktiknya terdapat berbagai aspek alih teknologi, (1) adaptasi produk dan prosesnya dalam lingkungan setempat; (2) beli atau sewa atau beli secara cicilan piranti keras, lemah atau pelatihan keterampilan; (3) pengembangan fasilitas dan pengembangan setempat; (4) pengoprasian latihan karyawan enerima teknologi.[1]

pihak pengajar dalam hal ini yang menyerah kan teknologi dan murid yang menerima pengalihan itu mempunyai latar belakang dan pandangan hidup berbeda. alih teknologi mengikuti lima tahapan, yaitu (1) bagaimana pengoprasiannya; (2) memantapkan prosedur dan keterampilan memelihara; (3) memperoleh keterampilan memperbaiki atau mengadakan reparasi;(4) menentukan teknologi dasar untuk mendesain secara mandiri (5) memantapkan pengembangan mandiri dalam teknologi skala penuh.

pendidikan teknologi yang melandasi pengalihan teknologi itu tidak mungkin hanya dilakukan dengan membekali manusianya dengan keterampilan teknik. perasaan terikat dengan manfaat teknologi baru dengan sikap keterbuka, reseptif atas hal-hal baru serta kreativitas dalam mencari alternatif bagi pengguna peralatan secara optimal.

Referensi

  1. ^ Lumbatoruan, Magdalena; Suwartoyo, B (1992). Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis & Manajemen. Jakarta: cipta adi pustaka. hlm. 12.