Lompat ke isi

Wadian dadas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Babang noor (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Babang noor (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Wadian Dadas,''' yaitu pekerjaan wadian yang khusus dilakukan untuk pengobatan orang sakit. Wadian ini dilakukan oleh Wadian Perempuan, juga dikenal sebagai Wadian Dusun, bahkan dipandang juga sebagai Wadian Hakei (Balian Islam), Suku Dayak masyarakata [[Kalimantan Tengah]].<ref>{{Cite web|url=https://rudiannoor.wordpress.com/2010/08/19/wadian-budaya-khas-dayak-das-barito-kalimantan-tengah/|title=WADIAN, Budaya Khas Dayak DAS Barito, Kalimantan Tengah|date=2010-08-19|language=id-ID|access-date=2019-10-26}}</ref> '''Wadian Dadas''' mengandung unsur nilai-nilai religi dalam bentuk Ritual Pengobatan [[Tradisional]].
'''Wadian Dadas,''' yaitu pekerjaan wadian yang khusus dilakukan untuk pengobatan orang sakit. Wadian ini dilakukan oleh Wadian Perempuan, juga dikenal sebagai Wadian Dusun, bahkan dipandang juga sebagai Wadian Hakei (Balian Islam), Suku Dayak masyarakata [[Kalimantan Tengah]].<ref>{{Cite web|url=https://rudiannoor.wordpress.com/2010/08/19/wadian-budaya-khas-dayak-das-barito-kalimantan-tengah/|title=WADIAN, Budaya Khas Dayak DAS Barito, Kalimantan Tengah|date=2010-08-19|language=id-ID|access-date=2019-10-26}}</ref> '''Wadian Dadas''' mengandung unsur nilai-nilai religi dalam bentuk Ritual Pengobatan [[Tradisional]].


Wadian Dadas juga berfungsi sebagai Budaya dan Sosial kemasyarakatan, Selain daripada untuk [[Budaya Indonesia|Budaya]] dan [[Sosial|Sosisal]] kemasyarakatan, '''Wadian Dadas''' juga biasa ditampilkan untuk memeriahkan suasana pesta adat yang penuh kegembiraan dan ucapan syukur. Selain itu berfungsi pula sebagai pertunjukan kesenian (media hiburan tradisonal), karena mengandung unsur nilai-nilai dalam bentuk mantera doa berbahasa sastra klasik [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]] (pangunraun), [[musik]] (irama gong, gendang dan kenong), nyanyian/kidung doa, tari (berpola gerak  ilustrasi burung elang terbang di alam bebas dan ular berbisa), [[Seni lukis Nepal|seni lukis]] (wajah dan badan khas [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]]); pakaian (bahan kain dan pucuk  daun kelapa), dan sasajen.


Wadian Dadas juga digunakan untuk [[Pengobatan tradisional|Pengobatan Tradisional,]] dan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi warga masyarakat. Maksud dan tujuan ritual '''Wadian Dadas''' adalah untuk upaya penyembuhan penyakit yang sedang dialami oleh manusia, bertujuan menyelamatkan manusia dari ancaman penyakit nonmedis.<ref>{{Cite book|title=Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017|last=|first=|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|year=2017|isbn=|location=Jakarta|pages=197|url-status=live}}</ref>
Wadian Dadas juga digunakan untuk [[Pengobatan tradisional|Pengobatan Tradisional,]] dan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi warga masyarakat. Maksud dan tujuan ritual '''Wadian Dadas''' adalah untuk upaya penyembuhan penyakit yang sedang dialami oleh manusia, bertujuan menyelamatkan manusia dari ancaman penyakit nonmedis.<ref>{{Cite book|title=Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017|last=|first=|publisher=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|year=2017|isbn=|location=Jakarta|pages=197|url-status=live}}</ref>
Baris 7: Baris 6:
= Sejarah =
= Sejarah =
'''Wadian Dadas''' pertama kali diturunkan secara ilham atau wahyu dari Roh Leluhur Pelindung [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]] (Hiyang Piumung) kepada seorang tokoh wanita [[Suku Dayak Maanyan]] bernama Ineh Payun Gunting di Tanah [[Nansarunai]] di wilayah kawasan tepian [[sungai Barito]]. Kemudian berproses secara alamiah dan turun temurun dilakukan oleh para penganut makna sampai saat ini.<ref>{{Cite book|title=Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017|last=|first=|publisher=|year=2017|isbn=|location=jakarta|pages=197|url-status=live}}</ref>
'''Wadian Dadas''' pertama kali diturunkan secara ilham atau wahyu dari Roh Leluhur Pelindung [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]] (Hiyang Piumung) kepada seorang tokoh wanita [[Suku Dayak Maanyan]] bernama Ineh Payun Gunting di Tanah [[Nansarunai]] di wilayah kawasan tepian [[sungai Barito]]. Kemudian berproses secara alamiah dan turun temurun dilakukan oleh para penganut makna sampai saat ini.<ref>{{Cite book|title=Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017|last=|first=|publisher=|year=2017|isbn=|location=jakarta|pages=197|url-status=live}}</ref>

