Lompat ke isi

Kelenteng Xian Ma: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Cagar Budaya menggunakan HotCat
k Menambah Kategori:Klenteng di Indonesia menggunakan HotCat
Baris 16: Baris 16:


[[Kategori:Cagar Budaya]]
[[Kategori:Cagar Budaya]]
[[Kategori:Klenteng di Indonesia]]

Revisi per 20 Desember 2019 20.31

Klenteng Xiang Ma adalah salah satu klenteng yang terletak di Kota Makassar. Klenteng Xiang Ma merupakan salah satu klenteng tertua di Kota Makassar. Klenteng ini merupakan tempat peribadatan bagi masyarakat di Kawasan Pecinan Makassar yang beragama Konghucu dan Buddha. Rumah peribadatan ini berada di Jalan Sulawesi yang letaknya di bagian Utara dari Klenteng Kwan Kong. Klenteng tersebut lebih dikenal dengan nama Klenteng Xiang Ma atau Vihara Istana Naga Sakti. Pada awalnya bangunan tersebut hanya terbuat dari kayu dan bambu serta beratapkan daun nipah. Pada tahun 1860, Klenteng dirombak menjadi bangunan permanen dari batu bata, dengan denah simetris yang terdiri dari gapura, unit sentral, ruang sembahyang dengan sayap di kiri kanan. Untuk sayap kiri atau ruang sebelah utara telah dipugar menjadi bangunan bertingkat untuk tangga dan gang, sedang sayap kanan tidak ada lagi. Pada gapura terdapat patung anjing, unit sentral ditempatkan patung Dewi Xiang Ma di atas altar, di ruang belakang terdapat patung Buddha. Sebagai bangunan dengan arsitektur Cina maka Klenteng Xiang Ma dipenuhi hiasan berupa molding dan patung-patung naga dikombinasi elemen dekoratif pada susunan balok-balok, kolom, konsol yang bertumpuk ke atas makin lebar menghasilkan perpaduan yang sangat harmonis. Kondisi fisik bangunan sangat terawat dengan pengelola atau pemilik adalah Yayasan Vihara Naga Sakti.[1]

Dalam Tabel Karakteristik Bangunan Cagar Budaya Kota Makassar[2], klenteng Xiang Ma memiliki kriteria berikut:

  1. Umur bangunan tergolong kuno dan ditetapkan sebagai cagar budaya
  2. Mewakili estetika dan periodisasi terhadap gaya dan langgam bangunan pada masanya
  3. Dilestarikan tetapi tidak mewakili kelas atau jenis khusus bangunan yang cukup berperan
  4. Menggunakan salah satu gaya arsitektur yang tidak langka
  5. Memiliiki peran terhadap nilai sejarah lokal
  6. Sebagian bangunan mengalami perubahan dan cenderung tidak berbeda dengan bangunan asli
  7. Arsitektur mewakili salah satu corak kebudayaan Cina
  8. Kuat sebagai landmark kawasan

Referensi

  1. ^ Natsir, Mohammad, dkk (2013). Bangunan Bersejarah di Kota Makassar. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 43. 
  2. ^ Satriani dkk. 2016. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016. Kebijakan Pelestarian Bangunan Cagar Budaya sebagai Identitas Kota Makassar. hlm. 24.