Lompat ke isi

Pink slime: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
pembuka, Kontroversi
RXerself (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
'''''Pink slime''''' adalah produk sampingan dari produksi daging yang digunakan sebagai bahan aditif dalam produk-produk olahan daging. ''Pink slime'' terbuat dari daging-daging yang menempel pada lemak yang ikut terbuang pada saat pemotongan daging.<ref>{{Cite web|url=https://www.livescience.com/33786-pink-slime.html|title=What is Pink Slime?|date=2012-03-22|website=LiveScience|access-date=2020-01-05}}</ref> ''Pink slime'' disebut pula ''lean finely textured beef'' [LFTB], "daging sapi halus rendah lemak", ''finely textured beef'', "daging sapi halus", atau ''boneless lean beef trimmings''.<ref>{{Cite web|url=https://www.businessinsider.sg/pink-slime-case-settlement-2017-6/|title=The $5.7 billion ‘pink slime’ lawsuit against ABC was settled, leaving the beef company feeling ‘vindicated’|last=Taylor|first=K.|date=2017-06-28|website=Business Insider Singapore|access-date=2020-01-21}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.kansascity.com/news/business/article471333/Derided-beef-product-once-referred-to-as-'pink-slime'-making-a-comeback.html|title=Derided beef product once referred to as ‘pink slime’ making a comeback|last=Cooper|first=B.|date=2014-06-03|work=The Kansas City Star|access-date=2020-01-21}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://slate.com/news-and-politics/2012/10/history-of-pink-slime-how-partially-defatted-chopped-beef-got-rebranded-again-and-again-and-again.html|title=The Branding—and Rebranding, and Re-Rebranding—of Pink Slime|last=Engber|first=D.|date=2012-10-25|website=Slate Magazine|access-date=2020-01-21}}</ref> Pada tahun 2012, kantor berita [[ABC News]] meliput mengenai produk daging ini. Liputan tersebut menuai kontroversi dengan beberapa produsen daging sapi di Amerika Serikat menganggap bahwa ABC menampilkan citra buruk bagi produk tersebut sementara sebagian masyarakat menolak pencampuran ''pink slime'' ke dalam produk daging yang mereka konsumsi.<ref>{{Cite news|url=https://www.cbsnews.com/news/disney-pink-slime-lawsuit-settled-for-177-million-abc-news/|title=Disney "pink slime" lawsuit settled for whopping $177 million|last=Berr|first=J.|date=2017-08-10|website=CBS News|access-date=2020-01-21}}</ref>
'''''Pink slime''''' adalah produk sampingan dari produksi daging yang digunakan sebagai bahan aditif dalam produk-produk olahan daging. ''Pink slime'' terbuat dari daging-daging yang menempel pada lemak yang ikut terbuang pada saat pemotongan daging.<ref>{{Cite web|url=https://www.livescience.com/33786-pink-slime.html|title=What is Pink Slime?|date=2012-03-22|website=LiveScience|access-date=2020-01-05}}</ref> ''Pink slime'' disebut pula ''lean finely textured beef'' [LFTB], "daging sapi halus rendah lemak", ''finely textured beef'', "daging sapi halus", atau ''boneless lean beef trimmings''.<ref name="BISG">{{Cite web|url=https://www.businessinsider.sg/pink-slime-case-settlement-2017-6/|title=The $5.7 billion ‘pink slime’ lawsuit against ABC was settled, leaving the beef company feeling ‘vindicated’|last=Taylor|first=K.|date=2017-06-28|website=Business Insider Singapore|access-date=2020-01-21}}</ref><ref name="KC">{{Cite news|url=https://www.kansascity.com/news/business/article471333/Derided-beef-product-once-referred-to-as-'pink-slime'-making-a-comeback.html|title=Derided beef product once referred to as ‘pink slime’ making a comeback|last=Cooper|first=B.|date=2014-06-03|work=The Kansas City Star|access-date=2020-01-21}}</ref><ref name="slate">{{Cite web|url=https://slate.com/news-and-politics/2012/10/history-of-pink-slime-how-partially-defatted-chopped-beef-got-rebranded-again-and-again-and-again.html|title=The Branding—and Rebranding, and Re-Rebranding—of Pink Slime|last=Engber|first=D.|date=2012-10-25|website=Slate Magazine|access-date=2020-01-21}}</ref> Pada tahun 2012, kantor berita [[ABC News]] membuat liputan mengenai produk daging ini. Liputan tersebut menuai kontroversi dengan beberapa produsen daging sapi di Amerika Serikat menganggap bahwa ABC menampilkan citra buruk bagi produk mereka sementara sebagian masyarakat menolak pencampuran ''pink slime'' ke dalam produk daging yang mereka konsumsi.<ref name="cbs 177">{{Cite news|url=https://www.cbsnews.com/news/disney-pink-slime-lawsuit-settled-for-177-million-abc-news/|title=Disney "pink slime" lawsuit settled for whopping $177 million|last=Berr|first=J.|date=2017-08-10|website=CBS News|access-date=2020-01-21}}</ref>