= Fungsi =
Wadian Dadas berfungsi sebagai Budaya dan Sosial kemasyarakatan, Selain daripada untuk [[Budaya Indonesia|Budaya]] dan [[Sosial|Sosisal]] kemasyarakatan, '''Wadian Dadas''' juga biasa ditampilkan untuk memeriahkan suasana pesta adat yang penuh kegembiraan dan ucapan syukur. Selain itu berfungsi pula sebagai pertunjukan kesenian (media hiburan tradisonal), karena mengandung unsur nilai-nilai dalam bentuk mantera doa berbahasa sastra klasik [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]] (pangunraun), [[musik]] (irama gong, gendang dan kenong), nyanyian/kidung doa, tari (berpola gerak  ilustrasi burung elang terbang di alam bebas dan ular berbisa), [[Seni lukis Nepal|seni lukis]] (wajah dan badan khas [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]]); pakaian (bahan kain dan pucuk  daun kelapa), dan sasajen.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 26 Oktober 2019 08.39

Wadian Dadas, yaitu pekerjaan wadian yang khusus dilakukan untuk pengobatan orang sakit. Wadian ini dilakukan oleh Wadian Perempuan, juga dikenal sebagai Wadian Dusun, bahkan dipandang juga sebagai Wadian Hakei (Balian Islam), Suku Dayak masyarakata Kalimantan Tengah.[1] Wadian Dadas mengandung unsur nilai-nilai religi dalam bentuk Ritual Pengobatan Tradisional.


Wadian Dadas juga digunakan untuk Pengobatan Tradisional, dan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi warga masyarakat. Maksud dan tujuan ritual Wadian Dadas adalah untuk upaya penyembuhan penyakit yang sedang dialami oleh manusia, bertujuan menyelamatkan manusia dari ancaman penyakit nonmedis.[2]

Sejarah

Wadian Dadas pertama kali diturunkan secara ilham atau wahyu dari Roh Leluhur Pelindung Dayak Maanyan (Hiyang Piumung) kepada seorang tokoh wanita Suku Dayak Maanyan bernama Ineh Payun Gunting di Tanah Nansarunai di wilayah kawasan tepian sungai Barito. Kemudian berproses secara alamiah dan turun temurun dilakukan oleh para penganut makna sampai saat ini.[3]

Fungsi

Wadian Dadas berfungsi sebagai Budaya dan Sosial kemasyarakatan, Selain daripada untuk Budaya dan Sosisal kemasyarakatan, Wadian Dadas juga biasa ditampilkan untuk memeriahkan suasana pesta adat yang penuh kegembiraan dan ucapan syukur. Selain itu berfungsi pula sebagai pertunjukan kesenian (media hiburan tradisonal), karena mengandung unsur nilai-nilai dalam bentuk mantera doa berbahasa sastra klasik Dayak Maanyan (pangunraun), musik (irama gong, gendang dan kenong), nyanyian/kidung doa, tari (berpola gerak  ilustrasi burung elang terbang di alam bebas dan ular berbisa), seni lukis (wajah dan badan khas Dayak Maanyan); pakaian (bahan kain dan pucuk  daun kelapa), dan sasajen.

Referensi

  1. ^ "WADIAN, Budaya Khas Dayak DAS Barito, Kalimantan Tengah". 2010-08-19. Diakses tanggal 2019-10-26. 
  2. ^ Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. 2017. hlm. 197. 
  3. ^ Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. jakarta. 2017. hlm. 197.