== Nama ==
''Pink slime'' ([[bahasa Inggris]] untuk "lumpur/bubur merah muda") dicetuskan oleh [[mikrobiolog]] Amerika Serikat, Gerald Zirnstein. Zirnstein pada tahun 2002 bekerja sebagai ilmuwan di [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat]] (USDA) dan menangani penelitian pemerintah mengenai aktivitas produksi daging sapi giling. Zirnstein menggunakan istilah tersebut untuk menyebut bahan aditif dari daging-daging sisa yang kemudian dimasukkan ke produk daging giling. Ia awalnya hanya menggunakan istilah ini di dalam komunikasi surat elektronik lingkungan internalnya. Surat elektronik tersebut kemudian diketahui oleh publik dan ''pink slime'' pun digunakan oleh media-media.<ref name="reut Whistle">{{Cite news|title=Scientist who coined "Pink Slime" reluctant whistleblower|url=https://www.reuters.com/article/us-food-slime-scientist-idUSBRE82N0AG20120325|date=2012-03-25|access-date=2020-01-21|last=Gillam|first=C.|work=Reuters}}</ref>


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
Penggunaan ''pink slime'' dalam produk-produk olahan daging sapi menuai kontroversi. Setelah liputan khusus yang ditayangkan oleh ABC News tersebut, [[Kementerian Pertanian Amerika Serikat]] (USDA) mengizinkan kantin sekolah-sekolah untuk menghentikan penggunaan ''pink slime'' di dalam makanan yang mereka sajikan.<ref>{{Cite news|title=Vote for the Dinner Party|url=https://www.nytimes.com/2012/10/14/magazine/why-californias-proposition-37-should-matter-to-anyone-who-cares-about-food.html|newspaper=The New York Times|date=2012-10-10|access-date=2020-01-21|first=M.|last=Pollan}}</ref>
Penggunaan ''pink slime'' dalam produk-produk olahan daging sapi menuai kontroversi. ABC News menanyangkan sebuah liputan mengenai ''pink slime'' pada tahun 2012. Reporter ABC News, Jim Avila, meliput mengenai aktivitas produksi daging dari perusahaan [[Beef Products]] yang berpusat di [[Dakota Selatan]]. Di dalam Setelah liputan khusus yang ditayangkan oleh ABC News tersebut, USDA mengizinkan kantin sekolah-sekolah untuk menghentikan penggunaan ''pink slime'' di dalam makanan yang mereka sajikan.<ref name="nyt Vote">{{Cite news|title=Vote for the Dinner Party|url=https://www.nytimes.com/2012/10/14/magazine/why-californias-proposition-37-should-matter-to-anyone-who-cares-about-food.html|newspaper=The New York Times|date=2012-10-10|access-date=2020-01-21|first=M.|last=Pollan}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 21 Januari 2020 19.55

Pink slime adalah produk sampingan dari produksi daging yang digunakan sebagai bahan aditif dalam produk-produk olahan daging. Pink slime terbuat dari daging-daging yang menempel pada lemak yang ikut terbuang pada saat pemotongan daging.[1] Pink slime disebut pula lean finely textured beef [LFTB], "daging sapi halus rendah lemak", finely textured beef, "daging sapi halus", atau boneless lean beef trimmings.[2][3][4] Pada tahun 2012, kantor berita ABC News membuat liputan mengenai produk daging ini. Liputan tersebut menuai kontroversi dengan beberapa produsen daging sapi di Amerika Serikat menganggap bahwa ABC menampilkan citra buruk bagi produk mereka sementara sebagian masyarakat menolak pencampuran pink slime ke dalam produk daging yang mereka konsumsi.[5]

Nama

Pink slime (bahasa Inggris untuk "lumpur/bubur merah muda") dicetuskan oleh mikrobiolog Amerika Serikat, Gerald Zirnstein. Zirnstein pada tahun 2002 bekerja sebagai ilmuwan di Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) dan menangani penelitian pemerintah mengenai aktivitas produksi daging sapi giling. Zirnstein menggunakan istilah tersebut untuk menyebut bahan aditif dari daging-daging sisa yang kemudian dimasukkan ke produk daging giling. Ia awalnya hanya menggunakan istilah ini di dalam komunikasi surat elektronik lingkungan internalnya. Surat elektronik tersebut kemudian diketahui oleh publik dan pink slime pun digunakan oleh media-media.[6]

Kontroversi

Penggunaan pink slime dalam produk-produk olahan daging sapi menuai kontroversi. ABC News menanyangkan sebuah liputan mengenai pink slime pada tahun 2012. Reporter ABC News, Jim Avila, meliput mengenai aktivitas produksi daging dari perusahaan Beef Products yang berpusat di Dakota Selatan. Di dalam Setelah liputan khusus yang ditayangkan oleh ABC News tersebut, USDA mengizinkan kantin sekolah-sekolah untuk menghentikan penggunaan pink slime di dalam makanan yang mereka sajikan.[7]

Referensi

  1. ^ "What is Pink Slime?". LiveScience. 2012-03-22. Diakses tanggal 2020-01-05. 
  2. ^ Taylor, K. (2017-06-28). "The $5.7 billion 'pink slime' lawsuit against ABC was settled, leaving the beef company feeling 'vindicated'". Business Insider Singapore. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  3. ^ Cooper, B. (2014-06-03). "Derided beef product once referred to as 'pink slime' making a comeback". The Kansas City Star. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  4. ^ Engber, D. (2012-10-25). "The Branding—and Rebranding, and Re-Rebranding—of Pink Slime". Slate Magazine. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  5. ^ Berr, J. (2017-08-10). "Disney "pink slime" lawsuit settled for whopping $177 million". CBS News. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  6. ^ Gillam, C. (2012-03-25). "Scientist who coined "Pink Slime" reluctant whistleblower". Reuters. Diakses tanggal 2020-01-21. 
  7. ^ Pollan, M. (2012-10-10). "Vote for the Dinner Party". The New York Times. Diakses tanggal 2020-01-21.